Rabu, 23 Februari 2011

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Paru-paru Warga Lereng Merapi Diperiksa

Posted: 23 Feb 2011 07:59 AM PST

SLEMAN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi DIY bersama Pemkab Sleman akan memeriksa kesehatan paru-paru warga di lereng Gunung Merapi pascabencana erupsi.

"Pemeriksaan kesehatan paru-paru ini akan dilakukan di tiga kecamatan yang terdampak erupsi Merapi yakni Cangkringan, Pakem dan Turi," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahyo Purnomo, Rabu (23/2/2011).

Menurut dia, abu Gunung Merapi yang keluar saat erupsi lalu sangat berbahaya bagi saluran pernafasan dan warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi dimungkinkan terkena imbas dari abu tersebut.

"Melalui pemeriksaan tersebut akan diketahui kondisi kesehatan paru-paru warga di lereng Gunung Merapi di wilayah tersebut, jika ditemukan gangguan akan dirujuk ke puskesmas atau RS Sardjito," katanya di sela acara sosialisasi pengecekan paru-paru di Desa Argomulyo, Kecamatabn Cangkringan.

Mekanisme rujukan bagi kelainan fungsi paru-paru bisa juga dilakukan kunjungan rumah oleh tim kesehatan dan jika harus dirujuk ke rumah sakit pemerintah masih mengupayakan biaya gratis dengan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

"Biaya rujukan kami masih mengupayakan dari jamkesmas, harapannya bisa gratis," katanya.

Kepala Seksi Pencegahan Penyakit P2PL Dinkes Sleman Arif Wiyono mengatakan pemeriksaan paru-paru ini akan diambil sampel 1.500 orang dari tiga kecamatan atau masing-masing kecamatan 500 orang.

"Kecamatan Cangkringan akan dilakukan pada 2 hingga 8 Maret di masing-masing hunian sementara (shelter). Selanjutnya akan dilakukan di kecamatan Pakem 9 hingga 14 Maret dan Turi 15 hingga 19 Maret. Satu dusun akan diambil sampel 50 warga," katanya.

Pemeriksaan kesehatan paru-paru tersebut melibatkan 26 petugas dari Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten dan puskesmas.

"Dari sampel 1.500 orang diprediksi 10 persen atau 150 fungsi paru-parunya terganggu, dan 30 persen dari 150 orang atau 45 orang perlu tindak lanjut untuk rujukan ke rumah sakit maupun home care," katanya.

Gangguan fungsi paru-paru akibat abu Gunung Merapi seringkali tidak dihiraukan warga padahal sangat berbahaya.

"Gangguan penyakit ispa di Kabupaten Sleman saat ini yang paling tinggi dialami warga lereng Gunung Merapi, ini yang bisa menjadi penyebab gangguan fungsi paru-paru karena akibat abu Merapi. Ispa paling banyak dialami pengungsi, sehingga dengan pemeriksaan paru-paru ini bisa diketahui bahaya abu Merapi," katanya.

Pemeriksaan akan dilakukan menggunakan alat pengecek paru-paru "spirometri" selama lima unit, kemudian dinas menyediakan Mouth Vicce (pipa hisap) sebanyak 1.650 buah dengan cadangan.

"Karena pemeriksaan butuh waktu sekitar lima menit dan membutuhkan kemampuan hisap, sampel diambil dari warga yang berumur 14 hingga 60 tahun," katanya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Flu Burung Mulai Mengintip Kota Solo

Posted: 23 Feb 2011 07:31 AM PST

SOLO, KOMPAS.com — Sebanyak delapan dari 11 ayam milik warga RT I RW03 Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, mati mendadak, Senin (21/2/2011), dan dinyatakan positif terserang avian influenza atau flu burung.

"Hasil tes usap kloaka ayam yang mati menunjukkan positif terkena AI. Bangkai ayam itu juga juga langsung dimusnahkan bersama tiga ayam lainnya yang masih hidup," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta Weny Ekayanti kepada wartawan di Solo, Rabu (23/2/2011).

Pada Senin pagi, pihaknya menerima laporan warga bahwa ayam milik mereka mati mendadak pada hari itu.

"Kami langsung terjunkan tim Participatory Disease Surveillance and Response (PDSR) untuk mengambil sampel dan mensterilkan lingkungan. Jadi, masyarakat tidak perlu panik karena sudah dicegah penyebarannya," katanya.

Sterilisasi dilakukan dengan menyemprotkan disinfektan di sekitar kandang serta wilayah di sekitar lokasi temuan kasus tersebut.

Dalam masalah ini, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kota melalui puskesmas setempat untuk memeriksa kondisi kelurga pemilik ayam.

"Keluarga pemilik ayam tersebut juga sudah diperiksa dan hasilnya negatif. Jadi, tidak ada penularan pada manusia," ujarnya.

Ia meminta pemilik ternak, terutama unggas, untuk mewaspadai gejala sakit pada ternaknya. Apalagi pada masa pancaroba, ternak memang rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya menurun.

Weny mengatakan, pihaknya juga menambah intensitas pengawasan menyusul munculnya kasus AI positif di wilayah Klaten baru-baru ini. Meski demikian, secara rutin dinas pertanian sudah menjadwalkan pengawasan dan pemeliharaan hewan ternak.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan