ANTARA - Hiburan |
Tugas Produser Beri Pilihan Terbaik ke Masyarakat Posted: 26 Apr 2011 02:24 AM PDT "Dalam sejarah film Indonesia tidak ada sama sekali yang mengangkat tentang kultur masyarakat yang hidup di laut." Berita Terkait "Masyarakat diberi pilihan, kalau mereka mau mencari yang terbaik mereka akan pilih yang terbaik. Itu tugas produser film, memberikan pilihan," kata Garin di Jakarta, Selasa. Garin mengatakan hal tersebut usai rilis perdana film "The Mirror Never Lies" yang mengangkat kisah Suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, yang menempatkan Garin menjadi salah seorang produsernya bersama Nadine Chandrawinata. Hal itu dikatakannya menanggapi produksi film nasional saat ini yang lebih banyak mengangkat genre horor dan mengandung unsur pornografi. Film "The Mirror Never Lies" disutradarai putri Garin, Kamila Andini, menceritakan kehidupan warga Suku Bajo yang tinggal di laut dengan kearifan lokalnya untuk menjaga kekayaan alam. Menurut Garin, film mengenai pantai banyak dibuat namun hampir tidak ada yang mengangkat kehidupan orang yang tinggal di laut. "Bahkan, dalam sejarah film Indonesia tidak ada sama sekali yang mengangkat tentang kultur masyarakat yang hidup di laut," ujar pria bernama lengkap Garin Nugroho Riyanto itu. Anggota Dewan Pers periode 1997-2010 itu mengemukakan pula, lewat film yang menceritakan tentang kultur laut, maka penonton bisa lebih mengenal budaya masyarakat Suku Bajo, dan yang terpenting adalah mengenal laut serta kekayaan hayati yang dikandungnya. "Bangsa kita bangsa pelaut tapi tidak penah tahu kehidupan pelaut seperti itu, hal yang sederhana tapi apresiasinya sangat bagus. Kita tidak pernah mengenal laut dengan baik," ujarnya. Film "The Mirror Never Lies" yang dibintangi Atiqah Hasiholan, Reza Rahardian dan tiga anak Suku Bajo, yaitu Gita Novalista, Eko dan Zainal telah meraih penghargaan Honorable Mention dari Global Film Initiative pada 14 April 2011. Film hasil kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Wakatobi, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, dan SET Film Works itu akan tayang perdana di Jakarta dan lima kota lainnya, serta Wakatobi. Editor: Priyambodo RH Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Siapa Perancang Gaun Pengantin Kate? Posted: 26 Apr 2011 02:02 AM PDT London (ANTARA News) - Salah satu rahasia terbesar di Inggris saat ini yakni siapa yang bakal merancang gaun pengantin Kate Middleton? Santer beredar rumor bahwa desainer Sophie Cranston - pendiri label Libelula menjadi calon kuat. Sementara ada spekulasi yang juga terungkap bahwa sejumlah perancang busana masuk nominasi yakni Sarah Burton dari Alexander McQueen, Bruce Oldfield, Phillipa Lepley dan Alice Temperley, sebagaimana dikutip dari laman Guardian. Libelula, bahasa Spanyol yang berarti capung, mulai dikenal pada tahun 2002. Middleton telah menjadi penggemar Libelula. Terakhir kali ia mengenakan mantel beludru gaun hitam rancangan Cranston ke pesta pernikahan seorang temannya pada Januari lalu. Estetika gaunnya banyak terinspirasi dari gaya tahun 1920-an dan 1930-an. "Jelas ada sejumlah besar spekulasi dan gosip. Secara pribadi, saya pikir akan luar biasa jika ia memakai McQueen," kata Sarah Clark, editor fesyen senior di majalah Glamour. "Ini pasti akan menjadi pilihan berani untuk Kate." Merek-merek yang berkaitan dengan Kate Middleton sudah bernilai komersial. Setelah ia berbelanja di Chelsea pekan lalu, penjualan gaun hitam lengan pendek meroket sebesar 90 persen, menurut laman StyleCompare. Penjualan tas coklat mencapai peningkatan sampai 60 persen di Radley dan Paul's Boutique. Ketika Kate mengenakan gaun sutra biru saat mengumumkan pertunangannya pada November lalu, nama desainer Brasil Daniella Helayel tiba-tiba meroket secara global. Penjualan sepatu bot hitam setinggi lutut yang kerap dipakai Kate telah mengalami lonjakan. Debenhams telah mengumumkan penjualan replika cincin pertunangannya. Pakar mode di StyleCompare, Julia Rebaudo mengatakan Middleton dapat saja tampil feminin dengan memilih gaun hasil rancangan Alice Temperley. "Kita akan melihat gaun dengan manik-manik dan bordir tangan," katanya. "Kalau saja Kate tampil berjalan dengan gaun rancangan Alexander McQueen, maka kita beroleh penampilan yang anggun. Sementara rancangan Burton lebih menampilkan sisi feminin. Akan tetapi jika Alice Temperley yang dipilih maka muncul penampilan bercita rasa romantis dan bohemian," katanya. Lady Diana punya desainer favorit, yakni Jasper Conran dan Bruce Oldfield. Keduanya menampilkan gaya lebih tradisional dan bersahaja. Sejumlah ahli fesyen menyatakan Middleton akan coba menjauhkan diri dari warisan Diana. Ia ingin tampil beda dan populer. "Kate ingin tampil sebagai putri kerajaan yang modern karena gayanya selama cenderung lebih modis. Meskipun ia mengaku dirinya tidak terobsesi dengan tren mode. Tentu ini berbeda dengan gaya Putria Diana," kata ahli fesyen itu. Sementara pengamat mode dari majalah Harper's Bazaar, Clare Coulson mengatakan Middleton lebih terasa pas bila tampil konservatif mengingat kondisi perekonomian yang masih dilanda resesi. "Kate tidak bisa begitu saja tampil berlebihan karena situasi resesi," katanya. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan