Rabu, 6 Februari 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Demo Anti-korupsi, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi

Posted: 06 Feb 2013 08:33 AM PST

KOLAKA, KOMPAS.com -- Puluhan mahasiswa Universitas 19 November Kolaka, Sulawesi Tenggara yang tergabung dalam Pusat Studi Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Pemuda Pelajar Wolo, terlibat bentrok dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan polisi di halaman depan kompleks gedung Bupati Kolaka.

Bentrokan dipicu aksi puluhan mahasiswa yang mendesak masuk ke kompleks kantor bupati guna mencari staf Bappeda Kolaka bernama Siti Raudah. Siti Raudah sendiri dituding menyelewengkan dana Bantuan Swadaya Perumahan Swadaya (BSPS) Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) di Desa Lapao-Pao, Kecamatan Wolo.

Awalnya, massa yang dipimpin Anhar tertahan blokade aparat keamanan dari Polres Kolaka yang didukung Satuan Polisi Pamong Praja di pintu gerbang kantor Bupati Kolaka. Situasi pun terlihat memanas karena pengunjukrasa yang terus memaksa merangsek masuk ke kantor Bupati, mampu menjebol barisan aparat.

Aksi kejar-kejaran antara aprat dan mahasiswa pun terjadi. Bahkan puluhan mahasiswa ini terlibat adu fisik dengan aparat keamanan. Karena jumlah aparat lebih dominan, akhirnya demonstran berhasil dipukul mundur. Beberapa mahasiwa terkena pukulan dari anggota Satpol PP.

"Kami ke sini aksi damai, bukan untuk berperang dengan aparat. Biarkan kami masuk untuk mencari ibu Siti Raudah karena dia adalah biang dari semua masalah ini. Tolong aparat keamanan jangan menghalangi kami. Bukti telah kita serahkan pada kejaksaan untuk ditindaklanjuti, dan kepala kejaksaan sendiri akan memprioritaskan masalah ini," teriak Anhar, orator aksi tersebut, Selasa (06/02/2013).

Setelah berunjukrasa di depan kantor bupati, domostran kemudian melanjutkan aksinya ke DPRD Kolaka. Di gedung wakil rakyat itu, para pendemo menuntut agar Ketua DPRD Kolaka, Parmin Dasir segera menggelar hearing bersama pejabat Bappeda. Sayangnya, di hadapan pengunjuk rasa, Parmin Dasir didampingi wakilnya, Tajuddin tak bisa memenuhi permintaan pendemo.

"Prinsipnya, kami sangat mengapresiasi aspirasi teman-teman. Tapi, hari ini tidak bisa dilakukan hearing karena sejumlah anggota dewan sedang reses terkait persoalan yang sama (dugaan penyelewengan dana BSPS, red) yang sebelumnya telah disampaikan dari beberapa warga penerima bantuan. Jadi tolong bersabar, besok hearing bisa dilakukan," terang Parmin Dasir.

Keributan kembali terjadi di DPRD Kolaka. Mahasiswa yang kecewa terlihat geram dengan cara berteriak, mencaci maki serta menghancurkan helm mereka sendiri. Setelah puas menyampaikan kekesealannya, para demonstran kemudian membubarkan diri dengan tertib. Mereka mengancam akan berunjuk rasa lagi dengan massa yang lebih banyak.

Pencarian Lima Pendaki Terhambat Kabut dan Hujan

Posted: 06 Feb 2013 08:31 AM PST

Gunung Gandang Dewata

Pencarian Lima Pendaki Terhambat Kabut dan Hujan

Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi | Rabu, 6 Februari 2013 | 16:31 WIB

MAMASA, KOMPAS.com - Pencarian lima pendaki yang dinyatakan hilang di Gunung Gandang Dewata, Mamasa, Sulawesi Barat terus digencarkan hingga sore ini. Namun, baik tim gabungan dari mahasiswa, tim SAR Muhammadiyah, Basarda, Tagana maupun Kepolisian mengalami kesulitan saat hujan lebat dan kabut menghadang.

Seperti yang telah diberitakan pagi tadi, 65 relawan mahasiswa dari Makassar, Polewali Mandar dan Majene, Rabu (6/2/2013) kembali diberangkatkan melalui jalur Mamuju dan mamasa untuk membantu tiga tim pencari yang sudah diberangkatkan sejak Sabtu pekan lalu. Adapula dua tim lain dari Mapala Mamuju, Tagana dan Basarda Sulbar, yang berangkat Selasa kemarin.

Kondisi cuaca yang buruk berupa kabut tebal dan hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak empat hari terakhir membuat upaya pencarian terhambat. Koordinator posko pencarian, Qashlim menyebutkan, tim pencari sempat menghentikan pencarian karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Kemarin pun, tim ini sempat bermalam di pos lima sebelum melanjutkan pencarian hari ini. Menurut Qashlim, berdasarkan kontak terakhir dengan tim, belum menunjukkan adanya tanda-tanda atau jejak kelima pendaki.

Kelima mahasiswa tersebut dinyatakan hilang sejak 25 Januari 2013 lalu. Mereka dijadwalkan kembali ke kampus masing-masing pada 31 Januari 2013 lalu, namun hingga hari ini belum ditemukan.

Editor :

Glori K. Wadrianto

Tiada ulasan:

Catat Ulasan