Selasa, 5 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Ekspansi KPR BNI Syariah Capai Rp3 T

Posted: 05 Jun 2012 11:25 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menambah target akhir tahun pembiayaan rumah (KPR). Target meningkat Rp200 miliar dari target awal.

"Kami berharap bisa tembus Rp3 triliun," kata Executive Vice President BNI Syariah, Kukuh Rahardjo, kepada Republika, Rabu (6/6). Target sebelumnya BNI Syariah mematok Rp2,8 triliun.

Hal ini dilakukan mengingat pertengahan bulan ini Bank Indonesia akan memberikan pembatasan uang muka pada pembiayaan rumah tipe 70 di bank konvensional. Tentunya hal ini menjadi peluang bagi bank syariah untuk meningkatkan pembiayaan rumah serta pertumbuhannya.

Pertumbuhan KPR di BNI Syariah cukup baik. Pada akhir tahun lalu KPR berada di posisi Rp2,2 triliun. Pembiayaan ini mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen. Hingga April, pembiayaan rumah di BNI Syariah mencapai Rp2,6 triliun.

BNI Syariah tetap proaktif dalam mengembangkan pembiayaan rumah berbasis syariah tersebut. Diharapkan pertumbuhan setelah aturan BI keluar bisa mengalami peningkatan hingga 30-40 persen.

Jelang keluarnya aturan mengenai uang muka di bank konvensional tersebut, BNI Syariah telah mempersiapkan diri dengan melakukan sinergi dengan perusahaan induk, BNI. Perusahaan induk ini telah setuju memasukkan pembiayaan syariah ke rencana pembiayaan dengan developer.

"Bila BNI memiliki keterbatasan dengan aturan BI, maka BNI Syariah menjadi alternatif bagi developer," ungkap Kukuh. Namun hal ini bukan berarti ada perpindahan kerja sama. BNI Syariah hanya menjadi alternatif bagi developer jika BNI tidak bisa masuk karena terhambat aturan.

Soal Insiden Penembakan, Istana: Papua Masih Labil

Posted: 05 Jun 2012 11:19 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Insiden penembakan oleh orang tak dikenal kembali terjadi di Papua pada Selasa malam (5/6). Peristiwa tersebut menewaskan tiga orang warga di tiga lokasi berbeda.

Menanggapi hal ini, pihak istana beranggapan penembakan yang berkali-kali terjadi menunjukkan kondisi di Papua yang belum sepenuhnya aman. "Ini menunjukan kondisi di Papua, baik Papua Barat dan Papua masih sangat labil," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha saat ditemui di Bina Graha, Rabu (6/6).

Ia mengatakan kondisi itu juga memperlihatkan masih adanya kelompok pengacau yang berkeliaran. Hal ini, harus disikapi dan diambil tindakan dengan tegas.

"Kalau tidak ditindak tegas, akan terus-menerus terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan. Ini tidak boleh terjadi," katanya.

Pihaknya juga menyatakan laporan mengenai penembakan itu sudah masuk ke telinga presiden. Langkah berikutnya adalah melakukan investigasi terhadap kebenaran peristiwa tersebut.

Dari informasi yang diperoleh dari Kemenkopolhukam, penembakan terjadi di Papua pada 22.00 WIT oleh orang tidak dikenal di tiga tempat berbeda. Ada tiga korban yang saat ini dirawat di UGD RSUND Dok-2 Jayapura.

Adapun nama korban yakni:

Iqbal Rifai (22 tahun).  Ia ditembak di jalan Sam Ratulangi Jayapura, depan kantor Dishub Provinsi Papua.

Hardi Jayanto (22 tahun). Ia ditembak di jalan Sam Ratulangi Jayapura, depan kantor Dishub Provinsi Papua.

Pratu Frangki Kune (25 tahun). Ia ditembak di jalan Abepura Entrop (Perum Pemda 1 Entrop/depan CV Thomas) mengalami luka tembak di leher (tembus).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan