ANTARA - Peristiwa |
Tokoh Lintas Agama Desak Pemerintah Akhiri Pengingkaran Posted: 17 Jan 2011 06:24 AM PST Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh lintas agama berkomitmen mendesak pemerintah untuk segera mengakhiri pengingkaran terhadap UUD 1945 guna mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat dan bangsa. Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price."Saat ini masih merebak kekerasan atas nama agama, kebebasan berpendapat dan pers yang masih dibiarkan oleh negara. Imunitas terhadap pelanggaran HAM masih sangat jelas," kata Wakil Koordinator Tokoh Lintas Agama Shalahuddin Wahid saat membacakan Pernyataan Terbuka Tokoh-Tokoh Lintas Agama kepada wartawan di Jakarta, Senin. Menurut dia, kebijakan pemerintah memang menghasilkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,8 persen, namun dalam kenyataannya masih banyak kantong-kantong kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, amandemen UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum, namun tidak sesuai dengan kenyataannya. Pemerintah juga tidak memberikan perhatian terhadap korban pelanggaran HAM berat dan tidak mampu membela buruh migran yang mendapatkan perlakuan buruk di berbagai negara. "Pemerintah tidak mampu melindungi segenap bangsa Indonesia sesuai amanat pembukaan UUD 1945," kata Gus Solah sapaan Shalahuddin Wahid. Ia menegaskan, bila pemerintah mengabaikan permasalahan-permasalahan tersebut, berarti ada kesenjangan antara ucapan dan tindakan atau antara pernyataan dan kenyataan. Di tempat yang sama, Pendeta Andreas A Yewangoe mengatakan, apa yang disampaikan oleh tokoh lintas agama untuk memperingatkan pemerintah, bahwa ada yang tidak beres dalan menjalankan pemerintahannya. "Kita ingin ingatkan pemerintah dengan keras. Tokoh agama bukan politisi, namun kami hanya teruskan keluhan dari masyarakat," katanya. Menurut dia, dalam pertemuan sejumlah tokoh agama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin malam di Istana Negara, para tokoh lintas agama akan menyampaikan seperti pertemuan sebelumnya di PP Muhammadiyah. "Tokoh agama tidak akan beranjak dari komitmen sebelumnya," katanya. Dalam pembacaan pernyataan terbuka tersebut, hanya empat orang saja tokoh lintas agama yang hadir, yakni KH Shalahuddin Wahid, Mgr MD Situmorang, Pendeta Andreas A Yewangoe dan Nyoman Udayana Sangging, sementara Syafii Maarif, Din Syamsuddin Bhikku Sri Pannyavaro dan Franz Magnis Suseno tidak hadir. "Meski tidak semua tokoh lintas agama hadir pada pembacaan pernyataan tersebut, namun komitmen kami tetap sama. Tidak ada perubahan apa pun," kata Andreas. |
Pernyataan Tokoh Lintas Agama Ajakan Untuk Instrospeksi Posted: 17 Jan 2011 06:21 AM PST Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Slamet Effendy Yusuf menilai pernyataan para tokoh lintas agama tentang pembohongan publik sebagai ajakan agar pemerintah introspeksi. Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price."Saya melihat itu sebagai ajakan tokoh-tokoh agama supaya lebih mawas diri. Tidak ada agenda terselubung dibalik itu. Tokoh agama tidak memiliki agenda terselubung," kata Ketua MUI Bidang Kerukunan Antarumat Beragama itu di Jakarta, Senin. Menurut dia, hal yang dikatakan tokoh-tokoh agama itu adalah ajakan kepada bangsa, khususnya kepada pemerintah untuk melakukan introspeksi yang penting supaya ada koreksi diri. Dia menganggap pernyataan tersebut lebih kepada ajakan agar Presiden lebih mendorong para menterinya untuk bekerja sungguh-sungguh. "Pernyataan tokoh-tokoh agama itu menurut saya bantuan yang luar biasa kepada Presiden untuk bisa mendorong para menterinya," kata Slamet Effendy Yusuf. Slamet Effendy juga menyambut baik rencana pertemuan tokoh-tokoh agama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dijadualkan dilakukan malam ini pukul 20.00 WIB di Istana Negara. "Pertemuan itu bagus. Dengan demikian Presiden bisa menjelaskan tentang hal-hal yang oleh tokoh-tokoh agama telah dinyatakan sebagai persoalan," tambahnya. Dengan pertemuan tersebut diharapkan masalahnya menjadi jelas bahkan jika perlu dengan menunjukkan data-data pendukung. |
You are subscribed to email updates from ANTARA - Peristiwa To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan