Ahad, 6 November 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Melawan, 6 WNI Bebas dari Sekapan Perompak

Posted: 07 Nov 2011 03:19 AM PST

Melawan, 6 WNI Bebas dari Sekapan Perompak

| Kistyarini | Senin, 7 November 2011 | 11:19 WIB

TAIPEI, KOMPAS.com — Enam warga negara Indonesia (WNI) berhasil melepaskan diri dari penyanderaan para perompak Somalia, seperti dilansir Taiwannews, Minggu (6/11/2011).

Keenam WNI merupakan awak Chin Yi Wen, sebuah kapal ikan berbendera Taiwan, yang dibajak di Samudra Hindia. Kapal itu berawak 28 orang, yang terdiri dari sembilan WN China, delapan WN Filipina, enam WN Indonesia, dan lima WN Vietnam.

Kapal itu kehilangan kontak pada Jumat (4/11/2011) dan diyakini menjadi korban bajak laut Somalia.

Mengutip Badan Perikanan Taiwan, kantor berita Central News Agency melaporkan, awak kapal berhasil melawan para lanun yang menguasai kapal mereka. Menurut kantor berita Taiwan itu, perlawanan terhadap para perompak itu terjadi pada Sabtu (5/11/2011) sekitar pukul 20.00 GMT.

Mereka berhasil meninggalkan perairan itu dengan panduan dari sejumlah kapal antiperompak milik Inggris. Tiga kru mereka mengalami luka ringan, tetapi tidak disebutkan kewarganegaraannya.

Kapal Chin Yi Wen itu kini dalam perjalanan ke Port Victoria di Kepulauan Syechelles.

Full content generated by Get Full RSS.

Pakistan Bantah Laporan Nuklirnya Tak Aman

Posted: 07 Nov 2011 02:56 AM PST

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pakistan, Minggu (6/11/2011), membantah dengan penuh marah laporan bahwa negara itu telah memindahkan senjata nuklirnya dalam keadaan tak aman. Pakistan mengatakan, tak seorang pun boleh meremehkan kemampuannya untuk mempertahankan diri.

Dua majalah AS, Jumat, melaporkan, Pakistan telah mulai memindahkan senjata nuklirnya dalam sebuah van berkeamanan rendah di sebuah jalan yang ramai untuk menyembunyikannya dari badan mata-mata AS. Perpindahan dengan cara seperti itu justru membuat senjata tersebut lebih mudah dicuri oleh gerilyawan.

Atlantic dan National Journal, dalam sebuah laporan bersama yang tidak menyebut sumber, menulis bahwa serangan AS yang menewaskan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, pada Mei lalu di kompleksnya di Pakistan telah menambah kekhawatiran Islamabad yang telah lama bahwa Washington dapat berupaya untuk membongkar arsenal nuklir negara itu. Namun dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri Pakistan mengatakan, laporan itu "semata-mata fiksi, tak berdasar dan bermotif tertentu. Itu bagian dari kampanye propaganda yang disengaja yang dimaksudkan untuk menyesatkan pendapat".

Pakistan secara konsisten telah menolak kekhawatiran perihal keamanan arsenal nuklirnya dan menyinggung kampanye kotor itu. "Munculnya ke permukaan kampanye seperti itu bukan sesuatu yang baru. Itu dirancang oleh bagian-bagian yang memusuhi Pakistan," kata pernyataan itu.

Kementerian itu mengatakan, Pakistan mampu mempertahankan dirinya. "Tak seorang pun akan meremehkan keinginan dan kemampuan Pakistan untuk mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah dan kepentingan nasionalnya."

Setelah serangan terhadap bin Laden, kepala Divisi Perencanaan Strategis (SPD) yang ditugasi menjaga senjata atom Pakistan, telah diperintahkan untuk mengambil tindakan guna mencari lokasi senjata  dan komponen-komponen nuklir yang tersembunyi dari AS, kata laporan itu. Khalid Kidwai, jendral purnawirawan yang memimpin SPD, telah meningkatkan upaya badannya untuk menyebarkan komponen-komponen dan material-material yang sensitif ke fasilitas-fasilitas yang berbeda, kata laporan itu.

Namun daripada mengangkut bagian-bagian nuklir dalam konvoi lapis baja dan berpertahanan baik, bom atom yang "mampu menghancurkan seluruh kota itu diangkut dengan van pengiriman di jalan yang ramai dan berbahaya", kata laporan itu.

Gerakan penyebaran itu meningkat, menimbulkan kekhawatiran Pentagon, kata laporan tersebut. Tulisan itu, berdasar pada puluhan wawancara, mengatakan militer AS telah lama memiliki kemungkinan rencana yang akan diterapkan untuk melumpuhkan senjata nuklir Pakistan sekiranya kudeta atau skenario kasus terburuk lainnya terjadi.

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan