ANTARA - Mancanegara |
Jet Tempur Austria Lacak Balon "yang Melarikan Diri" Posted: 08 May 2011 08:03 PM PDT Wina (ANTARA News) - Angkatan Bersenjata Austria akhir pekan lalu melakukan tindakan yang tak biasa dengan mengerahkan jet tempur Euro guna melacak balon yang berisi udara panas dan "melarikan diri", demikian laporan Austrian Broadcasting (ORF), Ahad (8/5). Menurut laporan tersebut, balon yang berisi udara panas itu, dengan diameter 10 meter dan 40 tinggi meter, "melarikan diri" dari tempat pameran di Provinsi Linz, Austria timur-laut, pada Sabtu pagi (7/5) dan segera membubung sampai ketinggian 3.000 meter. Balon itu adalah karya seorang mahasiswa di University of the Arts, Linz. Tiga jet tempur Euro kemudian dikerahkan ke udara setelah peringatan dikeluarkan buat pesawat lain yang terbang di wilayah tersebut. Jet tempur itu diperintahkan untuk menembak jatuh balon tersebut di daerah tertentu. Pada pukul 14:20 waktu setempat, balon itu ditemukan pada ketinggian 14.500 meter di sebelah utara provinsi Graz di Austria timur. Namun jet tempur tersebut tak melepaskan tembakan sebab pecahan balon atau pecahan bom bisa membahayakan orang yang tinggal di daerah itu. Pada pukul 15:30 waktu setempat, balon tersebut memasuki daerah pegunungan dan meninggalkan Austria. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Anggota Parlemen Global Akan Dukung Negara Kurang Berkembang Posted: 08 May 2011 08:00 PM PDT Istanbul (ANTARA News) - Sebanyak 160 anggota dewan legislatif dari berbagai belahan dunia menjanjikan dukungan di Istanbul, Turki, Ahad (9/5), untuk mendukung program aksi baru guna menetapkan jalur yang lebih ambisius buat sedikitnya 48 negara kurang berkembang di dunia. Mereka menyampaikan komitmen itu di Forum Parlementer di Istanbul pada Ahad, sehari sebelum dimulainya Konferensi PBB Keempat mengenai Negara Kurang Berkembang, yang diselenggarakan di Istanbul dari 9 dan 13 Mei. Anggota dewan legislatif memuji rancangan dokumen yang untuk pertama kali mengakui peran kuat parlemen dalam pembangunan Negara Kurang Berkembang (LDC). "Masalah yang menggarisbawahi di LDC adalah pemerintahan. Itu berarti hubungan kekuasaan yang miring, kurangnya keterwakilan kelompok miskin dan yang lain, dan lemahnya pertanggungjawaban secara keseluruhan," kata Sekretaris Jenderal Uni Antar-Parlemen (IPU) Anders Johnsson di forum tersebut. Semua anggota parlemen yang hadir juga menyampaikan komitmen mengenai kajian proses lembaga parlemen mereka masing-masing dengan tinjauan untuk membantu arus utama program aksi baru itu di semua tingkat pembuat kebijakan. "Takkan lagi satu rencana buat LDC berdiri sendirian saja hingga terlupakan," kata Mehmet Ali Sahin, Ketua Majelis Agung Nasional Turki, tuan-rumah bersama forum tersebut dengan IPU. "Kami akan bekerja lebih keras untuk memastikan semua parlemen ikut dalam aksi itu dan bekerja sama dengan mitra pembangunan, termasuk masyarakat sipil, guna mendukung penerapannya," tambahnya. Forum itu adalah puncak dari serangkaian konsultasi, yang dikenal sebagai jalur parlementer, guna memberi masukan kepada konferensi LDC PBB. Forum tersebut juga menyaksikan peluncuran proyek bersama PBB-IPU guna membantu parlemen LDC dalam mengatasi sebagian keregangan kemampuan yang telah lama membuat lemah fungsi perwakilan, legislatif dan pengawasan mereka. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan