Jumaat, 30 November 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Film Corby Dibuat, Keluarga Marah

Posted: 01 Dec 2012 03:40 AM PST

ADELAIDE, KOMPAS.com - Rencana pembuatan sebuah film mengenai Schapelle Corby ditentang oleh keluarga terpidana asal Australia yang sedang menjalani hukuman di Bali tersebut.

Keluarga Corby marah, betul-betul marah karena film ini akan dibuat berdasarkan buku dimana cerita mengenai Schapelle bernada negatif

Jaringan televisi Australia Channel Nine sudah memutuskan membuat seri film berdasarkan buku yang dibuat oleh seorang wartawan investigatif.

"Keluarga Corby marah, betul-betul marah karena film ini akan dibuat berdasarkan buku dimana cerita mengenai Schapelle bernada negatif," kata seorang sumber keluarga kepada kolom Private Sydney (PS) di koran Sydney Morning Herald.  

Cerita Corby ini didasarkan pada buku Sins of the Father: The Untold Story Behind Schapelle Corby's Ill-Fated Drug Run yang ditulis oleh wartawan Fairfax Media, Eamonn Duff.

Tokoh Corby dalam film ini disebutkan akan diperankan oleh artis Hollywood, Abbie Cornish, dan sedang dicari aktor top lain untuk bermain di dalam film yang akan ditayangkan tahun depan tersebut.

Menurut PS, para sahabat dekat keluarga Corby sudah mulai melakukan berbagai pendekatan, antara lain membuat halaman di Facebook, mendesak agar penonton memberikan daftar para pemasang iklan besar di Channel Nine, dan mendesak mereka untuk berhenti beriklan di sana bila film tersebut betul-betul dibuat.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, buku tulisan Eamonn Duff ini merupakan buku ketiga yang ditulis berkenaan dengan kasus Corby, namun paling kritis.

Sejak menjalani hukuman di penjara Kerobokan di tahun 2004, lebih dari 4 juta dolar dana dihasilkan oleh berbagai pihak atas penerbitan artikel di majalah, surat kabar, televisi dan buku mengenai kisah Corby.

Wartawan Australia Kathryn Bonella, mantan produser acara televisi 60 minutes paling banyak menulis buku dan artikel mengenai Corby. Di tahun 2009, Mahkamah Agung Negara Bagian Queesland memutuskan bahwa Kejaksaan Federal tidak memiliki hak untuk menyita bayaran dan royalti senilai 280 ribu dolar (hampir 3 miliar) yang dikirim oleh penerbit Pan MacMillan ke rekening kakak ipar Corby, Wayan Widiartha di Indonesia.

Kejaksaan berpendapat bahwa dana itu merupakan hasil dari memetik keuntungan dari tindak kejahatan (Proceeds of Crime Act), namun karena dibayarkan di Bali tidak termasuk dalam jangkauan hukum Australia. Ketika itu, Kejaksaan sudah menyita 128 ribu dolar dari pembayaran awal untuk buku berjudul The Story yang ditilis Bonella.

Pan MacMillan membayar 350 ribu dolar untuk mendapatkan hak menerbitkan buku tersebut dan majalah The Australian Women Weekly membayar lagi 110 ribu dolar untuk boleh membuat serialisasinya.

Pada tahun 2008, Mercedes Corby mencapai kesepakatan rahasia yang diduga bernilai 2 juta dolar, dengan jaringan televisi Channel 7, setelah dia mengugat televisi tersebut.

Corby menggugat setelah salah satu teman terbaiknya Jodie Power mengatakan dia terlibat dalam penggunaan narkoba. Yang ironisnya menurut PS, Power sendiri mendapat bayaran 120 ribu dolar oleh Channel 7 untuk cerita tersebut. Corby masih juga mendapatkan bayaran 50 ribu dolar untuk berpose bagi majalah khusus pria, Ralph. 

AS Kritik Pembangunan Permukiman Yahudi

Posted: 01 Dec 2012 03:07 AM PST

Israel-Palestina

AS Kritik Pembangunan Permukiman Yahudi

Sabtu, 1 Desember 2012 | 11:07 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS. com — Pemerintah Amerika Serikat mengkritik Israel yang memutuskan untuk membangun 3.000 unit perumahan untuk warga Yahudi di Jerusalem Timur dan Tepi Barat.

Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, menyebut keputusan Israel yang merespons hasil voting PBB terkait status Palestina itu sebagai sebuah langkah yang kontraproduktif.

"Izinkan saya mengulangi bahwa Pemerintah AS saat ini—sama seperti pemerintahan sebelumnya—sudah menjelaskan kepada Israel bahwa langkah-langkah seperti ini menjadi langkah mundur perundingan perdamaian," kata Clinton, Sabtu (1/12/2012) waktu Indonesia

Hillary Clinton menyatakan pandangan Pemerintah AS dalam sebuah seminar yang digelar Pusat Penelitian Kebijakan Timur Tengah Saban. Dalam seminar ini, hadir Menlu Israel Avigdor Lieberman dan Menhan Ehud Barak.

"Solusi akhir terhadap jalan buntu di Gaza harus sebuah perdamaian komprehensif antara Israel dan seluruh warga Palestina di bawah kepemimpinan otoritas Palestina," tambah Clinton.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Barack Obama coba menunda keputusan untuk meningkatkan status Palestina di PBB menjadi negara pengamat nonanggota. AS menyatakan keputusan PBB itu akan menjadi ganjalan baru proses perdamaian dan status negara untuk Palestina hanya bisa dicapai melalui perundingan dengan Israel.

"Pemungutan suara pekan ini (di PBB) membuat kita semua harus beristirahat. Semua pihak harus mempertimbangkan lagi dengan hati-hati jalan di depannya," ujar Clinton.

"Jika semua pihak sudah siap kembali melakukan negosiasi secara langsung, Presiden Obama akan menjadi rekanan penuh bagi mereka," tandas Clinton.

Media di Israel melaporkan pembangunan permukiman Yahudi dilakukan di wilayah yang disengketakan di Jerusalem Timur, yaitu kawasan E1. Kawasan ini adalah sebuah koridor yang menghubungkan bagian timur Jerusalem dengan permukiman Maaleh Adumim.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan