Sabtu, 21 Julai 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Rempang-Galang untuk Wisata Bahari

Posted: 21 Jul 2012 08:34 AM PDT

BATAM, KOMPAS.com - Sebagian kawasan rangkaian Pulau Rempang-Galang di Kota Batam, Kepulauan Riau, akan diperuntukan bagi pengembangan wisata bahari.

"Hingga saat ini tim terpadu dari Kementerian Kehutanan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Badan Pengusahaan Batam dan Pemerintah Kota Batam, masih terus melakukan kajian tentang peruntukan kawasan tersebut. Namun dipastikan sebagian untuk pengembangan wisata bahari di Batam," kata Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ilham Eka Hartawan, di Batam, Sabtu (21/7/2012).

Ia mengatakan, peruntukan tersebut sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, meskipin hingga kini hak pengelolaaanya belum dilimpahkan ke daerah.

"Saat ini hak pengelolaanya belum dilimpahkan ke BP Batam, namun RTRW-nya sudah ada," kata Ilham.

Selain digunakan untuk kawasan wisata, kata dia, kemungkinan sebagian juga akan digunakan untuk kawasan industri ringan.

"Rempang-Galang tidak mungkin untuk galangan kapal, walaupun lahan galangan kapal di Kota Batam sudah habis. Tempatnya tidak cocok," kata dia.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan pula, pemerintah kota berencana mengembangkan sebagian perairan kawasan Rempang-Galang sebagai tempat wisata bahari, karena memiliki kekayaan ekosistem laut yang beragam.

Ia mengatakan, kawasan konservasi terumbu karang dengan luas mencapai 66.867 hektar mencakup perairan Pulau Mubud, Pulau Abang, Pulau Nguan, Pulau Karas dan Pulau Petong, juga dijadikan objek wisata bawah air.

"Kegiatan tersebut bisa sangat merusak terumbu karang, karena mencakup wilayah konservasi. Area tersebut juga tengah gencar-gencarnya dipromosikan sebagai kawasan wisata bahari," kata Ardiwinata.

Ardiwinata mengatakan, Pemkot Batam tengah membangun berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan wisata bawah air kawasan tersebut.

"Saat ini mulai banyak wisatawan yang mengetahui keindahan perairan sekitar Remapng-Galang. Kami akan mengembangkan sebagai salah satu tempat wisata utama di Batam," kata Ardiwinata.

Sumber: Antara

Kebutuhan BBM Diprediksi Melonjak

Posted: 21 Jul 2012 08:11 AM PDT

Pasokan BBM

Kebutuhan BBM Diprediksi Melonjak

Penulis : Agnes Swetta Br. Pandia | Sabtu, 21 Juli 2012 | 15:11 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) diprediksi meningkat 10-20 persen. Pertamina memastikan stok BBM di Jawa Timur dan Bali, Nusa Tenggara aman.

Asisten Customer Relation-External Relation PT Pertamina (Persero) Pemasaran dan Niaga Region V, Rustam Aji, Sabtu (21/7/2012) mengatakan, Pertamina akan mempersiapkan suplai BBM secara terencana, melalui berbagai sumber baik pasokan dari darat maupun laut, baik suplai domestik maupun impor di Jatim, sebagai tujuan mudik.

Meningkatnya kebutuhan BBM selama Ramadhan dan Idul Fitri 1433 Hijriah, diantisipasi PT Pertamina (Persero) Pemasaran dan Niaga Region V. Pertamina telah membuat penambahan rencana penyaluran ke SPBU di wilayah Jatim.

Untuk Agustus 2012, Pertamina telah membuat penambahan rencana penyaluran meningkat 10 persen dari Juli. Penyaluran akan dilakukan ke 828 SPBU di wilayah Jatim.

Rustam menambahkan penyaluran premium pada semester I/ 2012 di Jatim, rata-rata 304.100 kiloliter per bulan. Diprediksi, penyaluran premium pada Agustus mencapai 334.600 kl. Sementara solar, diperkirakan mencapai 158.300 kl, turun dibandingkan penyaluran rata-rata pada semester I/2012 sebesar 166.600 kl per bulan.

Selain suplai, Pertamina juga memperbanyak outlet penjualan bahan bakar non-subsidi. "Langkah ini merupakan persiapan di sektor transportasi darat selama Ramadhan dan Idul Fitri," katanya.

Selain suplai untuk BBM subsidi premium dan solar, Pertamina juga telah memperbanyak outlet untuk penjualan bahan bakar khusus non-subsidi pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, di SPBU-SPBU di Jatim.

Saat ini, dari 828 SPBU di Jatim 66 persen atau 548 SPBU telah menyediakan bahan bakar khusus nonsubsidi.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan