KOMPAS.com - Nasional |
Basrief Arief: Tak Akan Ambil Pusing Posted: 19 Mar 2011 11:27 AM PDT Wacana Penyidik Independen KPK Basrief Arief: Tak Akan Ambil Pusing Penulis: Ary Wibowo | Editor: Hertanto Soebijoto Sabtu, 19 Maret 2011 | 18:27 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan, saat ini pihaknya tidak akan ambil pusing mengenai pemberitaan terkait usulan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ingin merekrut penyidik dan penuntut umum independen di luar Polri dan Kejaksaan Agung. "Hal itu kan masih merupakan wacana, ini masih dalam tahap keputusan," ujar Basrief kepada wartawan saat konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (19/3/2011). Menurut Basrief, kewenangan penuntutan di negara mana pun berada di tangan kejaksaan. "Perlu diketahui dalam kejaksaan umum, di belahan dunia mana pun, memang dipegang oleh kejaksaan. Tapi, oke lah nanti wacana ini akan kami bahas," kata Basrief. Sebelumnya, usulan mengenai permintaan KPK untuk merekrut penyidik dan penuntut umum di luar Polri dan Kejaksaan Agung sudah didukung oleh beberapa pihak. Setelah Indonesian Corruption Watch (ICW), beberapa waktu lalu juga dikabarkan Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan M Jasin mendukung usulan tersebut. Usulan tersebut mencuat karena beberapa pihak menilai, penyidik KPK sering kali tersandera konflik kepentingan ketika menghadapi kasus-kasus penting yang melibatkan petinggi dari unsur kepolisian dan kejaksaan. Kirim Komentar Anda Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Habibie: Tunggu Kajian Pakar soal Nuklir Posted: 19 Mar 2011 10:25 AM PDT Habibie: Tunggu Kajian Pakar soal Nuklir Penulis: K7-11 | Editor: I Made Asdhiana Sabtu, 19 Maret 2011 | 17:25 WIB SEMARANG, KOMPAS.com — Berita tentang kebocoran reaktor nuklir di Jepang akibat gempa dan tsunami memancing mantan Presiden BJ Habibie ikut bersuara. Seusai kuliah umum "Perkembangan Teknologi dan Wawasan Indonesia" di kampus Universitas Diponegoro Semarang, Sabtu (19/3/2011), Habibie meminta agar semua pihak tidak terburu-buru menolak nuklir. Sebaliknya, juga harus berhati-hati mengambil keputusan saat menyetujui pemanfaatan nuklir. "Tunggu hasil kajian nuklir oleh para pakar, khususnya di dua negara, Perancis dan Jepang," katanya. Saat ini para pakar tengah mengkaji pemanfaatan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik di dua negara itu. Jepang dan Perancis adalah dua negara yang paling besar berinvestasi dalam pemanfaatan energi nuklir. Dua negara tersebut sangat tergantung pada nuklir, terutama untuk menghasilkan energi listrik guna menopang industri di kedua negara. Begitu tergantungnya mereka sehingga butuh waktu lama untuk mengkaji apakah tetap akan memanfaatkan energi nuklir atau tidak. Apalagi sampai sekarang belum ditemukan energi pengganti lain. "Jadi mari kita tunggu kajian para pakar yang tengah meneliti dampak kerusakan PLTN di Fukushima akibat gempa dan tsunami," kata Habibie. Habibie melanjutkan, Indonesia harus sabar menanti kajian pakar dari pemanfaatan energi nuklir itu secara obyektif. "Jangan buru-buru menolak pembangunan PLTN, namun tetap harus kritis dan berhati-hati juga untuk membangun. Lihat dulu bagaimana kajian di dua negara itu," tuturnya. Kirim Komentar Anda Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan