Sabtu, 1 Jun 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Kampanye peningkatan konsumsi susu di Yogyakarta

Posted: 01 Jun 2013 07:42 AM PDT

Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan anak yang berasal dari sejumlah pendidikan anak usia dini di Yogyakarta berkumpul di Taman Pintar untuk memperingati Hari Susu Nusantara sekaligus berkampanye mendorong peningkatan konsumsi susu di Indonesia.

"Konsumsi susu di masyarakat masih rendah dan belum semua anak-anak rutin mengonsumsi susu setiap harinya. Hanya keluarga yang sadar akan pentingnya susu, memberikan susu secara rutin kepada anak-anaknya. Karenanya, konsumsi susu harus terus didorong agar semakin meningkat," kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum MK Pontjosiwi dalam peringatan Hari Susu Nusantara di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, susu sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk mendukung tumbuh kembang dan kesehatan tubuh sehingga prestasi anak tidak terganggu dan anak tersebut tumbuh menjadi generasi yang berguna untuk bangsanya.

Berdasarkan data nasional, konsumsi susu oleh masyarakat Indonesia rata-rata hanya mencapai 12 liter per tahun atau sekitar satu liter per bulan dan hanya sekitar 30 cubic centimeter (cc) per hari.

"Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia masih kalah jauh dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Indonesia berada di bawah Vietnam dan Filipina," kata Dokter Penyuluh Nutrisi PAUD Timur Taman Pintar Joko Pramono.

Ia mengatakan, susu memiliki unsur gizi yang lengkap di antaranya protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.

Namun demikian, lanjut dia, tidak berarti bahwa hanya dengan mengonsumsi susu sudah memenuhi kebutuhan tubuh untuk tumbuh dan berkembang tetapi juga membutuhkan sayur, buah dan makanan lain dalam jumlah yang seimbang.

Ia menambahkan, konsumsi susu ideal untuk tiap anak berbeda-beda karena sangat tergantung dari berat badan dan aktivitas yang dijalani oleh anak-anak.

"Yang perlu diperhatikan, adalah anak-anak sebaiknya rutin mengonsumsi susu setiap hari. Apabila anak tidak suka susu, ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar anak tetap mengonsumsi susu," kata Joko yang tergabung dalam "One Earth Foundation" itu.

Terlebih, lanjut Joko, ada berbagai jenis susu dan produk olahannya yang kini sudah banyak dijual di pasaran.

"Selain anak-anak, orang tua juga perlu mengonsumsi susu agar tidak mengalami osteoporosis," katanya.

Sedangkan Direktur Industrial Sarihusada Roachmat Suhappy yang menginisiasi peringatan Hari Susu Nusantara di Taman Pintar mengatakan, seluruh anak dan orang tua yang terlibat dalam kegiatan tersebut akan menjadi duta konsumsi makanan bergizi.

"Makanan bergizi sangat penting untuk menentukan kualitas manusia. Khususnya saat di kandungan hingga berusia lima tahun. Dalam usia tersebut, anak harus memperoleh gizi yang baik," katanya.

Menurut dia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta, One Earth Integral Foundation, Forum Dokter, pengajar dan psikolog melaksanakan kegiatan edukasi  'Ayo Melek Gizi' ini.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat minum susu.

Selain kampanye minum susu bersama, peringatan Hari Susu Nusantara tersebut juga diisi berbagai kegiatan seni dan lomba menghias makanan bergizi berbahan pangan lokal.

Dalam Hari Susu Nusantara ini juga dilaksanakan kampanye minum susu bersama siswa sekolah dasar di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan dan Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kab. Sleman. Demo pasteurisasi susu juga dilakukan di tengah masyarakat yang mayoritas dihadiri ibu-ibu. Demo ini ditujukan agar keluarga-keluarga di kawasan lereng merapi yang merupakan peternak sapi perah semakin terbiasa mengkonsumsi susu.

Kegiatan kampanye minum susu di Umbulharjo dan di Purwobinangun diselenggarakan melalui kerjasama bersama Yayasan Temali yang merupakan mitra Sarihusada dalam menjalankan program CSR di desa-desa di Gunung Merapi.


(E013)

28 perguruan tinggi ikuti kompetisi muatan roket

Posted: 01 Jun 2013 07:17 AM PDT

Garut (ANTARA News) - Sebanyak 55 tim dari 28 perguruan tinggi di Indonesia mengikuti Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2013 di lapangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu.

Ketua Panitia Pelaksana Komurindo 2013, Uke Kurniawan Usman, mengatakan tim yang ikut kompetisi itu merupakan peserta pada putaran final yang berlangsung mulai 31 Mei hingga 2 Juni 2013.

"Pada kompetisi Komurindo 2013 terdapat dua kategori yang diperlombakan, yaitu muatan payload dan kategori roket EDF," kata Uke dalam sambutannya.

Ia mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk menumbuh-kembangkan rasa persatuan, nasionalisme dan cinta kedirgantaraan pada mahasiswa dan masyarakat umum.

Selain itu, lanjut dia, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam rancang bangun, pengujian roket dan muatannya serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam teknologi penginderaan jauh dan sistem otomasi robotika pada muatan roket.

"Maka peserta junjung tinggi kebersamaan dan sportivitas pertandingan guna kemajuan dan kemandirian Bangsa Indonesia," katanya.

Sementara itu, Rektor Insitute Teknologi Telkom, AT. Hanuranto, mengatakan penyelenggara Komurindo 2013 sebagai sarana untuk mengajak, mendidik dan menarik minat mahasiswa dalam rangka menyiapkan bibit unggul peneliti dan ahli peroketan di Indonesia.

Ia mengatakan, Komurindo yang dilaksanakan setiap tahun sejak 2009 tersebut merupakan program kompetisi kemahasiswaan yang diselenggarakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia.

"Diharapkan dapat menumbuh-kembangkan kemampuan mahasiswa dalam hal rancang bangun teknologi peroketan, baik dari sisi roket maupun muatannya mulai dari tahapan desain, membuat, menguji hingga uji terbang," katanya.

Menurut dia, melalui pemahaman perilaku roket peluncur akan membuat mahasiswa mampu memahami teknologi peroketan dan melahirkan satelit Indonesia yang diciptakan oleh bangsa Indonesia.

"Muatan hasil rancang bangun mahasiswa ini dapat menjadi cikal bakal lahirnya satelit Indonesia hasil karya bangsa sendiri secara mandiri," kata Hanuranto.

(KR-FPM/T007)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan