KOMPAS.com - Internasional |
Obama Bertemu Noda di Gedung Putih 30 April Posted: 18 Apr 2012 03:57 AM PDT Obama Bertemu Noda di Gedung Putih 30 April R. Adhi Kusumaputra | Robert Adhi Ksp | Rabu, 18 April 2012 | 10:57 WIB Foto: WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda di Washington, 30 April, dalam pertemuan pertema mereka sejak peluncuran roket Korea Utara. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney hari Selasa waktu setempat atau hari Rabu WIB menyebutkan, "Obama ingin membahas "masalah-masalah bilateral, regional, dan global lebih mendalam, termasuk Aliansi Keamanan AS-Jepang, persoalan perdagangan dan ekonomi, dan memperdalam kerja sama bilateral." "Kedua pemimpin juga akan mendiskusikan masalah keamanan regional dan global," kata Carney dalam pernyataannya. Peluncuran roket Korea Utara termasuk dalam agenda pembahasan. Pertemuan 30 April akan menjadi pembicaraan empat mata kedua antarkedua pemimpin, dan pertemuan pertama di Gedung Putih. Yoshihiko Noda menjadi PM Jepang Agustus 2011. Pertemuan Obama-Noda sebelumnya dilakukan September tahun lalu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York. Korea Utara mengklaim peluncuran roketnya minggu lalu sebagai bagian dari peringatan kelahiran 100 tahun pemimpin Korea Utara Kim Il-Sung. Kini sang cucu, Kim Jong-Un yang mengambil alih kekuasaan di negeri itu. AS dan sekutunya menyatakan, tes misil jarak jauh itu dilarang dalam resolusi PBB. Peluncuran roket itu gagal setelah roket hancur berkeping-keping dan jatuh ke laut. |
Malaysia Akan Borong Persenjataan Rusia Posted: 18 Apr 2012 03:39 AM PDT KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia dikabarkan akan segera memborong berbagai persenjataan buatan Rusia, mulai dari rudal portabel sampai kapal perang berpeluru kendali. Negosiasi pembelian persenjataan ini terus berlangsung. Demikian dikatakan Viktor Komardin, Deputi Kepala Rosoboronexport—perusahaan eksportir senjata milik negara dari Rusia, di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (17/4/2012), seperti dikutip RIA Novosti. Menurut dia, Malaysia sudah mendekati proses negosiasi final untuk membeli sistem rudal antitank Kornet, rudal panggul antipesawat Igla, dan masih terus bernegosiasi untuk membeli kapal perang berpeluru kendali dan kapal-kapal patroli. Komardin menambahkan, Rusia siap menjual lisensi pembuatan kapal berpeluru kendali kelas Molniya dan kapal patroli kelas Mirazh untuk dibuat di galangan kapal Malaysia sendiri. "Malaysia tertarik dengan kapal-kapal (kelas) Molniya dan Mirazh kami. Ini mengacu pada pembuatan oleh mereka sendiri di bawah lisensi di galangan-galangan kapal mereka, seiring dengan telah majunya sektor pembuata kapal di Malaysia," tutur Komardin. Kapal perang kelas Molniya adalah kapal jenis korvet hasil pengembangan kapal perang kelas Tarantul. Kapal sepanjang 56,1 meter ini dilengkapi dengan sistem radar dan persenjataan terbaru, termasuk rudal antikapal P-270 Moskit-E (SS-N-22 Sunburn) dan rudal antipesawat Igla. Selain Malaysia, Vietnam lebih dulu membeli kapal kelas ini. Vietnam juga dikabarkan membeli lisensi untuk membuat sendiri kapal-kapal perang ini. Federasi Ilmuwan Amerika (www.fas.org) menyebut kapal kelas Molniya ini dirancang untuk melakukan pertempuran laut melawan kapal permukaan. Ukurannya yang relatif kecil membuat kapal ini bisa bermanuver lincah dan menyatu dengan keramaian kapal nelayan atau kapal barang kecil di dekat wilayah pesisir, sehingga susah dilacak dan ditembak. Dengan Malaysia dan Vietnam, dua negara pengklaim Kepulauan Spratly, memiliki kapal ini, situasi konflik di kawasan Laut China Selatan bisa makin memanas. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan