Selasa, 25 Disember 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


GP Ansor Turunkan 20.000 Anggota di Jatim

Posted: 25 Dec 2012 08:12 AM PST

Pengamanan Natal

GP Ansor Turunkan 20.000 Anggota di Jatim

Penulis : Harry Susilo | Selasa, 25 Desember 2012 | 16:12 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Gerakan Pemuda Ansor mengerahkan 20.000 anggota untuk membantu pengamanan perayaan Natal di Jawa Timur.

Pengamanan dilakukan dari 23 Desember hingga 28 Desember. Ketua GP Ansor Pengurus Wilayah Jatim Alfa Isnaini mengatakan, sebanyak 20.000 personel tersebut disebar di seluruh gereja di wilayah Jatim agar pelaksanaan ibadah Natal berlangsung aman.

"Wewenang pengamanan ada di kepolisian, kami hanya membantu agar perayaan Natal tetap aman," ujar Alfa, Selasa (25/12/2012).

Alfa menambahkan, anggota GP Ansor dari tahun ke tahun turut serta membantu pengamanan Natal sebagai bentuk toleransi antarumat beragama dan memastikan keberlangsungan pluralisme di Indonesia tetap terjaga.

Menurut Alfa, fokus pengamanan Natal GP Ansor adalah tempat ibadah.

Di Surabaya, misalnya, anggota GP Ansor terlihat mengamankan pelaksanaan misa dan ibadah Natal di sejumlah gereja besar, seperti Katedral dan Bethany.

Editor :

Tjahja Gunawan Diredja

Tangga Gereja Roboh, Tujuh Jemaat Cedera

Posted: 25 Dec 2012 08:06 AM PST

PONTIANAK, KOMPAS.com — Prosesi ibadat di Gereja Katolik Santo Mikhael, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Selasa (25/12/2012), diliputi duka menyusul robohnya tangga utama gereja tersebut dan menimpa sejumlah jemaat sesaat sebelum ibadah dimulai.

Akibat peristiwa tersebut, sebanyak tujuh anak dan sejumlah ibu-ibu mengalami cedera serius hingga harus dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Tini, anggota DPRD Ketapang yang ikut dalam pelaksanaan ibadat tersebut, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat jemaat baru berdatangan untuk mengikuti misa. Namun, tak disangka-sangka, tangga yang mereka lewati untuk masuk gereja roboh.

"Anak-anak dan ibu-ibu yang lewat tangga tersebut ada yang tertimpa tangga sehingga mereka mengalami cedera. Sebab, tangga tersebut merupakan kayu belian," kata Tini saat dikonfirmasi Tribun Pontianak (Tribunnews Network) melalui sambungan telepon.

Gereja yang dibangun sekitar tahun 1994 tersebut memang berbentuk panggung dengan ketinggian mencapai 2 meter. Untuk sampai ke dalam gereja, jemaat harus melalui tangga.

Tini mengatakan, karena kondisinya sudah tua, sebagian konstruksi bangunannya banyak yang rapuh. Umat di daerah itu pun berencana melakukan pembangunan gereja baru. Sayangnya, dana yang mereka kumpulkan belum mencukupi sehingga pembangunan gereja belum bisa direalisasikan.

"Maka dari itu, kami berharap kepada pemerintah bisa memberikan bantuan untuk mendukung pembangunan gereja di sini," katanya.

Dewan Paroki Gereja Santo Mikhael, Apolo, membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. Dikatakannya, saat ini jemaat yang mengalami cedera akibat tertimpa tangga sudah mendapat penanganan di puskesmas.

"Saya juga sempat terkejut dengan robohnya tangga tersebut karena saat roboh suaranya sangat nyaring kemudian ada teriakan dari anak-anak dan jemaat lain yang terkejut," tandasnya.

Dia juga berharap kepada pemerintah bisa memberikan sumbangan untuk pembangunan gereja di kawasan tersebut.

"Sebagian materialnya sudah ada, tetapi karena belum cukup anggarannya kita tunda dulu pembangunannya, dan kita pergunakan gereja lama untuk ibadah. Namun, tak disangka justru tangganya roboh," tegasnya.

Kendati sempat terjadi musibah, pelaksanaan misa di gereja tersebut berlangsung khidmat. Seusai melaksanakan ibadat, jemaat terpaksa harus turun dari tangga belakang gereja lantaran tangga utama sudah roboh dan tak dapat dilalui.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan