detikcom |
Kemlu: 2 WNI Yang Disandera Bajak Laut Somalia Dalam Keadaan Baik Posted: 17 Jan 2011 01:10 PM PST Selasa, 18/01/2011 04:10 WIB "Ada 2 ABK WNI dan mereka dalam kondisi baik. Baru itu informasi yang diterima. Kelihatannya tidak bermasalah, kondisinya baik," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, saat dihubungi detikcom, Senin (17/1/2011) malam. Kusuma menyatakan, pihak Kemlu memang belum mendapatkan data lengkap terkait insiden tersebut. Namun, Kusuma memastikan, pihaknya akan selalu memonitor perkembangan yang ada demi memastikan kondisi kedua WNI yang ditawan saat berlayar di Laut Arab itu. Kedua WNI yang menjadi korban pembajakan tersebut diketahui tengah berada di kapal milik perusahaan Korea Selatan. Maka dari itu, Kemlu melalui KBRI di Seoul, akan senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dengan otoritas Korea Selatan dan juga dengan pihak pemilik kapal. "Koordinasi akan dilakukan dengan otoritas Korea Selatan, karena mereka sebagai pemilik dan perusahaan kapalnya dari sana. KBRI Seoul dari awal sudah memantau, juga koordinasi dengan otoritas setempat," tuturnya. Kusuma menambahkan, pihak Kemenlu akan berupaya semaksimal mungkin untuk memulangkan kedua WNI tersebut ke Indonesia. "Tentu untuk pemulangan seperti yang biasa dilakukan. Kita akan bekerja sama dengan otoritas setempat, melalui perusahaan kapalnya, karena mereka melakukan pengaturan juga," tandas Kusuma. Sebelumnya, dua WNI yang diketahui bernama Sonny Sanjaya dan Ufuk Megantoro menjadi korban penyanderaan bajak laut Somalia. Kapal yang mereka tumpangi dibajak pada Sabtu (15/1) saat tengah berlayar di Laut Arab. Keduanya merupakan anak buah kapal MT Samho Jewelry Ant III yang mengangkut bahan kimia seberat 11.500 ton. Kapal ini merupakan kapal milik perusahaan Korea Selatan, Sunjin Shipping Co LTD. (nvc/rdf) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
Dubes J.E Habibie di Mata Kronenburg Posted: 17 Jan 2011 01:07 PM PST Selasa, 18/01/2011 04:07 WIB Hal itu disampaikan Sekjen Kementerian Luarnegeri Belanda Ed Kronenburg dalam sambutan afscheidslunch (jamuan makan siang untuk perpisahan, red) Dubes RI J.E. Habibie di De Franse Stap Culinair, Lange Voorhout 23, Den Haag, Jumat (14/1/2011). "Pengetahuan Anda atas sejarah bersama Belanda-Indonesia itu lagipula berdasarkan atas pengalaman-pengalaman pribadi, sehingga pendapat anda atas sejarah kedua negara memiliki bobot ekstra," ujar Kronenburg. Setelah lebih dari empat tahun masa tugas Habibie kini secara resmi telah berakhir dan akan meninggalkan Negeri Belanda menuju tanah air pada Kamis (20/1/2011). Untuk perpisahan Dubes RI tersebut, Sekjen Kronenburg selaku tuan rumah hanya mengundang 14 orang dari kalangan terbatas, antara lain mantan Menlu Ben Bot, anggota parlemen Uni Eropa Hans van Baalen (VVD), pegiat sosial kemanusiaan Jacques Zeno Brijl dan Muljo Wijono, para pejabat Kemlu Belanda, Walikota kota pelabuhan Rotterdam A. Aboutaleb dan detikcom. Lanjut Kronenburg, ketika Anda tiba di Belanda pada November 2006, saat itu hubungan antara kedua negara memasuki fase persahabatan baru. Anda misalnya bersama Dubes Van Dam di Jakarta memainkan peranan penting seputar peluncuran film Fitna. "Berkat upaya Anda bersama Van Dam akhirnya episode ini tidak menimbulkan insiden-insiden luas di Indonesia," papar Kronenburg. Selama penempatan Anda sebagai Duta Besar di Den Haag, Indonesia berulang kali terkena bencana alam. Secara teratur Anda dimintai pertolongan di Negeri Belanda guna memobilisasi bantuan untuk para korban di daerah bencana. "Sejumlah sahabat, yang dapat anda andalkan di saat-saat sulit itu, juga hadir di sini," ucap Kronenburg. Hasrat Belanda-Indonesia untuk menandatangani perjanjian Kemitraan Komprehensif menunjukkan dengan sangat jelas ambisi kedua negara untuk bersama menatap masa depan, serta memperkuat dan memperdalam kerjasama sebagai mitra yang sejajar. Atas kinerja dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, Habibie terpilih sebagai The Best Ambassador (2008) dari Haagsche Ambassadeurs van Smaak, sebuah lembaga yang beranggotakan para mantan diplomat, menteri kabinet, pejabat tinggi, dan para pengusaha terkemuka Belanda. Pembukaan kembali rute penerbangan Garuda ke Amsterdam pada Juni tahun lalu adalah salah satu puncak dalam tugas Anda. Kami gembira bahwa Garuda memilih Amsterdam sebagai hub Eropa. Ini memperkuat fungsi Pintu Gerbang Eropa yang dijalankan oleh negara kami untuk Indonesia. "Tentu saja Pelabuhan Rotterdam tetap sebagai pintu masuk terpenting untuk ekspor Indonesia ke Eropa," terang orang kedua Kemlu Belanda tersebut. Anda dikenal sangat ramah, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia di Belanda, namun juga untuk masyarakat Indo, sahabat dan peminat dari kalangan masyarakat Belanda. Pasar Malam Indonesia yang Anda selenggarakan adalah satu yang menarik, namun bukan satu-satunya contoh. "Kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono pada Oktober tahun lalu seharusnya menjadi puncak tugas Anda sebagai Duta Besar. Sayang sekali belum memungkinkan. Kita berharap dalam waktu dekat bisa ditentukan tanggal baru untuk kunjungan kenegaraan PPresiden Yudhoyono," ujar Kronenburg. Berakhirnya tugas anda sebagai Duta Besar pasti bukan berarti berakhir pula hubungan Anda dengan Negeri Belanda. Saya sangat yakin bahwa anda akan tetap terlibat aktif dengan Negeri Belanda dan kami berharap dapat berjumpa lagi dengan anda dalam waktu dekat. "Terimakasih dan sampai bertemu lagi," demikian Kronenburg menutup rangkaian sambutan dalam Bahasa Belanda dengan kalimat terakhir berbahasa Indonesia. (es/es) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! Redaksi: redaksi[at]detik.com |
You are subscribed to email updates from detikcom To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan