Rabu, 14 September 2011

Republika Online

Republika Online


Es Teler? Warga Jerman Bilang Is So Delicious...Sluuurp

Posted: 14 Sep 2011 05:49 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Minuman tradisional Indonesia seperti Es Teler, Wedang Ronde serta Es Cendol digemari masyarakat Jerman yang hadir dalam acara promosi Indonesia bertema Food Meets Dance" yang digelar KBRI Berlin di ruang Wapensaal, Balai Kota Berlin. "Gedung bersejarah tempat orang nomer satu di Berlin berkantor, Governing Mayor Klaus Wowereit, itu disesaki sekitar 350 orang, meski kapasitas hanya 250 orang," ujar Sekretaris III (bidang Penerangan, Sosial dan Budaya) KBRI Berlin, Purno Widodo, kepada Antara London, Kamis.

Mereka tampak antusias menikmati sajian kuliner dan kesenian Indonesia. "Es Teler Indonesia is so delicious, the creamy sweet taste really spoils my tongue," komentar Direktur Asia Pacific Week, Herald Penner, yang hadir dalam pagelaran budaya Indonesia dalam rangkaian 'Asia Pacific Week' di Berlin bertema 'Food, Water, and Health' itu.

Saat membuka acara "Food Meets Dance" itu, Dubes RI Berlin Dr Eddy Pratomo mengajak pengunjung menikmati berbagai sajian penganan dan tarian Nusantara yang merupakan refleksi dari kekayaan budaya Indonesia yang membentuk pondasi sosio-budaya Indonesia saat ini.

Banyak warga Jerman yang terpaksa ditolak untuk masuk menikmati budaya dan kuliner Indonesia berupa Nasi Goreng Jawa, Soto Bandung, Sate Padang, Gado-Gado Jakarta, Batagor, dan makanan lainnya karena pengunjung sudah melampaui kapasitas ruangan.

Pengunjung kerkesima dengan penampilan kesenian Indonesia di panggung utama yang menampilkan tari-tarian rakyat Indonesia seperti Tari Piring, Tari Topeng, Tari Joget Bumbung Bali, dan Tari Serampang Dua Belas. Selain itu juga ditampilkan tari poco-poco yang diminati pengunjung yang ingin berjoget dengan gerakan poco-poco bersama para penari.

Bahkan, seorang pengunjung bernama Omar Jaramilo tak melewatkan mengabadikan suasana tersebut dalam goretan sketsa, karena terpesona dengan beragam tarian Indonesia dengan busana tari yang gemerlap. "Saya tidak mau melewatkan suasana ini, saya harus mengabadikannya dengan tinta air," tutur Omar yang rela berdiri selama dua jam di depan panggung untuk membuat berbagai sketsa lukisan.

Omar menyatakan keinginannya untuk dapat menyaksikan langsung keindahan alam Indonesia seperti yang terlihat di berbagai video pariwisata yang ditayangkan di sela-sela sajian tari. "Saya ingin sekali mencari sumber inspirasi lukisan saya di Indonesia," kata Omar yang memang berprofesi sebagai pelukis itu.

Dalam acara "Indonesian Food Corner dan Food Meets Dance" itu, dua kelompok seni Indonesia yaitu Nan Jombang Dance Company dari Sumatera Barat serta Ubiet dan Keroncong Tenggara tampil dalam "Asia Pacific Week" mengundang kekaguman dari penonton yang digelar di tempat terpisah di gedung kesenian prestisius di Berlin Haus der Kulter der Welt.

Dua kelompok seni yang menjadi duta budaya Indonesia di Berlin ityu mampu menghipnotis para pengunjung dengan penampilannya serta telah berhasil menambah pemahaman dan pengertian masyarakat Jerman tentang Indonesia. KBRI Berlin juga berpartisipasi menggelar "Indonesian Food Corner" untuk mempromosikan gastronomi Indonesia kepada para peserta "business meeting" yang merupakan salah satu guliran acara "Asia Pacific Week".

Tertawa...Obat Mujarab Penghilang Rasa Sakit Berharga Murah

Posted: 14 Sep 2011 01:58 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Ingin terbebas dari rasa sakit? Tertawalah bersama rekan-rekan Anda. Tawa yang tulus dan spontan menghasilkan zat kimia serupa opium yang akan membajiri otak sehingga mampu mereduksi rasa sakit, demikian hasil penelitian di Inggris.

Dalam penelitian itu, sejumlah responden diminta menonton dua tayangan televisi yang bertolak belakang, yaitu acara humor mulai dari Mr bean hingga miniseri Friends. Yang lain menonton acara 'serius' macam golf dan program kehidupan di alam liar.

Tes lainnya dilakukan atas responden lain di  Edinburgh Fringe Festival, dimana mereka menonton acara komedi secara langsung atau drama teatrikal.

Pada saat yang sama, mereka diukur tingkat resistensinya terhadap rasa sakit.

Hanya dalam 15 menit, mereka yang tertawa mampu mentoleransi rasa sakit hingga 10 persen dibandingkan mereka yang tak tertawa. "Mereka yang tertawa sekitar tiga kali atau lebih menunjukkan toleransi yang tinggi pada rasa sakit," kata Robin Dunbar, pimpinan the Institute of Social and Cultural Anthropology pada University of Oxford yang memimpin penelitian.

Proteksi atas rasa sakit datang dari endorfin, suatu senyawa kimia yang kompleks yang membantu mengirimkan pesan antar neuron, yang menumpulkan sinyal sakit secara fisik dan psikologik. Endorfin yang dihasilkan saat tertawa juga bisa dihasilkan saat fisik melakukan olahraga seperti berlari, berenang, dan yoga.

Baca selengkapnya di sini

Tiada ulasan:

Catat Ulasan