ANTARA - Mancanegara |
Libya Tuduh Barat Bunuh Warga Sipil Posted: 24 Mar 2011 09:03 PM PDT Berita Terkait Libya menyatakan, Kamis larut malam (24/3), korban jiwa di pihak sipil akibat lima hari serangan udara telah mencapai hampir 100 orang. Libya menuduh pemerintah Barat berperang di pihak demonstran. Beberapa pejabat militer Barat membantah ada korban jiwa di pihak sipil dalam aksinya menerapkan zona larangan terbang di wilayah udara Libya "guna melindungi warga sipil dari pasukan pemerintah". Wartawan Reuters dan wartawan lainnya dibawa ke Rumah Sakit Pusat di Tripoli, tempat mereka diperlihatkan kepada 15 mayat Kamis malam. "Mayat itu berasal dari serangan udara hari dan kemarin. Mereka menyerang tempat militer dan sipil," kata petugas kamar mayat Ahmed Hussein. Tak ada konfirmasi independen bahwa mereka memang tewas oleh serangan udara Barat, yang biasanya dimulai setelah gelap dan diikuti oleh tembakan gencar anti-pesawat serta jalur merah menyala di udara. Semua mayat tersebut diletakkan di troli logam. Sebagian ditutupi selimut tebal warna-warni. Pekerja rumah sakit mengenakan masker bedah untuk menahan bau anyir darah di dekat mereka. Tiga mayat berjenis kelamin perempuan dengan pakaian sipil, namun kebanyakan korban tewas memakai seragam militer. Sebagian malah rusak tak bisa dikenali. Tak ada nama korban yang diberikan dan para dokter tak bersedia memberi komentar. Pekerja rumah sakit mengatakan mereka tewas dalam serangan udara di Tripoli pada Kamis (24/3) dan Rabu (23/3). Tapi satu mayat dibungkus tas putih dengan tanggal 18 Maret. Itu bukan tanggal serangan militer Barat untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Libya. Para pejabat Libya tak bersedia memperlihatkan kepada wartawan tempat serangan udara Barat terhadap apa yang mereka katakan sasaran sipil, kendati wartawan berulan kali mengajukan permintaan. C003/A011 Editor: Jafar M Sidik Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Korban Tewas di Jepang Capai 10.000 Posted: 24 Mar 2011 08:56 PM PDT Berita Terkait Video Badan Kepolisian Nasional yang bertanggung jawab mengumpulkan data statistik dari prefektur-prefektur berbeda yang terkena dampak bencana, tidak dapat segera memastikan jumlah tersebut. Ada kekhawatiran bahwa jumlah korban lebih tinggi dari itu akibat bencana yang meratakan seluruh kota di sepanjang pantai Pasifik pulau utama Honshu. Dalam laporannya Kamis seperti dikutip AFP, Badan Kepolisian Nasional mengatakan bahwa 9.811 orang telah dipastikan tewas dan 17.541 didaftar secara resmi sebagai hilang -- sampai pukul 21 WIB (pukul 19 WIB) sebagai akibat dari bencana 11 Maret itu. Seluruhnya 2.779 orang telah terluka. Gempa itu menjadi bencana alam paling mematikan sejak gempa Great Kanto 1923 yang menewaskan lebih dari 142.000 orang. Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan berlindung di fasilitas-fasilitas darurat. S008/S004 Editor: Jafar M Sidik Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan