ANTARA - Hiburan |
Enam "Naga" Meriahkan Cap Go Meh Pontianak Posted: 01 Feb 2011 05:40 AM PST Pontianak (ANTARA News) - Sebanyak enam reflika "naga" dari yayasan sosial pemadam kebakaran di Kota Pontianak akan memeriahkan perayaan Cap Go Meh 2562, kata Ketua Panitia Cap Go Meh 2011 Simon Budianto. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price."Hingga hari ini sudah enam naga yang memastikan akan tampil pada perayaan Cap Go Meh, Kamis (17/2) mendatang," kata Simon Budianto yang juga sebagai Ketua Yayasan Bhakti Suci Kota Pontianak, Selasa. Keenam reflika naga yang akan memeriahkan Cap Go Meh tersebut, yaitu dari Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) Panca Bhakti, YPK Budi Pekerti, YPK Khatulistiwa, YPK Merdeka, YPK Siaga, dan YPK BPAS Siantan. Simon menjelaskan, tema perayaan Cap Go Meh tahun 2011 yaitu "Cinta Budaya Nusantara Dalam Rangka Perayaan Cap Go Meh". Tema itu diangkat karena perayaan itu nantinya akan dirangkai dengan budaya dari etnis lain yang ada di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya sehingga bisa menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal maupun luar untuk berkunjung ke kota itu. "Kami telah mengirim surat kepada semua paguyuban, seperti paguyuban Banten, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, Majelis Adat Budaya Melayu, Dewan Adat Dayak, dan perkumpulan Reog Ponorogo dan budaya lainnya untuk ikut bersama-sama dalam pawai perayaan Cap Go Meh," kata Simon. Menurut Ketua Panitia Cap Go Meh, agar perayaan masyarakat Tionghoa itu tidak mengganggu karnaval peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, pihaknya akan menghindari agar kedua perayaan besar itu tidak berada dalam satu lokasi. "Kami jamin hal itu tidak terjadi, karena sudah diatur oleh kepolisian," katanya. Adapun agenda perayaan Cap Go Meh 2562, di antaranya, pada Selasa (15/2) keenam naga itu akan melakukan ritual "naga buka mata" di Kelenteng Kwan Ya Keng di Jalan Diponegoro mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB atau setelah karnaval peringatan Nabi Muhammad oleh Front Pembela Islam Kota Pontianak. Pada Rabu (16/2) keenam naga yang telah melakukan ritual buka mata, akan melakukan kunjungan ke Kantor Wali Kota Pontianak, Markas Kodam XII/TPR, gedung DPRD, Kantor Gubernur dan Markas Polda Kalbar dari pukul 09.00 WIB-11.00 WIB. Malamnya naga tersebut akan berkunjung ke rumah Ketua Umum YBS. Kemudian, pada hari puncaknya, mulai pukul 08.00 WIB-11.00 WIB para naga itu melakukan kunjungan ke donator, kemudian pukul 13.00 WIB para naga, barongsai dan berbagai kesenian dari multi etnis akan melakukan karnaval mulai di depan Kelenteng Kwan Ya Keng di Jalan Diponegoro - Gajah Mada - Hijas - Tanjungpura - Gajah Mada dan seesai di Jalan Agus Salim. "Malam harinya kami akan mengarak kembali keenam naga itu hanya di seputaran Jalan Gajah Mada satu alur, satu jalurnya lagi untuk penonton. Dipilihnya malam, karena selain lebih meriah karena reflika naga itu dihiasi lampu, juga suasananya lebih bagus," kata Simon. Setelah itu, Jumat (18/2) para naga akan melakukan ritual tutup mata di Kelenteng Kwan Ya Keng, kemudian dibawa ke Kompleks Pemakaman Yayasan Bhakti Suci di Jalan Adisucipto Kabupaten Kubu Raya untuk menjalani ritual bakar naga. "Mudah-mudahan perayaan Cap Go Meh tahun ini lebih meriah dari tahun sebelumnya, agar bisa bermanfaat bagi iklim pariwisata dan membawa keberkahan bagi masyarakat Tionghoa dan masyarakat lainnya," katanya. Kepolisian Resor Kota Pontianak dan Pemerintah Kota Pontianak mengatur karnaval peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan perayaan Cap Go Meh 2562, yang awali dengan ritual naga buka mata agar tidak terjadi benturan dari kedua belah pihak penyelenggara. "Aturan itu kami buat, agar karnaval peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang akan diselenggarakan oleh FPI Kota Pontianak dan ritual naga buka mata tidak terjadi bentrokan," kata Kepala Polresta Pontianak Komisaris Besar (Pol) Muharrom Riyadi. Selain mengatur, Polresta Pontianak dan Kantor Kementerian Agama Kota setempat juga mengeluarkan imbauan bersama agar masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing menjelang Imlek, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Cap Go Meh 2562. Salah satu imbauan bersama itu, yaitu larangan permainan petasan atau sejenis peledak lainnya, karena melanggar aturan. "Kalau ada yang menggunakan petasan atau peledak lainnya akan kami tertibkan, kecuali sebelumnya telah minta izin ke kami," kata Muharrom. Polresta Pontianak mengerahkan sekitar 795 personel polisi dan mendirikan 13 pos pengamanan yang tersebar di titik-titik rawan gangguan kriminalitas dan pusat kegiatan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Pengamanan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2011 dengan sandi "Operasi Liong Kapuas 2011" yang dimulai pada 2-18 Februari atau 17 hari kerja. "Pada dasarnya kami siap mengamankan tiga acara besar itu, asalkan semua masyarakat bisa melaksanakannya dengan tertib sehingga bisa berjalan dengan lancar. Kalau ada pihak-pihaknya akan berusaha memperkeruh masalah langsung kami ambil tindakan hukum, " ujarnya.(*) (U.A057/N005) Editor: Ruslan Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Ayo ke Kulon Progo, Ada "Kembul Sewu Dulur" Posted: 01 Feb 2011 04:48 AM PST Ritual memandikan kuda lumping ini menggambarkan aktivitas Mbah Bei Kayangan yang berpofesi sebagai pawang kuda Prabu Brawijaya Berita Terkait Video Terkait "Upacara ini untuk mengenang dan menghargai jasa Mbah Bei Kayangan setiap hari Rabu terakhir di bulan Sapar, bersamaan dengan tradisi merti Bendung Kayangan, atau yang lebih dikenal dengan nama kegiatan tradisi Kembul Sewu Dulur Saparan Rebo Pungkasan Bendung Kayangan," kata Kepala Seksi Pelayanan Data dan Informasi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo Hera Suwanto, di Wates, Selasa. Ia mengatakan kegiatan ini biasanya dimulai dengan kirab kelompok kesenian, pembawa sesaji dan kenduri, tamu undangan, dan warga umum. "Para peserta kirab secara bersama menuju ke lokasi bendungan, dan berkumpul di pinggir sungai, kemudian kelompok-kelompok kesenian menggelar pentas seni di hadapan para tamu dan masyarakat umum," katanya. Prosesi ritual upacara adat Kembul Sewu Dulur Saparan Rebo Pungkasan Bendung Kayangan meliputi memandikan sejumlah kuda lumping di sungai atau bendungan. "Ritual memandikan kuda lumping ini menggambarkan aktivitas Mbah Bei Kayangan yang berpofesi sebagai pawang kuda Prabu Brawijaya," katanya. Ia mengatakan, setelah ritual memandikan kuda lumping, acara dilanjutkan dengan kenduri Saparan. Berbagai menu sesaji dan makanan tradisional yang dibawa warga masyarakat sudah tertata rapi di pinggir bendungan, kemudian dibagikan kepada seluruh pengunjung setelah didoakan oleh pemangku adat. Menurut dia, disamping menunjukkan kebersamaan, Kembul Sewu Dulur atau makan bersama seribu saudara juga sebagai simbol dari rasa syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemakmuran. Keunikan dari upacara ini adalah menyajikan hidangan khas rakyat misalnya nasi liwet, ingkung ayam, dan sayur gudangan, dan tersedia pula dua menu yang tidak bakal dijumpai di hari-hari biasa yakni bothok lele, dan panggang ikan mas atau telur ceplok tanpa garam. "Bothok lele dan panggang ikan emas adalah hidangan wajib dalam kenduri Saparan ini," kata Hera. Editor: Aditia Maruli Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan