213 Ribu Pekerja Hengkang dari Libya Posted: 07 Mar 2011 06:01 AM PST JENEWA - Dilaporkan lebih dari 213 ribu pekerja asing dikabarkan telah dievakuasi ke luar dari Libya. Sementara ratusan lainnya saat ini berupaya keras menyelamatkan diri dari negara yang dilanda konflik. "Kami masih mencari dana sebesar USD49,2 juta atau sekira Rp431,7 miliar (Rp8.776 per USD) untuk membantu 65 ribu pekerja migran ke luar dari Libya," ujar Juru bicara Organisasi Migrasi Internasioal Jemina Pandya seperti dikutip Associated Press, Senin (7/3/2011). Namun, jumlah tersebut baru perkiraan kasar. Dia belum sepenuhnya memberikan angkat pasti. Lebih lanjut Pandya menambahkan, ada sekira 1,5 juta pekerja migran di dalam Libya sebelum peperangan berlangsung. Sementara puluhan ribu dari mereka tidak jelas keberadaannya.
(faj) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Libya Tawarkan Dialog dengan Oposisi Posted: 07 Mar 2011 05:03 AM PST TRIPOLI - Belum ada tanda jelas dari Pemerintah Libya untuk melakukan kompromi dengan oposisi, namun salah satu petinggi pemerintahan mengatakan perundingan harus dilakukan untuk menghentikan pertumpahan darah. Dalam ketidakpastian adanya kesiapan Khadafi untuk melakukan kompromi dengan oposisinya, salah satu petinggi di Pemerintahan Libya meminta pemimpin oposisi untuk melakukan dialog. Perdana Menteri Libya di tahun 1980-an Jadallah Azous Al-Talhi, tampil dalam siaran televisi membacakan pidato yang ditujukan untuk para sesepuh di Benghazi, basis utama kelompok demonstran anti-Khadafi. "Beri kesempatan untuk melakukan dialog nasional untuk menyelesaikan krisis di negeri ini, untuk menghentikan pertumpahan darah, dan menutup peluang pihak asing untu datang dan menguasai negeri ini lagi," ucap Al-Talhi seperti dikutip Reuters, Senin (7/3/2011). Permohonan yang dibacakan Al-Talhi tidak menjelaskan secara detil konsesi apa yang akan dibuat oleh pemerintahan Khadafi. Oposisi mengatakan tidak akan membuat kesepakatan apapun kecuali mundurnya Khadafi dari 41 tahun kepemimpinannya. Pernyataan Al-Talhi yang ditayangkan di stasiun televisi nasional mengindikasikan pernyataan tersebut secara resmi disetujui pemerintah, mengingat siaran televisi di Libya umumnya diawasi ama ketat. Sampai sekarang Khadafi dan koleganya belum menunjukan keinginan untuk mengadakan dialog. Mereka menyebut para pengunjuk rasa sebagai sekelompok pemuda bersenjata yang berada dalam pengaruh narkoba dan dimanipulasi oleh Al Qaeda dan kekuatan asing. Pekan lalu utusan kemanusiaan mengunjungi Benghazi untuk memberikan bantuan, namun tidak jelas apakah utusan tersebut mendapat mandat untuk melakukan negosiasi atau tidak dengan oposisi. Tentara loyalis Khadafi memperkuat posisi militer mereka beberapa hari terakhir. Mereka menyerang dua kota yang dikuasai oposisi di barat dan mengawasi pergerakan oposisi ke barat yang menuju ibu kota. (faj)
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan