Selasa, 9 April 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Perbatasan Korut Tertutup untuk Turis

Posted: 10 Apr 2013 03:20 AM PDT

Perbatasan Korut Tertutup untuk Turis

Rabu, 10 April 2013 | 10:20 WIB

DANDONG, KOMPAS.com — Pelintasan perbatasan terbesar antara Korea Utara dan China telah ditutup untuk rombongan wisatawan, kata seorang pejabat China, Rabu (10/4/2013), saat ketegangan nuklir meningkat. Namun, perjalanan untuk urusan bisnis masih diperbolehkan.

Seorang pejabat di Kantor Perbatasan Dandong, yang tidak mau menyebutkan namanya, mengatakan kepada AFP, "Agen-agen perjalanan tidak diperbolehkan untuk membawa rombongan wisatawan ke sana (Korea Utara) karena Pemerintah Korea Utara kini meminta orang asing untuk meninggalkan negara itu. Sejauh yang saya tahu, para pelaku bisnis dapat masuk dan meninggalkan Korea Utara dengan bebas," tambahnya.

China merupakan sekutu utama satu-satunya bagi Korea Utara dan penyedia sebagian besar barang perdagangan dan bantuan. Sebagian besar bisnis itu melewati Dandong.

Seorang perempuan bermarga Wu di sebuah agen perjalanan di kota itu mengatakan, pemerintah kota mengatakan pada hari Selasa bahwa karena ketegangan di Pyongyang, perusahaan perjalanan Dandong tidak dapat melakukan perjalanan wisata ke Korea Utara mulai hari Rabu. "Itu benar-benar (keputusan) Korea Utara karena biro perjalanan mengatakan kepada kami 'Korea Utara kini tidak lagi mengizinkan rombongan tur masuk'," kata perempuan itu.

Seorang fotografer AFP di perbatasan itu pada Rabu melihat sejumlah mobil dan kendaraan yang lebih besar melewati jembatan sungai Yalu yang menandai perbatasan di kedua arah.

Kemarin, Pyongyang menyarankan kepada warga asing untuk meninggalkan Korea Selatan karena Semenanjung Korea sedang menuju perang "nuklir". Pekan lalu Pemerintah Korea Utara juga memperingatkan kedutaan besar di Pyongyang untuk mempertimbangkan langkah evakuasi karena pihaknya tidak dapat menjamin keamanan para diplomat "jika konflik terjadi". Namun, pernyataan itu secara luas hanya dianggap sebagai retorika kosong. Sebagian besar kantor kedutaan di sana menegaskan, mereka tidak punya rencana untuk menarik personelnya.

Semenanjung Korea telah berada dalam siklus ketegangan militer yang meningkat sejak uji coba nuklir ketiga Korut pada Februari, yang memicu sanksi keras PBB. Retorika perang Pyongyang telah mencapai puncaknya beberapa pekan terakhir. Korut hampir setiap hari melontar ancaman serangan terhadap pangkalan militer AS dan Korea Selatan. Ancaman itu merupakan tanggapan terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan-AS yang sedang berlangsung.

Editor :

Egidius Patnistik

Krisis Korut Bisa Tidak Terkendali

Posted: 10 Apr 2013 02:35 AM PDT

Krisis Korut Bisa Tidak Terkendali

Rabu, 10 April 2013 | 09:35 WIB

BBC

Sekjen PBB, Ban Ki moon mendesak Korea Utara untuk menghentikan seruan provokatifnya.

TERKAIT:

ROMA, KOMPAS.com — Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan krisis yang terjadi di Semenanjung Korea bisa menjadi "tidak terkendali". Dia kembali mendesak Korea Utara untuk menurunkan "retorika provokatif"-nya dan tetap membuka kompleks industri Kaesong yang dikelola bersama antara Korut dan Korsel.

"Jika sebuah insiden kecil terjadi karena salah perhitungan dan penilaian, maka itu akan menciptakan situasi yang tidak terkendali," kata Ban saat berbicara kepada wartawan di Roma, Italia.

Ban juga mengatakan, Kaesong yang menjadi contoh sukses kerja sama antara Utara dan Selatan harus tetap dibuka. "Tempat ini seharusnya tidak boleh terpengaruh oleh berbagai keputusan politik. Ini merupakan tempat yang murni ekonomi."

Pada hari Selasa, karyawan asal Korea Utara tidak datang bekerja ke Kaesong dan membuat sejumlah proyek kerja sama antara Utara dan Selatan berhenti.

Peringatkan warga asing

Pada hari Selasa (9/4/2013) Korut juga kembali memperingatkan warga asing di Korsel untuk meninggalkan negara itu. Komite Perdamaian Asia Pasifik di Pyongnyang mengatakan, situasi di Semenanjung Korea sedang menuju perang nuklir. "Jika perang terjadi, kami tidak ingin warga asing yang tinggal di Korsel terluka," bunyi pernyataan mereka.

Mereka juga mendesak semua lembaga, perusahaan, dan turis asing melakukan langkah evakuasi.

Peringatan serupa pernah disampaikan pada hari Jumat pekan lalu. Saat itu Pyongyang mengatakan, mereka tidak lagi bisa menjamin keselamatan staf kedutaan asing di negara itu saat perang terjadi. Hari ini adalah batas tenggat waktu yang diberikan Korea Utara bagi perwakilan asing menarik staf dan warga negara mereka dari dua Korea.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan