Sabtu, 19 November 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Penyelesaian Papua, Janji SBY pada Obama

Posted: 19 Nov 2011 07:24 AM PST

BALI, KOMPAS.com - Beberapa kasus yang terjadi di Papua menjadi sorotan tersendiri bagi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di depan media peliput Konferensi Tingkat TInggi (KTT) ke-19 ASEAN dan Asia Timur, Sabtu (19/11/2011), SBY menegaskan telah memerintahkan aparat penegak hukum untuk bekerja sama menangani semua masalah di Papua, dengan cara-cara yang sesuai prosedur.

Saya sudah memberikan perintah untuk menyelesaikan masalah Papua dengan cara bijak dan sesuai aturan. Saya janji, hukum itu pasti ditegakkan di Papua.

-- Susilo Bambang Yudhoyono

Bahkan, di depan Presiden AS, Barack Obama, Presiden SBY mengakui, sudah berjanji akan menegakkan aturan hukum.

"Saya sudah memberikan perintah untuk menyelesaikan masalah Papua dengan cara bijak dan sesuai aturan. Saya janji, hukum itu pasti ditegakkan di Papua. Saya katakan pada beliau kalau ada anggota militer atau Polri yang melanggar hukum, melanggar HAM, ada pengadilan dan kita buktikan itu. Jangan ada immunitas, jangan ada kekebalan, lakukan proses hukum," ujar Presiden.

Di sisi lain, Presiden berharap negara-negara di belahan dunia sadar dan mengerti kalau di Papua ada gerakan separatis ataupun sesl-sel bersenjata yang sangat berbahaya. Di sana, TNI diserang. Begitu juga anggota polisi dan rakyat, juga pekerja sendiri diserang secara membai buta. Di saat itulah, dirinya meminta pengertian dunia untuk memberikan kesempatan pada orang-orang yang diserang untuk membela diri.

"Saya pikir, kalau dalam kondisi membela diri, itu berarti bukan pelanggaran HAM ataupun kejahatan. Tapi, kalau dalam pelaksanannya ada yang melebihi ketentuan dan kepatutan, tentu saja akan ditindak sesuai prosedur, pokoknya yang melewati sisi proporsional akan segera dilakukan investigasi secara menyeluruh," imbuh SBY.

Mengenai urusan integritas Papua, Presiden menyatakan tidak ada toleransi lagi untuk urusan seperti itu.

"Saya bersyukur, karena AS dan Australia mendukung dan mengakui integritas teritorial Indonesia, termasuk Papua," ujarnya. (Nurfahmi Budi)

Full content generated by Get Full RSS.

"Ibu Pergi Tanpa Pesan Terakhir"....

Posted: 19 Nov 2011 05:34 AM PST

"Ibu Pergi Tanpa Pesan Terakhir"....

Indra Akuntono | Latief | Sabtu, 19 November 2011 | 16:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nur Aini Mahdiati Hidayat, istri dari Menteri Perindustrian MS Hidayat, meninggal dunia tanpa meninggalkan pesan. Hal itu diungkapkan Nayaka, putra kelima almarhumah, kepada para wartawan, Sabtu (19/11/2011), di rumah duka.

Menurut Nayaka, Nur Aini merupakan figur seorang ibu yang menguatkan dan mendidik keluarganya. Khususnya dalam karir ayaha mereka sampai menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

"Ibu yang membuat kita semua sampai seperti saat ini," ungkap Nayaka.

Ia dan seluruh keluarga besarnya tidak menyangka jika ibunda mereka meninggal dunia. Selain karena tidak ada tanda-tanda mengidap penyakit tertentu, juga karena sosok Nur Aini yang dikenal ramah dan mengayomi.

"Tidak ada yang menyangka, ibu pergi tanpa sempat meninggalkan pesan terakhir," katanya.

Seperti diberitakan, Nur Aini Mahdiati Hidayat, tutup usia, Sabtu (19/11/2011) pagi tadi, di Surabaya. Almarhumah lahir di Yogyakarta, 7 Desember 1946. Selama hidupnya, Nur Aini dikenal aktif berorganisasi dan kegiatan sosial. Terakhir, almarhumah aktif sebagai anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu II dan penasehat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Perindustrian.

Saat ini jenazah almarhumah tengah selesai disemayamkan di rumah duka, Jl. Sisingamaraja 27-29, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pukul 16.00 sore ini jenazah rencananya akan langsung dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan