Sindikasi news.okezone.com |
ICW: Waspadai Audit BPK Soal Hambalang Posted: 03 Nov 2012 12:54 AM PDT JAKARTA - Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang dilakukan auditor investigasi BPK, dinilai Indonesia Corruption Watch (ICW) patut diwaspadai. Wakil Kordinator ICW, Emerson Yuntho mengatakan, perlu diwaspadai juga hasil audit BPK ini. Apakah betul yang disampaikan BPK auidtnya tidak ada intervensi. Kemudian, bagaimana pengambilan keputusan ketika auditor bertemu atau mendiskusikan hal ini. "Dari awal sendiri kita sudah menduga, ada upaya atau dalam konteks Andi Mallarangeng, itu hanya dianggap suatu kekeliruan atau pembiaran kesalahan semata yang bersifat administratif," ungkapnya kepada wartawan di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2012). Itu artinya lanjut Emerson, dalam kasus Hambalang ada upaya-upaya dari pihak tertentu melokalisir kasus ini, agar tidak menyusut kepada Andi Mallarangeng tapi hanya ke Wahid Muharam. "Dalam tanda kutip terlibat proses-protes penganggaran dan komunikasi dengan pihak Kementerian Keuangan dan DPR," terangnya. Emerson mengusulkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak semata-mata mengandalkan hasil audit BPK saja. "KPK perlu melibatkan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keungan (PPATK) untuk menelusuri transaksi mencurigakan dibalik hambalang ini," pungkasnya. (put) |
BPK Bidik Menteri Andi di Audit Investigasi Tahap II? Posted: 03 Nov 2012 12:38 AM PDT JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mulai membidik keterlibatan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dalam penyimpangan proyek Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang. Kemungkinan besar, keterlibatan Andi pada proyek senilai Rp2,5 triliun itu diungkap BPK pada Laporah Hasil Pemeriksaan (LHP) audit investigasi tahap II. Menurut Kepala Biro Humas dan Luar Negeri BPK, Bahtiar Arif, sesuai dengan LHP tahap I ada dugaan penyimpangan terkait pengajuan anggaran tahun jamak dari Kemenpora dalam proyek Hambalang. Hal ini terlihat dari hanya adanya tanda tangan Sesmenpora Wafid Muharam atas nama Menpora tanpa adanya pemberian kuasa. "Dalam bahasa ini diduga terjadi pembiaran. Jadi seperti yang tadi saya katakan ditandatangani Sesmenpora, harusnya ditandatangani menteri. Ini diduga terjadi pembiaran," jelas Bahtiar saat ditemui di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (3/11/2012). Saat dikonfirmasi ihwal bukti baru soal Andi dalam kasus Hambalang, Bahtiar menjawab, hal tersebut masuk domain Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sementara itu, terkait beberapa pelanggaran Kemenpora dalam kasus Hambalang, Bahtiar menjelaskan, pertama mulai dari hak atas tanah. Kemudian site plan, pengajuan tahun jamak, proses persetujuan anggaran tahun jamak, proses pelelangan sampai pelaksaan pekerjaan. "Ketika site plan memberikan izin apa namanya, site plan itu harus ada Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) oleh Kemenpora, IMB juga Amdal. Nah, itu Amdalnya tidak ada tapi dikeluarkan," terangnya. Mengenai pernyataan Wafid dalam pengurusan site plan sudah dalam koordinasi Andi, kata Bahtiar, audit itu sudah tercantum di LHP tahap I. "Wawancara dilakukan dokumen juga diperoleh. Hasil wawancara dan dokumen itu yang diungkap di LHP BPK," paparnya. Bahtiar menambahkan, dalam investigasi kasus Hambalang ditemukan berbagai hambatan, seperti bukti yang belum didapat. Dia membantah BPK lamban dalam melakukan audit investigasi. "BPK memeriksa. Itu kan bukti awal, proses hukum ada di penegak hukum, bukan BPK," sambungnya. Sesuai dengan kewenangan lembaga, kata dia, pihaknya tidak mempunyai wewenang penyelidikan dan penyidikan. Sementara, terkait waktu dirilisnya LHP tahap II, Bahtiar mengatakan masih memiliki waktu 60 hari dari pihak terperiksa untuk melaporkan penjelasan atau jawaban terhadap tindak lanjut pemeriksaan ini. (ded) |
You are subscribed to email updates from Sindikasi news.okezone.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan