Sabtu, 19 November 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


"Jalan" 21 Kali, Paula Verhoeven Derita Kaki Lecet

Posted: 19 Nov 2011 09:06 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com -- Para peragawati benar-benar bekerja ekstrakeras selama Jakarta Fashion Week yang berlangsung pada 12-18 November 2011. Salah satu model yang tampil pada pekan mode itu adalah Paula Verhoeven (24). Dalam sepekan itu ia melenggang di catwalk sampai tak kurang dari 21 kali.

Dalam sehari, para model bisa tampil tiga kali. Paula dan kawan-kawan sudah siap berhias pukul 05.30 dan acara baru selesai pukul 22.00 bahkan sampai pukul 24.00.

"Kaki saya lecet sejak hari pertama," kata Paula, Jumat (18/11) siang, saat beristirahat sebelum tampil pada malam penutupan. Pantesan, bagian atas tumit masih terlihat ditutup plester.

Meski kaki lecet, toh nyatanya model bertinggi 183 sentimeter itu tetap berjalan dengan anggun. Dia juga tidak mengeluh dan tetap profesional. "Ada memang sepatu jenis killer shoes. Kalau enggak hati-hati, kaki bisa lecet, keseleo atau kram. Tapi, semuanya masih terkendali," katanya

Model asal Semarang, Jawa Tengah, itu memuji penyelenggara yang tahun ini tampak siap. Ada tim medis yang siap setiap saat. "Kalau ada model yang luka atau keseleo bisa ditangani. Bahkan, ada pijat refleksi. Syukur enggak ada kejadian aneh-aneh."

Syukur juga tidak ada killer shoes, hanya kaki sedikit lecet. (XAR)

Full content generated by Get Full RSS.

Akira Jimbo: Jazz Berbumbu Gamelan

Posted: 19 Nov 2011 09:06 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Akira Jimbo (52), penabuh drum yang pernah mendukung band Casiopea, itu akan datang ke Jakarta dan Yogyakarta dalam "One Man Orchestra Performance". Akira akan tampil di Wisma Nusantara, Jakarta, Senin (21/11/2011) malam dan Auditorium Magister Manajemen UGM, Yogyakarta, Selasa (22/11/2011) malam.

Akira akan memainkan hybrid drum. Ini adalah gaya yang mengombinasikan drum akustik dan drum elektrik Yamaha. Dengan perangkat itu, ia akan memainkan melodi dan harmoni seorang diri.

Sudah tiga kali ini Akira datang ke Yogyakarta, pernahkah seniman Jepang ini mendengar gamelan? "Ya, pernah. Gamelan sangat eksotis dan merupakan alat musik dengan tangga nada yang unik. Gamelan itu seperti perkusi serta perpaduan antara melodi dan rhythm. Menurut saya, itu sangat luar biasa," kata Akira lewat surat elektronik kepada Tony Prasetiantono selaku pendukung acara Akira di Yogyakarta.

Akira membayangkan, perpaduan modern fusion jazz dengan gamelan pasti sangat menyenangkan. "Akan tetapi, karena tidak ada pemain gamelan di Jepang, saya belum pernah mendapat kesempatan untuk memadukan keduanya," katanya.

Namun, Akira merasa terbantu oleh teknologi, yaitu dengan penggunaan sumber bunyi dari sampel suara gamelan yang bisa juga dimasukkan ke dalam drum digital DTX Module. Sampel gamelan itu disebutnya sebagai bumbu yang akan sangat menarik. Bayangkan, jazz berbumbu gamelan. (XAR)

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan