Rabu, 14 September 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


50 batik khas jatim dipamerkan di Surabaya

Posted: 14 Sep 2011 06:20 AM PDT

ilustrasi batik (ANTARA/M Risyal Hidayat)

Berita Terkait

Video

Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 50 batik khas berbagai daerah di Jawa Timur yang berusia 30-80 tahun, dipamerkan di Galeri Seni "House of Sampoerna" (HoS) Surabaya pada 16 September hingga 9 Oktober 2011.

"Pameran menyambut Hari Batik pada 2 Oktober, itu kami bagi dalam tiga tema yakni gringsing, pernikahan, dan kontekstual kedaerahan," kata Ketua "KIBAS" (Komunitas Batik Jatim di Surabaya) Lintu Tulistyantoro di Surabaya, Rabu.

Didampingi Manajer Museum HoS Surabaya Rani Anggraini dan penemu canting bambu elektrik Prima, ia menjelaskan tema gringsing berasal dari kata "gering" (Bahasa Jawa) yang berarti kurus.

"Harapannya, pemakai batik gringsing tidak akan gering lagi atau dalam istilah Jawa disebut `sedulur papat lima panjer` (empat arah dengan lima sebagai pusat). Simbolnya lingkaran atau bulatan dengan titik di tengahnya," paparnya.

Menurut dia, batik gringsing memiliki filosofi yakni keseimbangan. "Kalau pria bertemu wanita, kalau negatif bertemu positif, maka akan terjadi keseimbangan. Keseimbangan itu kemakmuran, kesuburan," ucapnya, menjelaskan.

Untuk tema pernikahan, katanya, mulai dari batik untuk lamaran hingga pasca-pernikahan. "Antara lain batik mahkota dari Sidoarjo yang menandai bahwa pemakainya yang mau menikah merupakan orang yang terpandang," ujarnya.

Di Madura, batik pernikahan itu lebih beragam lagi filosofinya, seperti "per-keper" yang bergambar jagad dan sepasang kupu-kupu melambangkan pemakainya siap menjadi sepasang sejoli yang siap sehidup-semati.

"Ada juga batik `sabet rante` yang bergambar tomat kecil yang melingkar di leher (kalung) melambangkan pemakainya siap atau setuju dinikahi, sedangkan batik semen yang bergambar `meru`, `lar` (sayap), gunung, awan, dan api melambangkan pemakainya siap menjaga harmonisasi," tuturnya.

Di Sidoarjo, batik pernikahan yang ada dikenal dengan "pring sedayu" yang bergambar bambu dan burung melambangkan pemakainya siap bertahan dalam suka dan duka atau siap hidup di atas (kaya) dan di bawah (miskin).

"Untuk tema kontekstual kedaerahan ada batik rawan dari Tulungagung dan Sidoarjo yang melambangkan batik dari daerah rawa atau Tulungagung dan Sidoarjo di masa lalu merupakan daerah rawa," katanya.

Ada pula batik ombak dari Tulungagung, Bangkalan, dan Pamekasan yang melambangkan batik dari daerah pesisir, lalu ada batik "jung-derajat" dari Madura untuk bangsawan, atau batik "setorjon" dari Sidoarjo yang merupakan pengaruh Madura.

Sementara itu, Manajer Museum HoS Surabaya Rani Anggraini, menuturkan pihaknya berkomitmen untuk memamerkan kain-kain tradisional sejak tahun 2008, bahkan batik sudah dua kali dipamerkan untuk dikenalkan kepada masyarakat.

"Tahun lalu, kami memamerkan batik kuno yang berusia ratusan tahun, tapi tahun ini dipamerkan batik khas Jatim untuk menunjukkan bahwa di tiap daerah di Jatim juga memiliki batik khas. Bukan hanya batik Pekalongan, Solo, atau Yogyakarta seperti yang dikenal selama ini," katanya.

Ia menambahkan pameran akan dimeriahkan dengan diskusi bertajuk "Batik Jawa Timur Berfilosofi" di HoS pada 1 Oktober atau sehari menjelang Hari Batik, serta "workshop" membatik dengan canting bambu elektrik pada 8 Oktober.
(T.E011/C004)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Lokasi pemakaman Utha dipadati pelayat

Posted: 13 Sep 2011 11:28 PM PDT

Jenazah Doa Putra Ebal Johan Likumahua alias Utha Likumahua saat didampingi Debie (istri) di Rumah Duka, di Vila Mutiara, Ciputat, Tangerang selatan, Selasa,(13/9). Utha Likumahua meninggal pada pukul 13.13 pada usia 56 akibat penyakit stroke, Utha akan di makamkan pada esok hari di Bogor. (ANTARA/Agus Apriyanto)

Berita Terkait

Bogor (ANTARA News) - Lokasi pemakaman Penyanyi Utha Likumahua di Tempat Pemakaman Umum Cipaku Breda, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, mulai ramai didatangi pihak keluar, Rabu.

Sejumlah pihak keluarga dari Istri Utha yang tinggal di Bogor dan Sukabumi sudah mendatangi lokasi. Sementara jenazah dan pihak keluarga Utha di Jakarta dijadwalkan tiba sekitar pukul 14.00 WIB.

"Kami pihak keluarga dari Debi istri Utha. Kami tinggal di Bogor, karena jaraknya dekat jadi datang lebih awal," kata salah satu pihak keluarga Istri Utha.

Menurut pihak keluarga Utha, saat ini jenazah sudah dalam perjalanan di Bogor dan kemungkinan sampai di lokasi pemakaman pukul 13.00 WIB.

Pihak keluarga mengaku mendapat kabar meninggalnya Utha dari kerabat. "Kita dapat kabar dari keluarga yang di Jakarta. Tapi kita juga tahu dari pemberitaan," katanya.

Menurut pihak keluarga kepergian Utha meninggalkan luka mendalam. Karena sosok Utha sangat dikenal sebagai pribadi yang baik.

Utha dimakamkan di Bogor dengan pertimbangan karena pihak keluarga Istri almarhum Utha berada di Bogor. Selain pihak keluarga, lokasi pemakaman juga mulai didatangi wartawan dan sejumlah warga.

Nelly warga Griya Katulampa sengaja datang untuk menyaksikan pemakaman penyanyi legedari asal Indonesia.

"Kebetulan ibu, anak dan bapak saya dimakam di TPU ini. Sekalian menjenguk kuburan keluarga. Apalagi saya suka sama Utha, suaranya bagus dan lagu-lagunya bagus," kata Nelly.

Penyanyi pop kreatif asal kota Ambon ini meninggal Selasa (13/9) siang pukul 13.30 WIB, di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan akibat penyakit stroke komplikasi yang dialaminya.

Penyanyi "Esok kan masih ada" ini dulunya sempat menjalani perawatan di RS Santa Maria, Pekanbaru Riau. Ia meninggalkan seorang Istri dan tiga orang anak buah cintanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan