Selasa, 25 Disember 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Negara Kaya Baru Tambah Iuran untuk PBB

Posted: 26 Dec 2012 04:14 AM PST

NEW YORK, KOMPAS.com - China, Brasil, India dan beberapa negara yang ekonominya tengah menanjak telah sepakat untuk menambah iuran mereka untuk PBB, saat lembaga dunia itu akan mengesahkan anggaran barunya pekan ini.

Negara-negara kaya baru ini akan iuran lebih besar di saat krisis ekonomi membuat negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis dan juga Jepang memotong kontribusi iuran mereka.

Iuran negara-negara anggota PBB disesuaikan dengan kontribusi ekonomi negara itu terhadap pendapatan nasional bruto secara global (GNI).

Dengan perhitungan ini maka China akan membayar tambahan 61 persen sebagai iuran untuk PBB. Jumlah ini nantinya akan berkisar antara 3,2 sampai 5,1 persen dari seluruh tambahan anggaran perubahan PBB 2012-2013 yang mencapai 5,4 miliar dollar atau sekitar Rp 52,1 triliun.

Sementara itu, peningkatan iuran Brasil mencapai 82 persen yang sama dengan 2,9 persen dari anggaran PBB. Sedangkan iuran tahunan India akan menutup 0,66 persen anggaran PBB dan iuran Rusia akan meningkat hingga 52 persen.

Meski sejumlah negara menaikkan iurannya, Amerika Serikat tetap menjadi "tulang punggung" utama PBB. Sedangkan kontribusi negara-negara maju lainnya cenderung menurun.

Jepang, yang selama ini menjadi penyumbang terbanyak kedua setelah AS, akan mengurangi kontribusinya. Nantinya, iuran Jepang hanya akan menutup 10,8 persen anggaran Jepang. Padahal awalnya Jepang mampu menanggung anggaran PBB sebesar 12,5 persen.

Demikian juga Jerman yang hanya mampu berkontribusi hingga 7,1 persen, Perancis 5,6 persen dan Inggris 5,18 persen.

"Kondisi ini diawali krisis ekonomi Eropa, namun di masa depan masih akan muncul perubahan," kata seorang diplomat Barat.

Sebagian besar anggaran PBB biasanya dihabiskan untuk membiayai berbagai operasi penjaga perdamaian, yang bisa menghabiskan biaya hingga 7,5 miliar dollar per tahun.

 

Bus Sekolah Kecelakaan, Pejabat Kota Dinonaktifkan

Posted: 26 Dec 2012 03:46 AM PST

BEIJING, KOMPAS.com - Puluhan pejabat, termasuk wakil wali kota Guixi, Provinsi Jiangxi, China dibebastugaskan untuk mempermudah upaya investigasi kecelakaan bus sekolah  yang menewaskan 11 orang anak. Demikian kantor berita Xinhua melaporkan, Rabu (26/12/2012).

Selain wakil wali kota, kepala biro pendidikan dan transportasi Guixi juga dinon-aktifkan terkait kecelakaan tragis yang terjadi pada Senin (24/12/2012) itu. Sementara itu, kepala sekolah Zhou Chun'e ,yang juga adalah pengemudi bus sekolah, saat ini ditahan polisi. Selain itu, pemerintah juga akan menutup sekolah swasta yang ternyata tak berizin itu.

Dari hasil penyelidikan sementara diketahui bahwa bus sekolah itu melaju dengan kecepatan tinggi sebelum terjun ke dalam kolam sedalam tiga meter. Polisi juga mengatakan kepala sekolah telah memodifikasi bus sekolah itu hingga bisa membawa lebih banyak penumpang.

Para korban tewas yang berusia antara empat hingga enam tahun, adalah anak-anak para pekerja migran yang tinggal bersama kakek dan nenek mereka. Demikian laporan Xinhua.

Tong Fuliang, ayah salah satu korban selamat dalam kecelakaan itu, langsung menuju ke rumah sakit begitu mendengar kecelakaan itu. Padahal, dia tengah bekerja di Provinsi Zhejiang yang berjarak sekitar 400 km dari Guixi.

"Saya akan membawanya ke Zhejiang. Meski hidup di sana akan susah, namun saya akan lebih tenang karena dia bersama kami," kata Tong.

Bus sekolah yang kelebihan kapasitas adalah hal biasa di China. Namun, penutupan sekolah-sekolah di pedasaan ikut memicu masalah ini, karena anak-anak akhirnya harus bersekolah di tempat yang lebih jauh sehingga kebutuhan akan adanya bus sekolah semakin besar.

Tahun lalu, sebuah bus sekolah yang mengangkut 62 siswa taman kanak-kanak dan dua orang dewasa bertabrakan dengan sebuah truk di kawasan pedesaan China sebelah barat. Kecelakaan itu menewaskan 19 anak-anak dan kedua orang dewasa itu.

Kepala sekolah, yang memiliki bus sekolah itu namun tidak mengendarainya, kemudian didakwa melakukan kejahatan lalu lintas dan dihukum tujuh tahun penjara.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan