Selasa, 25 Disember 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Kader Golkar Dilarang Obral Bicara soal Pencapresan Ical

Posted: 25 Dec 2012 12:25 PM PST

Kader Golkar Dilarang Obral Bicara soal Pencapresan Ical

Penulis : Sabrina Asril | Rabu, 26 Desember 2012 | 03:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menilai kritik dan masukan terkait pencalonan Ketua Umum Golkar Aburizal "Ical" Bakrie seharusnya tidak diumbar ke publik. Hal tersebut diharapkan hanya menjadi pertimbangan internal sehingga tak memperkeruh keadaan. Agung mengimbau kepada seluruh kader Golkar untuk tidak "obral" bicara.

"Kepada para kader Golkar, saya imbau agar menahan diri. Jangan obral bicara akibatnya tidak bisa menciptakan situasi kondusif," ujar Agung, Selasa (25/12/2012), usai menjenguk cucu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Rumah Sakit Pondok Indah.

Pernyataan Agung ini menyikapi surat yang disampaikan Ketua Dewan Pembina Golkar Akbar Tanjung kepada DPP Partai Golkar untuk mengevaluasi lagi pencalonan Ical sebagai capres. Akbar menetapkan batas waktu hingga Juli 2013, agar Ical mendongkrak elektabilitasnya yang selama ini terpuruk di berbagai survei.

"Kalau soal ada usulan seperti yang diusulkan pak Akbar ya boleh-boleh saja. Tapi maksudnya ini kan kemudian dibawa ke publik, harusnya cukup di internal saja," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini.

Agung khawatir jika perkara ini bergulir ke publik justru akan memperkeruh keadaan. "Juga akan berpengaruh ke elektabilitas calonnya sndiri. Sebaiknya, kalau pun ada keinginan koreksi hanya di dalam, tidak keluar," ujar Agung.

Lebih lanjut, Agung mengatakan, pencalonan Ical sebagai capres adalah harga mati. Saat ini, Ical tingga berusaha keras untuk menggenjot elektabilitasnya untuk memenangi Pemilihan Presiden 2014 mendatang. "Kalau sudah diputuskan ya sudah. Tapi kami lihat kedepan lah perkembangannya kan masih ada waktu," ungkap Agung.

Editor :

Hertanto Soebijoto

Demokrat: Masalah Ruhut Sudah Selesai Tahun 2012

Posted: 25 Dec 2012 07:15 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat sudah menutup rapat kasus perseteruan internal lantaran salah satu kadernya, Ruhut Sitompul, tidak terima dicopot dari kepengurusan Demokrat.

Hal ini diungkapkan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, Selasa (25/12/2012), usai menjenguk cucu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI).

"Sudah, sudah kita tutup di tahun 2012 dengan harapan baru di tahun depan," ujar Nurhayati.

Nurhayati merasa yakin bahwa Ruhut tidak akan lagi mengungkit-ungkit perkart ini lagi. "Saya rasa Ruhut juga tidak akan mempersoalkannya lagi karena dia seorang organisatori dan aktivis," imbuh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini.

Saat ditanyakan apakah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sudah berbicara dengan Ruhut untuk meredam konflik, Nurhayati mengaku tidak tahu. Namun, ia menilai bahwa komunikasi antara Ketua Umum dengan kader adalah suatu hal yang wajar dan tidak perlu diungkap ke publik.

"Kita menatap saja masa depan, langit akan tetap membiru," ujarnya.

Seperti diberitakan, Partai Demokrat diterpa isu konflik internal yang terjadi pascapencopotan Ruhut Sitompul dari kepengurusan partai itu.

Ruhut tidak diterima dicopot dari posisinya sebelumnya sebagai Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi. Ia menuding pencopotannya itu dilakukan lantaran dirinya meminta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum segera mundur.

Nama Anas kerap dikaitkan dengan perkara kasus dugaan korupsi di proyek Hambalang Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Meski dituding Ruhut sebagai tokoh dibalik pencopotannya, Anas tak mau berkomentar banyak. Saat ditanya wartawan, Anas mengaku hanya mau membahas hal-hal yang penting.

"Yang kita bahas yang penting-penting dulu, yang kurang penting kita bahas minggu depan," ujar Anas, Sabtu (15/12/2012) dalam jumpa pers di sela-sela acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Partai Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan