KOMPAS.com - Nasional |
Hasil Rapat SBY-Tokoh Agama Tak Konkret Posted: 17 Jan 2011 07:48 PM PST JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para pemuka dan tokoh lintas agama belum menghasilkan hal yang konkret. Keprihatinan para pemuka dan tokoh agama masih direspon oleh pemerintah dengan cara memberikan janji-janji yang baru. Namun, Presiden berkomitmen untuk terus meneruskan dialog ini guna membahas dan menghasilkan hal-hal yang lebih konkret. Demikian disampaikan secara terpisah oleh Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe, serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Selasa (18/1/2011). "Kami akan mengawal terus dan menuntut janji pemerintah," kata Andreas kepada para wartawan usaii mengikuti dialog di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/1/2011). Selain Din dan Andreas, tokoh agama yang turut hadir, di antaranya, Ketua Umum Nadhlatul Ulama KH Said Aqil Siradj, Ketua KWI Mgr D Situmorang. Ada juga Ketua Walubi Siti Hartati Murdaya, Ketua PHDI I Made Gde Erata, Ketua Matakin Budi S Tanuwibowo, rohaniawan Katolik Romo Frans Magnis Suseno, rohaniawan Buddha Bhiksu Sri Pannyavaro Mahatera, dan lainnya. Sementara itu, Presiden didampingi Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Ada pula Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rakyat Agung Laksono, Menteri Agama Suryadharma Alie, Menteri Pendidikan M Nuh, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono. "Akan ada pertemuan lebih lanjut dan lebih substansial. Pemerintah membuka dengan lebar kesempatan dialog tersebut. Dialog seperti ini merupakan bagian komunikasi antar apemerintah dan komponen masyarakat," kata Djoko. Sementara itu, Din meyakini bahwa kekuatan dialog dapat turut berkontribusi menyelesaikan masalah bangsa. Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir lima jam tersebut, antara lain, pemberantasan korupsi, kebebasan beribadah, kemiskinan, ketenagakerjaan, dan lainnya. Para pemuka dan tokoh agama, kata Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia Jeirry Sumampow, berkomitmen untuk terus menyiapkan data dan mengemukakan fakta-fakta baru. Menko Polhukam mengatakan, secara umum, dialog berlangsung hangat. Masing-masing saling menghargai pendapat yang dikemukakan. Selain persamaan pandangan, ada pula perbedaan pandangan terhadap sejumlah hal. "Namun, inilah demokrasi," kata Djoko ketika menutup dialog yang berlangsung secara tertutup. Penutupan sedianya akan dilakukan oleh Presiden. Dialog ini digelar tak lama setelah para pemuka dan tokoh agama menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan publik. Presiden pun, menurut pengakuan beberapa tokoh dan pemuka agama, langsung mengundang para tokoh agama tersebut ke Istana. "Karena tokoh agama nggak enak, maka mereka datang dan mengemukakan pemikirannya," kata salah seorang tokoh agama yang hadir pada pertemuan di Istana Negara. Sementara itu, Ketua Umum Matakin Budi mengatakan, dirinya hadir pada dialog tersebut atas undangan dari Sekretariat Negara (Setneg). Rohaniawan Romo Benny Susetyo, secara terpisah, mengaku sempat bingung akibat undangan yang dikirimkan berkali-kali ke kantor KWI. Namun, Presiden malah mengklaim bahwa dialog tersebut digelar bukan atas inisiatifnya. Ketika membuka dialog, Presiden mengatakan, inisiatif datang dari Din. Inisiatif ini pun langsung disambutnya. |
Milana Diberondong 40 Soal Selama 12 Jam Posted: 17 Jan 2011 03:53 PM PST Milana Diberondong 40 Soal Selama 12 Jam Editor : yuli Laporan wartawan KOMPAS.com Icha Rastika Senin, 17 Januari 2011 | 23:53 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Milana Anggraeni, istri Gayus H Tambunan, kembali diperiksa di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Senin (17/1/2011). Setelah 12 jam diperiksa, Milana akhirnya keluar dari Mabes Polri, Jakarta, sekitar pukul 22.30. Sayangnya, Milana tidak menampakkan diri saat keluar dari gedung Bareskrim. Kepergiannya terkesan sembunyi-sembunyi menghindari sorotan media. Kuasa hukumnya, Hotma Sitompul, mengatakan, kliennya diajukan 40 pertanyaan dari penyidik seputar pemalsuan paspor atas nama Sony Laksono yang digunakan suaminya ke luar negeri itu. "Ya masih begitu saja. Tanya soal paspor, pengetahuan dia pembuatan paspor," kata Hotma di gedung Bareskrim, Senin. Hari ini, status Milana masih sebagai saksi dugaan pemalsuan paspor. Ketika ditanya perihal status Milana, nada bicara Hotma agak meninggi. "Dia (Milana) ikut suami saja. Kalian jangan senang dong kalau jadi tersangka, sudah saya bilang, kalau ada yang mau desak dia (Milana) jadi tersangka, mudah-mudahan istrinya lawan suaminya," papar Hotma. Hotma juga menepis dugaan bahwa ada oknum kuat di belakang Milana. "Enggak, itu enggak benar, itu kan sudah dibantah semua orang," katanya. Milana kemungkinan akan kembali diperiksa. Namun, kapan jadwal pemeriksaannya, Hotma belum dapat memastikan. Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan