KOMPAS.com - Regional |
Gagal, Penyelundupan Kayu ke Malaysia Posted: 26 Jul 2011 07:31 AM PDT Gagal, Penyelundupan Kayu ke Malaysia K25-11 | Kistyarini | Selasa, 26 Juli 2011 | 14:31 WIB POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Petugas dari Polres Mamuju dan Polisi Kehutanan Mamuju berhasil menggagalkan upaya penyelundupan berbagai jenis kayu dari kawasan hutan di Mamuju, Sulawesi Barat, ke Malaysia, Selasa (26/7/2011). Para petugas menyita sebuah kapal yang berisi ratusan kubik kayu eboni dan mengamankan anak buah kapalnya (ABK). Upaya penyelundupan itu digagalkan saat kapal itu melintas di di perairan Budong-budong, Mamuju. Praktik penyelundupan kayu antarpulau ini diduga sudah lama berlangsung. Kapal milik Yunus ini digiring petugas setempat ke Pantai Manakarra, Mamuju. Untuk mengelabui petugas, kapal bermesin ganda itu biasa memindahkan kayu senilai jutaan rupiah itu ke kapal lain sebelum dikirim ke Malaysia. Dua ABK, Budiman dan Agus, yang diamankan mengaku tidak tahu-menahu soal asal-usul kayu yang mereka angkut. Mereka hanya ditugaskan mengangkut kayu itu dari Mamuju ke Malaysia. Sementara itu, tiga rekan mereka berhasil kabur dari sergapan petugas. Sebenarnya ini bukan penangkapan pertama yang dilakukan aparat berwenang. Namun, tidak ada efek jera terhadap para pelaku penyelundupan. Terbukti hingga kini pencurian kayu di kawasan hutan Mamuju terus berlangsung tanpa bisa dilacak petugas. Pelaku juga sering beraksi pada malam hari. Kapolres Mamuju AKBP Darwis Rincing yang memimpin jalannya penangkapan mengungkapkan, kapal beserta kayu dan ABK-nya ditahan untuk dimintai keterangan. "Kami mengamankan kapal dan ABK karena tidak memiliki dokumen. Kayu-kayu yang dikapalkan juga tergolong kayu yang dilarang diperjualbelikan," tutur Darwis Rincing. Proses evakuasi kayu eboni dari pelabuhan ke Mapolres Mamuju memakan waktu hingga belasan jam. Evakusi kayu mendapat pengawalan ketat belasan petugas di pelabuhan. |
Puluhan PSK Dipaksa Hentikan Kegiatan Posted: 26 Jul 2011 07:13 AM PDT Puluhan PSK Dipaksa Hentikan Kegiatan Runik Sri Astuti | Robert Adhi Kusumaputra | Selasa, 26 Juli 2011 | 14:13 WIB MADIUN, KOMPAS.com - Puluhan pekerja seks komersial di kompleks lokalisasi Gude, Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, dipaksa menghentikan kegiatannya terhitung sejak Selasa (26/7) pukul 20.00. Langkah ini ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Madiun untuk menghormati datangnya bulan Ramadhan. Pengumuman perintah penutupan lokalisasi disampaikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Madiun dan Dinas Sosial, Selasa pagi, langsung kepada seluruh pekerja seks yang dikumpulkan di salah satu wisma di kompleks Lokalisasi Gude. Jumlah pekerja seks di lokalisasi saat ini mencapai 76 orang yang terdaftar. Total dengan mucikari dan orang-orang yang bekerja dalam bisnis tersebut mencapai 146 orang. Mereka diminta menghentikan kegiatan sampai dengan tanggal 10 September 2011. Pembina lokalisasi dan juga kepala keamanan kompleks Tohirin mengatakan sejalan dengan dihentikannya kegiatan seks komersial, para penghuni diminta untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Apabila ada yang nekat melanggar, pihaknya tidak segan memberikan sanksi. Sanksinya antara lain langsung menghentikan kegiatan dan mengeluarkan pekerja seks yang melanggar dari kompleks tersebut untuk selamanya. Demi menegakkan aturan, seluruh wisma yang menampung para pekerja sebanyak 20 wisma juga diminta tutup operasi.
|
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan