Rabu, 6 Februari 2013

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Rusia Akui Hubungannya dengan AS Kurang Baik

Posted: 06 Feb 2013 06:05 AM PST

MOSKOW - Rusia mengakui bahwa negaranya tidak puas dengan hubungan bilateral yang dibinanya dengan Amerika Serikat (AS). Namun Rusia tetap berniat memperbaiki hubungan bilateral itu.

"Kami tidak puas dengan hubungan bilateral ini. Tidak ada alasan bagi kita semua untuk menyembunyikan hal ini," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, seperti dikutip RIA Novosti, Rabu (6/2/2013).

Ryabkov menambahkan, beberapa masalah yang dihadapi kedua negara itu disebabkan oleh kesalahan AS sendiri. Oleh karena itulah, dialog untuk memperbaiki hubungan bilateral amat sangat bergantung dengan sikap AS.

"Semakin cepat mereka memformulasikan prioritasnya, hal itu akan semakin menguntungkan negoasiasi. Kami siap untuk menggunakanlangkah konstruktif dalam masalah ini," imbuhnya.

Tepat pada akhir Januari, Negeri Beruang Merah mengumumkan pemutuskan kerja sama penegakan hukum dengan Negeri Paman Sam. Perdana Menteri Dmitry Medvedev menilai, kerja sama itu sudah tidak lagi relevan dan menguntungkan.

Selain penghentian kerja sama tersebut, Moskow juga menghentikan aktivitas Badan Bantuan AS untuk Pembangunan (USAID) di Rusia. Hal itu disebabkan karena USAID dituduh mendanai aktivitas-aktivitas para pembelot Rusia.

AS pun memberlakukan sanksi terhadap warga Rusia yang dituduh melakukan pelanggaran HAM. Sanksi itu diberlakukan AS tepat setelah Rusia melarang warga AS mengadopsi bocah Rusia.(AUL)

Bosan di Rumah, Remaja Suriah Berperang

Posted: 06 Feb 2013 05:35 AM PST

Wahyu Dwi Anggoro

DAMASKUS – Remaja Suriah dilatih menjadi tentara oleh pihak oposisi untuk ikut melawan pasukan pemerintah. Beberapa dari mereka mengikuti latihan secara sukarela karena merasa bosan di rumah.
 
"Ketika mereka baru datang, mereka hanyalah remaja biasa. Di saat mereka menyelesaikan pelatihan, mereka telah berubah menjadi mesin pembunuh," ujar seorang pejuang oposisi, Abdel Razzaq.
 
"Sekarang sudah tidak ada pria dewasa tersisa sehingga hanya anak-anak yang tersisa untuk dilatih. Saya melatih mereka untuk tidak takut perang dan tak segan membunuh lawan," lanjut Razzaq.
 
Razzaq berpendapat tentara anak-anak kadang kala lebih baik daripada tentara dewasa. Tentara anak-anak dianggap lebih patuh menjalani perintah atasan daripada tentara dewasa.
 
"Anak-anak adalah jenis tentara yang terbaik. Mereka mematuhi semua perintah yang diberikan. Tentara dewasa kadang-kadang mempertanyakan keputusan atasannya, namun tidak begitu dengan tentara anak-anak," pungkas Razzaq, seperti dikutip AFP, Rabu (6/2/2013).
 
Anak-anak yang dilatih Razzaq sendiri tidak menjadi tentara karena terpaksa. Kebanyakan dari mereka memang ingin ikut serta dalam pertempuran setelah mendengar cerita-cerita dari anggota keluarganya yang lebih tua.
 
"Saya bosan harus berada di rumah dan menunggu ayah serta saudara saya pulang untuk mnedengarkan cerita mereka di medan pertempuran. Saya juga ingin ikut serta dalam pertempuran," ujar seorang anak yang ikut pelatihan bernama Musab.
 
Ayah Musab sendiri merasa bangga dengan keputusan putranya yang masih berusia 14 tahun itu. Ia yakin Musab dapat menjadi tentara yang sangat baik.
 
Fenomena tersebut pun juga diketahui oleh petugas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengawasi jalannya konflik di Suriah. "Tidak seperti di tempat lain, para tentara anak di Suriah sama sekali tidak dipaksa dan mendaftar secra suka rela," ujar petugas PBB, Jean Nicolas Beuze.
 
Namun Beuze menganggap walaupun dilakukan secara sukarela, menggunakan tenatara anak dalam konflik tetaplah suatu hal yang salah. Beuze menyebut para pemimpin pejuang oposisi harusnya menolak anak-anak tersebut dan menyuruh mereka kembali ke rumah.
 
Penggunaan tentara anak merupakan salah satu bentuk kejahatan perang. PBB memperkirakan ada sekitar 3.500 anak yang menjadi korban jiwa dalam konflik yang telah berlangsung selama 22 bulan itu.
(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan