ANTARA - Mancanegara |
Blair: Perubahan di Mesir Baik untuk Timur Tengah Posted: 01 Feb 2011 08:47 PM PST Saya tidak berpikir mayoritas rakyat ikut dalam Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir ... Berita Terkait Namun Balir juga memperingatkan "kekhawatiran nyata" mengenai gerakan yang terjadi saat ini dapat memicu adanya kelompok garis keras atau kekuatan Islam yang mengambil alih kekuasaan di beberapa negara. Dengan adanya kemungkinan tersebut maka Barat harus waspada. "Terjadi suatu proses perubahan yang saya pikir akan memberi dampak ke seluruh kawasan. Rakyat menginginkan sistem pemerintahan yang berbeda dan mereka akan mendapatkannya. Pertanyaannya kemudian, apa yang muncul setelah itu?" katanya kepada CNN, Selasa. Meski memuji peran Presiden Mesir Hosni Mubarak dalam proses perdamaian di Timur Tengah selama ini, ia mengatakan, mengerti mengenai keinginan rakyat untuk menggulingkan presiden mereka. "Saya tidak berpikir pihak Barat perlu malu dengan fakta bahwa mereka punya hubungan kerja yang sangat dekat dengan Mubarak dalam proses perdamaian... namun di saat yang sama, Barat juga mendesak perubahan dengan Mesir," katanya saat diwawancarai oleh Piers Morgan seperti dikutip AFP. Saat ditanya mengenai kemungkinan aksi serupa di Yaman, ia memperingatkan: "Saya pikir di negara lain di kawasan, hal tersebut benar, akan ada kekhawatiran nyata mengenai apa yang akan terjadi bila kevakuman kekuasaan muncul, "Dan karena itulah mengapa sejak lama saya mengatakan bahwa apa yang seharusnya dilakukan pihak barat --barat yang saya maksud adalah Amerika dan Eropa-- ialah kita sebaiknya menjadi mitra perubahan." Di Mesir, kelompok Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Islam) adalah gerakan yang harus diwasapadai meskipun mereka tidak mencerminkan kebanyakan pandangan rakyat Mesir katanya. "Saya tidak berpikir mayoritas rakyat ikut dalam Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Di sisi lain apa yang harus selalu diperhatikan adalah mereka (IM) sangat tertata rapi," katanya. "Anda tahu mereka terorganisasi. Sementara mereka yang berada di jalan saat ini, banyak di antaranya hanya punya niat namun belum terorganisasi dalam partai politik." Editor: Bambang Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Prancis Sita Pesawat Keluarga Ben Ali Posted: 01 Feb 2011 08:29 PM PST Berita Terkait Uni Eropa Senin lalu telah sepakat untuk membekukan aset milik Ben Ali dan isterinya setelah ia terguling dari kekuasaan bulan lalu dalam pergolakan rakyat. Prancis telah memulai penyelidikan awal terhadap asetnya di negara itu, sebagaimana dikutip dari Reuters. Pesawat itu disita sebagai bagian dari penyelidikan tersebut, yang dimulai setelah organisasi-organisasi swadaya masyarakat mengajukan tuntutan perkara untuk mendapatkan aset Ben Ali di Prancis untuk dikembalikan ke pemerintah Tunisia jika terbukti bahwa aset itu diperoleh secara tidak sah. Satu sumber polisi mengatakan pesawat itu adalah sebuah jet pembom kecil. Pesawat itu disita di bandara Le Bourget, tempat pesawat itu telah diparkir selama beberapa hari, kantor penuntut tersebut merinci. Ketiga LSM itu, Transparansi Internasioal, Sherpa dan Komisi Arab untuk Hak-hak Asasi Manusia, mengatakan pemimpin Tunisia yang dipecat itu dan keluarganya memiliki propertinya sendiri yang berharga di sejumlah lokasi utama di Paris dan juga aset bank yang besar. Ben Ali dan keluarganya memiliki saham di banyak perusahaan dan industri Tunisia dalam dua dasawarsa berkuasanya, termasuk di hotel, bank, ekspor tuna, konstruksi dan farmasi. Editor: AA Ariwibowo Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan