Selasa, 22 November 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Tari Saman masuk nominasi warisan budaya

Posted: 22 Nov 2011 05:25 AM PST

ilustrasi Tari Saman (FOTO ANTARA/RAHMAD )

Berita Terkait

Nusa Dua (ANTARA News) - Tari Saman dari Provinsi Aceh masuk nominasi dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda pada sidang sesi ke-6 Komite Antarpemerintah UNESCO di Nusa Dua, Bali.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Mohammad Nuh dalam jumpa pers di Nusa Dua Bali, Selasa, menjelaskan, tari Saman dipilih sebagai nominasi daftar warisan tak benda karena tarian asal Aceh tersebut dinilai sangat mendesak dan paling siap.

"Kita tentu menggali sebanyak-banyaknya budaya yang ada, dan kita mendaftarkan dan menguji beberapa budaya yang ada. Dari sekian banyak budaya, yang paling siap adalah Saman itu. Jangan sampai budaya itu hanya didominasi dari Jawa, karena di daerah lain juga masih banyak," ujarnya.

Nuh menjelaskan, sebelum suatu budaya itu menjadi warisan, perlu diawali kegiatan untuk mengidentifikasi berbagai macam budaya yang berkembang, termasuk yang bersifat warisan.

Setelah warisan tersebut digali dan didapatkan, UNESCO akan menetapkannya sesuai dengan kriteria warisan budaya tersebut.

"Setelah ketemu kriterianya dan ditetapkan, itu tidak cukup, karena warisan itu harus dilestarikan. Itulah fungsinya kami di pendidikan adalah untuk merawat melalui antargenerasi," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, tari Saman merupakan budaya yang paling mendesak bahkan menurut masyarakat Indonesia.

"Itu juga dari masyarakat, dan memang palking mendesak. Kita khawatir jika tidak segera didaftarkan, tentunya akan mudah diklaim oleh orang lain atau bangsa lain," ujarnya.

Untuk mencegah agar budaya tersebut tidak diambil oleh negara lain, kata Mari, budaya itu perlu mendapat pengakuan, dan pelestarian, pengembangan, dan promosi.

"Tentunya juga dengan mendokumentasikan budaya itu," imbuhnya.

Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

"Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria, tetapi sekarang sudah mulai ditarikan oleh wanita, tidak masalah," jelasnya.

Pada tahun 2012, Indonesia juga berencana memasukkan daftar nominasi Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia yakni kerajinan tangan Noken dari Papua, tarian dari Bali, juga Taman Mini Indonesia Indah.

Untuk melestariakn warisan budaya tak benda tersebut, Pemerintah Indonesia juga akan memberikan dukungan dana sebesar 10 juta dolar Amerika, untuk mendukung kegiatan identifikasi budaya, merawat dan mengembangkan warisan budaya tersebut.

(T.KR-PWD/E011)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Presiden dan Ibu Negara kenakan beskap khas Yogya

Posted: 22 Nov 2011 04:49 AM PST

Sungkeman Ibas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri) dan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono (kedua kanan) menerima sungkeman putra bungsu Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas (kiri) secara adat Jawa menjelang pernikahan Ibas di Pendopo kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/11). Pernikahan putra Presiden Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan putri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Siti Rubi Aliya Rajasa (Aliya) akan berlangsung di Istana Cipanas pada Kamis (24/11) dilanjutkan resepsi pernikahan pada Sabtu (26/11) di Balai Sidang Senayan, Jakarta. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/pool)

Berita Terkait

Cikeas, Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono mengenakan beskap lengkap khas Yogyakarta berwarna biru saat prosesi pemasangan "bleketepe" dan "tuwuhan" di kediaman pribadi Presiden di Puri Cikeas, Bogor, Jabar, Selasa sore.

Prosesi itu mengawali acara siraman dalam prosesi pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Siti Rubi Aliyah Rajasa

Presiden dan Ani Yudhoyono saat pemasangan bleketepe didampingi oleh putera pertama mereka Agus Harimurti dan istirnya Anissa Pohan dan cucu pertama presiden Almira Tungga Dewi Yudhoyono atau Aira.

Saat pemasangan bleketepe yang terbuat dari anyaman janur, Presiden menaiki tangga dan meletakkan bleketepe di atap gerbang masuk rumah kediamannya.

Setelah memasang bleketepe, Presiden kemudian membuka selubung pisang raja dan "tuwuhan" yang menjadi hiasan di kiri dan kanan gerbang masuk rumahnya sebagai lambang dari rejeki yang melimpah dan halal serta perlambang doa agar pernikahan Ibas dan Alia membawa kebahagiaan dan ketentraman.

Usai pemasangan bleketepe, kemudian acara dilanjutkan dengan upacara penerimaan air siraman, "tirto perwirosari" dari pihak keluarga Hatta Rajasa. Upacara penerimaan air siraman itu disaksikan oleh Ibu dari Presiden Yudhoyono, Ibu Siti Habibah serta ibu dari Ani Yudhoyono, Ibu Sunarti Sarwo Edhie Wibowo.

Air siraman yang dibawa oleh perwakilan keluarga Hatta Rajasa kemudian diterima oleh Agus dan Anissa selaku perwakilan keluarga Presiden Yudhoyono.

Edhie Baskoro kemudian sungkem untuk meminta restu dan maaf serta izin menikah secara berturut-turut kepada Presiden Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Ibu Siti Habibah dan Ibu Sunarti Sarwo Edhie Wibowo. Ani Yudhoyono tampak terharu menerima permintaan restu dan maaf Ibas hingga kemudian menitikkan air mata.

Presiden dan Ani Yudhoyono kemudian meracik air siraman yang berasal dari beberapa sumber mata air antara lain dari Masjid Baitulrahman, Istana Cipanas, rumah Ibu Sunarti Sarwo Edhie Wibowo, rumah Ibu Habibah, Kapubaten Pacitan dan sumber air dari kediaman Puri Cikeas dan air dari rumah calon pengantin wanita.

Dalam siraman, secara bergiliran, calon pengantin pria akan dibasuh secara bergantian oleh orang tuanya, pinisepuh dan sanak saudara yang dituakan. Yang memberikan siraman bagi Ibas secara bergiliran yaitu Presiden Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Ibu Sunarti Sarwo Edhie Wibowo, Ibu Wiwiek, Erwin Sudjono, Titiek Erwin Sudjono, Tuti Hadi Utomo.

Gending Jawa mengiringi acara tersebut.

Usai siraman dilakukan potong rambut calon mempelai pria oleh Presiden Yudhoyono dan Ani Yudhoyono untuk kemudian rambut itu disatukan dengan potongan rambut calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan dengan acara adat potong tumpeng, dodol dawet, dulang pungkasan, dan melepas ayam jantan.

Pada pukul 19.00 WIB dilakukan acara midodareni, rombongan calon pengantin pria akan menuju kediaman calon pengantin wanita di kawasan Fatmawati.
(T.P008/B013) 

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan