Isnin, 25 Mac 2013

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Konglomerat Rusia gantung diri di London

Posted: 25 Mar 2013 09:07 PM PDT

London (ANTARA News) - Hasil otopsi atas tubuh konglomerat Rusia dan pengkritik utama Kremlin, Boris Berezovsky, menunjukkan penyebab kematian sang konglomerat adalah gantung diri.

Buron Rusia berusia 67 tahun yang lari ke Inggris itu ditemukan mati di mansion-nya di Ascot, barat kota London, Sabtu lalu.

"Ahli patologi tidak menemukan apa-apa yang menunjukkan adanya kekerasan," kutip satu pernyataan tertulis Kepolisian Thames Valley seperti dilaporkan AFP.

Polisi menyatakan tak ada indikasi orang lain terlibat dalam kematian ini. "Saya tegaskan lagi untuk saat ini kami tak memiliki bukti adanya keterlibatan pihak ketiga," kata Kepala Detektif Thames Valley Kevin Brown.

Berezovsky, yang lolos dari setidaknya satu kali usaha pembunuhan, ditemukan meninggal dunia di lantai kamar mandi rumah mewahnya di Ascot.

Pengawal pribadinya mendobrak kamar mandi setelah selama beberapa jam konglomerat Rusia tak menjawab panggilannya.

Para sejawatnya mengatakan beberapa bulan terakhir Berezovsky terlihat depresi karena kalah sengketa hukum bernilai jutaan poundsterling dengan Roman Abramovich, konglomerat Rusia lainnya yang juga pemilik klub sepakbola Chelsea.

Berezovsky mengajukan gugatan senilai lebih dari 3 miliar poundsterling kepada Abramovich karena memeras dan ingkar kesepakatan dalam satu kontrak perminyakan.

Jaksa menolak gugatan Berezovsky ini, sementara majalah Forbes melaporkan Berezovsky mengaku kepada seorang jurnalis bernama Ilya Zhegulev bahwa dia ingin sekali kembali ke Rusia.

Mengingat kawan dekatnya yang juga sama-sama pengkritik Kremlin, Alexander Litvinenko, dibunuh oleh racun radioaktif di London pada 2006, maka kepolisian Inggris akan terus menyelidiki kematian Berezovsky ini, demikian AFP.


Taliban mau dialog dengan pemerintah Afghanistan

Posted: 25 Mar 2013 07:30 PM PDT

Kabul (ANTARA News) - Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Senin (25/3), mengatakan anggota tertentu Taliban bersedia mengadakan pembicaraan dengan pemerintah dan dewan perdamaiannya.

"Kami tahu Taliban ingin berbicara dengan Pemerintah Afghanistan dan Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan," kata Karzai  dalam pernyataan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry yang sedang berkunjung ke negara itu.

Kantor berita Xinhua melaporkan, Presiden Afghanistan tersebut mengatakan ia akan melakukan perjalanan resmi ke Negara Teluk, Qatar, selama dua hari, untuk mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Qatar mengenai dibukanya kantor penghubung Taliban di sana.

Karzai dan pemimpin lain Afghanistan telah berulangkali menawarkan pembicaraan perdamaian dengan Taliban. Namun, kelompok santri itu dengan tegas telah menolak tawaran tersebut, dan mengatakan takkan ada pembicaraan sampai tentara asing pergi dari negeri itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan