KOMPAS.com - Regional |
Diguyur Abu Bromo, Ribuan Hektar Tanaman Rusak Posted: 23 Dec 2010 06:52 AM PST Erupsi Bromo Diguyur Abu Bromo, Ribuan Hektar Tanaman Rusak Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto Kamis, 23 Desember 2010 | 14:52 WIB KOMPAS/HERU SRI KUMORO Warga mencari rumput dengan latar Gunung Bromo yang memuntahkan asap tebal yang mengandung abu dan pasir vulkanik di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Sabtu (27/11/2010). Tingginya aktivitas Bromo tidak menganggu aktivitas warga di sekitarnya.PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Guyuran abu vulkanik Gunung Bromo bukan saja merepotkan warga, mengotori pakaian dan menutup jalan dengan ketebalan antara 5 sentimeter hingga 20 meter. Namun tanaman juga rusak karena tertimbun abu. Sebagian petani memanen dini sayuran wortel seperti terlihat di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Meskipun harga wortel mencapai Rp 1.800 per kilogram namun panenan merosot dan kualitasnya jeblok. Inul yang ditemui saat memanen wortel menuturkan, per hektar kalau kondisi bagus bisa mencapai 20 ton tapi kini kemungkinan besar hanya menghasilkan 5 ton hingga 8 ton per hektar. "Rasanya juga tidak manis. Tetapi kalau tidak segera dipanen malah nanti busuk," katanya. Petani lain, Usnomo menyebutkan kerugian akibat rusaknya bawang yang dia tanam mencapai Rp 40 juta per hektar. Kerugian hancurnya kentang menimbulkan kerugian sekitar Rp 20 juta. "Kubis yang terguyur abu vulkanik terus menerus juga tidak bisa dipanen. Sebagian besar tertimbun," ujarnya. Berdasarkan data di Kecamatan Sukapura, ribuan hektar tanaman petani rusak akibat guyuran hebat abu vulkanik Bromo sepekan terakhir. Tanaman kentang yang rusak 755 hektar, kubis 625 hektar, tomat 33 hektar, bawang prei 215 hektar dan sayuran lainya 196 hektar. Camat Sukapura, Hudan Syarifudin menyebutkan rusaknya warga suku Tengger berusaha menyelamatkan tanaman. Namun tanaman yang rusak parah dibiarkan saja. Warga perlu menggunakan masker agar terhindari dari inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena intensitas hujan abu yang terus menerus. Sebanyak 35.000 masker dari Dinas Kesehatan telah dibagikan di Kecamatan Sukapura. Warga yang beraktivitas di luar rumah diimbau menggunakan masker, sedangkan balita disarankan tidak dibawa ke luar rumah. Abu Bromo menyesakkan bila terhirup dan membuat mata pedas. Guyuran abu bromo di Desa Ngadirejo mencapai 5 cm hingga 10 cm. Saluran air ada yang rusak dan genting pecah. Sejumlah warga mengeruk abu di atap rumah agar tidak semakin tebal dan meruntuhkan atap. Mereka juga membersihkan abu yang mengotori lantai dan mobil. Meteran air juga tidak berfungsi sehingga warga harus mengambil air sendiri ke tendon-tandon menggunakan jiriken. "Kalau meteran lancer listrik menyala warga membayar Rp 1.000 per meter kubik. kalau ambil sendiri gratis, tetapi angkut-angkut," kata Susi seorang warga saat mengusungi air dengan sejumlah perempuan lainnya. Editor: Asep Candra Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
Seni Kerajinan Galakkan Budaya Lokal Posted: 23 Dec 2010 06:42 AM PST Seni Kerajinan Galakkan Budaya Lokal Laporan wartawan Kompas Adi Sucipto Kamis, 23 Desember 2010 | 14:42 WIB LAMONGAN, KOMPAS.com - Masyarakat Lamongan diharapkan terus menggalakkan budaya lokal dengan memajukan seni kerajinan. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lamongan Mahdumah Kamis (23/12/2010) menyatakan salah satu cabang seni budaya yang tumbuh dan berkembang secara kreatif dan dinamis adalah seni kriya atau seni kerajinan. Peranan seni kerajinan sangat penting sehingga perlu digali, dilestarikan, dibina, dan didorong pertumbuhan serta perkembangannya. "Melalui wadah Dekranasda yang merupakan organisasi non profit dan independen yang bermitra dengan Pemerintah akan dilakukan upaya pembinaan pengembangan seni kerajinan yang berbasis pada warisan budaya bangsa", katanya. Lamongan memiliki potensi besar melalui industri seni kerajinan. Ada puluhan ribu lapangan kerja yang bisa terus didorong lewat usaha seni kerajinan. Lamongan mempunyai 370 perusahaan dengan tenaga kerja 7.218 orang. "Jumlah industri seni kriya atau kerajinan sebanyak 11.421 unit dengan jumlah tenaga kerja 20.763 orang, dengan nilai omzet penjualan Rp 220 miliar per tahun," papar Mahdumah. Menurut dia, seni kerajinan merupakan lapangan pekerjaan yang perlu digiatkan, diaktifkan, dan didorong. Jenis usaha itu sumber pendapatan yang tidak saja memerlukan sistim perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan, tetapi juga membutuhkan peningkatan pengendalian mutu, desain, bantuan permodalan, serta promosi pemasaran. Mahdumah meminta kepada para pejabat di lingkup Pemerintahan Kabupaten Lamongan beserta dinas/instansi untuk lebih memperhatikan terhadap pengembangan dan pemberdayaan potensi industri kerajinan secara lebih profesional. Dia juga berharap agar PNS di Pemkab Lamongan dapat mengenakan batik khas Lamongan, batik sendang, setiap Hari Kamis dan Jumat sehingga membantu tumbuhnya industri lokal. Editor: Asep Candra Loading... Kirim Komentar Anda Kirim Komentar Anda |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan