KOMPASentertainment |
Posted: 16 Apr 2011 03:42 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com -- Mendapatkan peran nyeleneh dalam sebuah film, tentu menjadi sebuah tantangan bagi seorang aktris. Apapun dilakukan demi mendapatkan penghayatan yang maksimal. Tawaran itu juga sempat datang kepada bintang film Ada Apa Dengan Cinta?, Titi Kamal. Diakui Titi, ia sempat mendapat tawaran untuk memerankan orang pesakitan, yang terbaring lemah, dengan rambut plontos. Untuk memerankan orang pesakitan sih bukan masalah, tapi tuntutan terakhir membuat isti Christian Sugiono ini agak sulit menerimanya. Mau tak mau Titi memilih menolak, meskipun dijanjikan tawaran honornya yang menggiurkan. "Memang sempat mendapatkan tawaran akting, tapi karena mereka menuntutnya rambut benar-benar harus dipotong habis atau gundul, mendingan saya menolaknya langsung, karena aku tidak mau botak," ungkap Titi Kamal di sela-sela peluncuran produk sampo di Jakarta, Jumat (15/4/2011). Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
FPI: Selain Film "?", "13 Cara Memanggil Setan" Juga Sesat Posted: 16 Apr 2011 02:44 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com -- Tak hanya menyoroti film "?" (Tanda Tanya) karya sutradara Hanung Bramantyo, Front Pembela Islam (FPI) juga membidik film 13 Cara Memanggil Setan. Ketua FPI DPD-DKI Jakarta, Habib Salim Umar Alattas menilai bahwa film yang diproduser Ki Kusumo itu adalah film yang menyesatkan. "Kami anggap ini sesat. Yang namanya memanggil setan itu musrik, apalagi film ini bikin orang-orang pada kesurupan," tegasnya kepada Kompas.com di Jakarta, Sabtu (16/4/2011). Salim juga menyesalkan produser Ki Kusumo telah memproduksi film yang mengandung unsur sesat tersebut. "Ya dia kan mengerti agama, semestinya tidak bikin film beginian dong. Emangnya situ mau manggil-manggil setan," kata Salim. Misi Liberal Sementara itu, menyoroti beredarnya film "?" (Tanda Tanya) yang disutradarai Hanung Bramantyo, pria yang disapa Habib Selon ini menilai isu dalam film "?" sudah mengarah ke penodaan agama. "Ada misi liberal di dalamnya," tegas Salim. Menurutnya, kecaman yang dilontarkan FPI tak jauh berbeda dengan apa yang diutarakan Ketua Bidang Seni dan Budaya MUI Pusat, Cholil Ridwan, yang menyebut film dengan bintang Revalina S Temat itu santer berbau faham pluralis. "Kami (FPI) mendukung MUI, benar itu. Karena bagaimana pun film ini menyesatkan. Tim penyelidik kami sudah menontonnya, film ini ternyata mengajarkan yang tidak benar," tekan Salim. Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Eksekutif The Wahid Institute, Yenny Wahid, sempat menyampaikan tanggapannya terkait polemik mengenai film "?" belakangan ini. Menurutnya, para penonton film "?", karya sutradara Hanung Bramantyo, sebaiknya menangkap pesan yang disampaikan melalui film itu secara keseluruhan, tidak sepenggal-sepenggal. "Kalau dilihat secara sepenggal-sepenggal, memang bisa terjadi kontroversi. Coba lihat keseluruhan. Film ini ingin memberikan pesan, setiap orang mencari jalan Tuhan. Masing-masing ada jalannya sendiri. Satu hal, bersikap baik ke sesama manusia," tutur perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini, pekan lalu. Menanggapi kritik terhadap film terbarunya, "?", Hanung mengaku sangat terbuka dengan kritik yang dilayangkan terhadap filmnya tersebut. Menurut dia, dengan hadirnya kritik, justru ia akan semakin getol menyebarkan semangat Bhinneka Tunggal Ika melalui film. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPASentertainment To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan