ANTARA - Hiburan |
Daniel Sahuleka nikmati Ambon aman dan nyaman Posted: 10 Sep 2012 07:07 AM PDT
Berita Terkait "Ambon ternyata aman dan nyaman. Ini kali pertama aku datang dan bisa merasakannya sendiri. Ambon ternyata berbeda dari bayangan selama ini," ujar Daniel dalam perbincangan dengan ANTARA News, di Ambon, Senin. Pencipta dan pelantun tembang "Don't Sleep Away This Night" yang melambungkan namanya di pentas musik dunia pada 1978 itu berada di Ambon sejak 6 September 2012 untuk menggelar konser pertamanya bertajuk "Daniel Sahuleka Pulang Kampong, Ambon Tour 2012" di kampung halaman ayahhandanya. Dia mengakui, sangat gamang dan tidak sabaran untuk tampil di Ambon, sejak ditawari oleh pendiri Yayasan Ambonesia, Andre Sitanala, sebagai penyelenggara konser untuk pulang ke kampung halaman guna menghibur sesama saudaranya. "Sejak ditawari aku menjadi gamang dan tidak sabaran untuk segera ke Ambon. Bertahun-tahun aku rindu ke Ambon karena selama ini hanya tahu Ambon dari cerita ayahku, Simon Pieter Sahuleka, termasuk mencari tahu dan melihat foto-foto melalui Internet dan YouTube. Ternyata, Ambon sesungguhnya berbeda dengan apa yang aku lihat," katanya. Penyanyi yang telah menggelar berbagai konser di berbagai negara itu mengibaratkan Ambon sama seperti lagunya, "You Make My World So Colourful" (kau membuat dunia ku lebih berwarna). "Ambon so colourful. Kotanya sangat berwarna-warni. Sudah bertahun-tahun aku rindu ke Ambon, tetapi baru terwujud saat ini.," katanya. Dia mengakui, selama ini belum bisa ke Ambon lantaran jadwal konser yang padat di berbagai negara, selain ada kekhawatiran akan kondisi Ambon yang dilanda konflik sosial sejak 1999. Padahal, ia sudah berkali-kali ditawari untuk pulang bernyanyi menghibur saudara-saudaranya. Daniel mengemukakan, saat pertama kali tampil konser di Jakarta pada 1981 pernah ditawari pulang ke kampung halamannya di Ambon. "Saat itu aku balik bertanya apakah orang Ambon kenal dan tahu lagu-lagu ku?," katanya. Setelah mendapat tawaran Andre Sitanala, termasuk kepastian konser di Ambon, penerima penghargaan sebagai warga istimewa Jakarta dari Sutiyoso saat masih menjabat Gubernur DKU Jakarta itu yakin akan ada waktunya tampil di tanah Ambon. "Apalagi, sudah lama saya merindukan tampil di Ambon, dan saya tahu banyak penggemar di sini," ujarnya. Daniel mengatakan, dirinya sempat tidak bisa berkata-kata melihat perkembangan Kota Ambon. "Saya takjub melihat Ambon, sebab di luar perkiraan saya. Itu yang membuat saya tidak bisa berkata-kata. Saya senang datang kesini. Saya akan menceritakan Ambon yang sebenarnya kepada siapa saja saat pulang nanti," katanya. Daniel juga sempat menceritakan awalnya kariernya sebagai musisi yang mendunia. "Sejak kecil saya tidak terbayang bisa menjadi musisi dunia. Saya mulai serius bernyanyi dan bermain musik sejak berumur 15 tahun. Saya selalu memainkan gitar dan terinspirasi penampilan musisi jazz dunia saat itu," katanya. Waktu itu Daniel tinggal bersama keluarga di kota Winterswijk, Belanda, dan hobi bermain gitar akustik sekaligus bernyanyi. Tak disengaja penampilannya disaksikan Rudy Bennett. Daniel sama sekali tidak tahu latar belakang Rudy Bennett, yang seorang pencari bakat. Bennett akhir mendorong Daniel kecil untuk maju, bahkan mengenalkannya dengan pimpinan salah satu studio rekaman di Den Haag. Sejak saat itu perlahan-lahan dia mulai dikenal dan kariernya meroket. Pelantun lagu "I Adore You" ini juga mengaku lagu-lagunya ternyata disukai lintas generasi. "Saya kaget, ternyata anak-anak muda saat ini juga menyukai lagu ciptaan saya sejak tahun 1970-an. Jadi, ternyata lagu-lagu saya disukai lintas generasi," ujarnya. Daniel memang tidak hanya dikenal di Indonesia. Namanya populer di masyarakat internasional setelah meniti karirnya di negeri Kincir Angin. Tidak heran selama dua dekade ini ia telah menjadi ikon musik terbaik dari Belanda. Simbol kebangkitan musik berwarna damai dan harmoni di Asia dan Eropa. Bahkan, lagu "You Make My World So Colorful" dan "Don't Sleep Away This Night" menjadi lagu kegemaran masyarakat di kedua benua itu di akhir era 1970-an. Meski demikian, pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, tersebut tetap tampil sebagai sebagai penyanyi yang sederhana dan ramah, jauh dari kesan sebagai orang terkenal. Bahkan, Daniel sendiri tak bisa melupakan tanah kelahirannya. Ini tercermin dari lagu-lagunya yang berbahasa Indonesia, seperti Semarang dan Jakarta kerap dibawakan saat manggung. Sebagai musisi beridealisme tinggi, Daniel yang beristrikan Alice Sahuleka, senantiasa menyisipkan pesan-pesan moral dan filosofi hidup yang perlu dimiliki setiap orang. Itu tergambar dari hampir semua lirik karyanya. Lagu "What's All About" dan "Anak Kecil" termasuk di antara lagu-lagu bernuansa filsafat kehidupan dengan penekanan pada kedamaian dan kepedulian sesama manusia. Tak hanya itu, perhatiannya kepada kehidupan sosial masyarakat pun sangat tinggi. Salah satunya dalam bentuk dukungan donasi pembiayaan operasi mata bagi penderita katarak di tanah air melalui program Dark & Light Blind Care. Kepedulian lainnya adalah perkembangan terhadap pelestarian lingkungan hidup, khususnya hutan dan penghuni hutan. Kegusarannya terlihat jelas saat dia mengungkapkan keprihatinan atas penebangan liar, perambahan hutan terus-menerus oleh perusahaan kayu maupun masyarakat luas. (*) Editor: Priyambodo RH COPYRIGHT © 2012 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
"Mama Cake" ingatkan Omesh untuk gunakan "tangan manis" Posted: 10 Sep 2012 05:37 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Film "Mama Cake" memiliki kesan tersendiri bagi pemain utamanya, Ananda Omesh. Ia mengatakan pengalaman yang mengesankan itu sebenarnya suatu hal yang sederhana dan mungkin kurang penting bagi orang lain. "Tapi buat saya sangat penting. Mengingatkan saya untuk makan dan minum dengan tangan kanan," jelas Omesh yang memerankan tokoh Rakha. Dia menjelaskan, tokoh misterius dalam film itu mengingatkan untuk minum dengan menggunakan tangan kanan. "Tangan manis," kata tokoh tanpa nama yang diperankan Fajar Umbara. Omesh mengaku sebelumnya ia sering makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri. Selain pengalaman sederhana, Omesh juga harus mencat merah rambutnya. "Bayangin, saya diikuti terus sama dua orang stylish. Cuci yuk, cin," canda Omesh. "Setelah itu botak karena rambut saya rusak total," katanya Dalam "Mama Cake", Omesh berperan sebagai Rakha, mahasiswa abadi yang harus memenuhi keinginan sang nenek yang ingin makan kue brownies. (nta) |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Hiburan To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan