Sabtu, 14 April 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Bank Sampah Bermunculan di Palembang

Posted: 14 Apr 2012 08:30 AM PDT

Pengelolaan Sampah

Bank Sampah Bermunculan di Palembang

Irene Sarwindaningrum | Nasru Alam Aziz | Sabtu, 14 April 2012 | 15:30 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com -- Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya meresmikan bank sampah di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/4/2012). Bank sampah yang dikelola warga Perumahan Griya Bahagia tersebut merupakan bank sampah yang kelima di Kota Palembang.

Dibuka pada 9 Desember 2011, bank sampah Griya Bahagia merupakan bentuk pengelolaan sampah di tingkat lokal. Bank sampah tersebut menerima sampah kering dan basah untuk diolah.

Sampah kering berupa kertas, plastik, dan kemasan dijual pada pengepul serta sebagian dibuat menjadi barang kerajinan. Adapun sampah basah diolah menjadi pupuk kompos.

Kerajinan dari sampah ini pernah diajarkan perajin dari Yogyakarta yang telah lebih dulu membuat kerajinan dari sampah. Dari lima bank sampah di Palembang, bank sampah Griya Bahagia dinilai paling berhasil karena hingga saat ini masih aktif. 

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar sempat mencoba rompi sampah hasil kerajinan bank sampah Griya Bahagia. "Di Indonesia ada tiga kota yang bersaing dalam menggerakkan bank sampah, yaitu Palembang, Surabaya, dan Malang," katanya.

Operasi bank sampah mirip dengan bank sesungguhnya, yaitu nasabah menyetor sampah dan dicatat dalam rekening masing-masing. Sampah tesebut dijual pada pengepul dan hasil penjualan dibagikan kembali pada nasabah. Saat ini sudah ada 75 nasabah di Bank Sampah Griya Bahagia yang dikelola tujuh ibu-ibu warga sekitar.

Wali Kota Palembang Eddy Santana mengatakan, Pemerintah Kota Palembang berencana menambah satu bank sampah lagi dalam tahun ini.

Jika tetap aktif, bank sampah dinilai efektif mengurangi sampah kota, karena pengolahan langsung dilakukan di tingkat lingkungan. Pemkot Palembang berencana menggerakkan pendirian bank sampah di tiap RT yang jumlahnya mencapai 4.800 unit.

Terganggu Jiwanya, Kakek Bakar Ratusan Rumah

Posted: 14 Apr 2012 08:14 AM PDT

Terganggu Jiwanya, Kakek Bakar Ratusan Rumah

Hendra Cipto | A. Wisnubrata | Sabtu, 14 April 2012 | 15:14 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang kakek yang diduga mengalami gangguan jiwa, Daeng Gassing nekat membakar dirinya beserta ratusan rumah di tiga kompleks berbeda, Jumat (13/04/2012) malam. Bahkan, Asrama Kesdam VII Wirabuana ikut terbakar dan ratusan jiwa kehilangan tempat tinggal.

Kebakaran besar itu terjadi di perumahan padat penduduk di Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Mariso, Makassar. Seratusan unit rumah termasuk asrama Kesdam VII Wirabuana menjadi puing diamuk sijago merah.

Kebakaran bermula dari aksi bakar diri yang dilakukan Daeng Gassing di rumahnya yang berada di Jalan Asal Mula. Lelaki paruh baya ini nekat membakar diri di rumahnya yang terbuat dari bahan kayu. Dengan cepat, api membesar dan merambat ke rumah-rumah di sekitarnya yang saling berimpitan.

Puluhan unit armada kebakaran Kota Makassar dikerahkan dan api berhasil dikuasai setelah tiga jam. Setelah api padam, warga mulai mengais-ngai puing-puing kebakaran dan menemukan ongokan daging yang diduga kuat sebagai tubuh Daeng Gassing. Selanjutnya, daging manusia tersebut di bawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk di autopsi.

Menurut tetangga Daeng Gassing, Daeng Katti, yang juga korban kebakaran ini mengatakan, Daeng Gassing sudah beberapa hari sebelumnya mengancam akan bunuh diri. Namun selalu berhasil digagalkan keluarganya.

Daeng Gassing tinggal di rumah panggung itu bersama anak dan cucunya di kolong rumah. Saat kejadian, anak dan cucu Daeng Gassing tidak berada di rumah. "Tempat tidurnya disiram bensin lalu dia membakar diri. Adik saya mau menolong, tetapi dia malah didorong," ungkap Daeng Katti.

Sementara itu, Kepala Polsekta Mariso, Komisaris Polisi Irene Rieuwpassa menuturkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. Namun informasi yang beredar di sekitar lokasi kejadian menyebutkan, penyebab kebaran akibat seorang kakek bakar diri.

"Onggokan daging hangus terbakar sudah kita bawa ke RS Bhayangkara untuk di autopsi," tuturnya.

Hingga Sabtu (14/04/2012) siang, para korban kebakaran masih mengais-ngais puing-puing rumahnya yang hangus terbakar. Bahkan, para korban kebakaran meminta sumbangan di jalan di sekitar lokasi kebakaran. Para korban kebakaran pun memasang tenda darurat untuk berlindung dari panas dan hujan serta membuat dapur umum.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan