Ahad, 30 September 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Komunitas Muslim AS Tolak Film Anti-Islam

Posted: 29 Sep 2012 11:11 PM PDT

VIRGINIA - Serangan ke Konsulat Amerika Serikat (AS) di Bengazhi, Libya terkait film anti-Islam dianggap tidak dapat diterima. Komunitas Islam di AS menolak aksi protes yang berakhir kekerasan atas film yang menghina Nabi Muhammad itu.

"Di Alquran sudah diatur untuk menangkal hal jahat harus ditangani dengan cara baik. Kami yakin sebagai warga AS dan Muslim akan kebebasan berpendapat. Tetapi kami menolak kekerasan yang mengikuti protes film anti-Islam. Itu adalah cara yang salah dalam merespons film tersebut," ujar Rizwan Jaka dari ADAMS Center, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012).

"Kita bisa menulis artikel, membuat video. Sebuah video yang baik atas respons dari video (yang menghina Nabi Muhammad) itu," lanjutnya.

Jaka menambahkan, tidak ada Muslim AS yang melakukan protes dengan cara kekerasan. "Hanya sekira 20 ribu warga yang dimanipulasi untuk melakukan protes tersebut. Sementara 1,5 milyar warga Muslim dunia tidak melakukan protes dengan cara kekerasan. Ini tidak bisa disamaratakan dengan Muslim lainnya," tambahnya.

"Kami harus mendidik rakyat dan di semua tingkat mengenai Islam. Bahkan pemimpin warga Muslim di Amerika, mengirim pesan kepada Timur Tengah untuk mendidik rakyat dan menolak kekerasan atas film tersebut," komentar Rizwan.

Sementara menurut Debra Linick dari Komunitas Yahudi Virginia menambahkan, film yang dibuat oleh warga AS tersebut tidak menunjukkan masyakarat AS sebenarnya. Bagi Debra, ini adalah masalah miskomunikasi yang terjadi di antara pihak beragama.

Insiden yang terjadi di Bengazhi, Libya, menyebabkan Duta Besar AS untuk Libya Chris stevens tewas akibat serangan terhadap gedung konsulat AS. Selain Stevens, tiga orang stafnya juga turut meregang nyawa. Kejadian berlangsung bersamaan dengan protes film "Innocent of Muslims" yang dianggap menghina Nabi Muhammad.(AUL)

Komunitas Agama AS Bersatu & Perkuat Dialog

Posted: 29 Sep 2012 08:06 PM PDT

VIRGINIA - Perbedaan agama kerap menjadi pemicu perbedaan pandangan yang terjadi di kalangan masyarakat Amerika Serikat (AS). Tetapi hal ini terus berupaya diatasi dengan dialog antar agama.

Virginia Interfaith Center menjadi salah satu contoh dalam upaya meredakan perbedaan yang ada selama ini. Tokoh-tokoh dari berbagai agama di Virginia, bersedia menceritakan pengalamannya mereka untuk dialog ini bersama dengan wartawan asing yang mengunjungi All Dulles Area Muslim Society (ADAMS) Center di Virginia.

Rizwan Jaka dari ADAMS Center mengatakan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh ADAMS Center untuk masyarakat di Virginia. Mereka pun kerap aksi sosial yang dilakukan kepada warga miskin virginia. Mereka juga membangun klinik untuk memberikan bantuan kepada semua warga, termasuk warga non-Muslim di Virginia.

Tidak hanya itu, melalui Virginia Interfaith Center, para pemimpin agama yang berbeda terus bekerja sama untuk menyingkirkan perbedaan. "Kami amat mendukung kemerdekaan beragama. Satu contoh, ada rencana dari beberapa pihak yang ingin mengajukan rancangan undang-undang anti-syariah. Komunitas Yahudi bersama komunitas Kristen di Virginia bekerja sama dengan kami untuk melawan RUU itu," ujar Rizwan Jaka, dihadapan wartawan, Virginia, Sabtu (29/9/2012), atau Minggu (30/9/2012).

"RUU itu diajukan oleh beberapa pihak yang mencurigai Muslim di Amerika Serikat ingin menerapkan hukum syariah. Kami bekerja sama untuk merespons hal tersebut, demi memastikan bahwa kebebasan beragama dapat terjadi. Jika RUU ini diloloskan maka komunitas Islam, Komunitas Yahudi, Katolik," imbuhnya.

Jaka menambahkan, pihak terus berupaya untuk menjelaskan bahwa Muslim mengikuti aturan hukum tempat dimana kami tinggal. Ini bahkan sudah diatur dalam fatwa yang dikeluarkan Badan Fatwa Amerika Utara, yang jelas sekali meminta warga Muslim di Amerika untuk mengikuti hukum di tanah tempat mereka tinggal.

Debra Linick dari Dewan Hubungan Komunitas Yahudi menyatakan, dialog yang dilakukan dalam wadah Virginia Interfaith Center ini rajin membahas isu-isu lingkungan wilayah sekitar Virginia. Linick menambahkan, apa yang dilakukan komunitas Yahudi selama ini sama persis oleh ADAMS Center. Mereka mengupayakan bantuan untuk warga miskin, memberikan akses kesehatan sepertinya halnya ADAMS Center.

Sementara Pastor Joan Bell Hayes menambahkan, pihaknya memiliki tanggung jawab dan memberikan pembelaan bagi mereka pihak yang menjadi kalangan marjinal. "Tidak peduli mereka adalah individu ataupun kelompok agama, kami mempunyai tanggung jawab untuk membela mereka yang terdiskriminasi. Kami ingin membela yang benar," tegas Pastor Hayes.(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan