Rabu, 20 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Inilah Kebiasaan Buruk yang Picu Osteoporosis, Apa Saja?

Posted: 20 Jun 2012 08:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Osteoporosis merupakan kondisi yang mempengaruhi tulang, ditandai dengan berkurangnya massa tulang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga tulang menjadi sangat rawan untuk patah. Penderita osteoporosis rentan mengalami patah tulang panggul, tulang belakang, dan tulang pergelangan tangan.

Menurut Prof Dr dr Ichramsjah Azim Rachman SpOG (K), salah satu pakar osteoporosis Indonesia, ada kebiasaan buruk yang bisa memicu osteoporosis. Misalnya saja, kebiasaan makanan kurang asupan gizi, khususnya kalsium. Atau, kebiasaan rokok, minum alkohol; kurang berolahraga, dan kurang paparan matahari yang bisa menjadi faktor penyebab osteoporosis.

Kebanyakan kasus osteoporosis tidak disertai dengan gejala tertentu sehingga osteoporosis kerap disebut dengan silent disease.

`'Saat ini kita telah berhasil melakukan penanganan osteoporosis dengan melakukan penggabungan pengobatan,'' ujar Ichramsjah yang juga ketua Komisi A Dewan Guru Besar UI periode 2007-2011.

Penggabungan pengobatan yang dimaksud oleh Ichramsjah adalah pengobatan osteoporosis dengan pemberian obat, pemenuhan kebutuhan kalsium harian, dan melakukan senam osteoporosis.

Hal senada juga diungkapkan oleh  Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat (Perwatusi) periode 2007-2010, Alwiesma I A Rachman. Selain melakukan pengobatan dan mengonsumsi kalsium, dia mengungkapkan, akan jauh lebih baik apabila melakukan juga senam osteoporosis.

`'Hasilnya mungkin belum dapat dirasakan selama bulan-bulan awal. Karena osteoporosis merupakan penyakit degeneratif, perlu waktu yang lebih lama dan juga sangat tergantung kepada keteraturan melakukan senam ini,'' lanjut Alwiesna.

Inilah Perilaku Orangtua yang Bikin Anak Kecanduan Konten Porno

Posted: 20 Jun 2012 07:03 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Bahaya pornografi terhadap anak-anak mungkin saja sudah dipahami banyak orang tua. Bahkan, adiksi terhadap konten pornografi ini memberi dampak lebih parah dari jenis adiksi lainnya, seperti narkoba atau rokok. "Kebanyakan dari kita tidak tahu ada adiksi baru yang melanda Indonesia. Saat ini kecanduan pornografi sudah melanda Indonesia," tutur Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman.

Namun, tahukah Anda bahwa perilaku orang tua ternyata juga mendorong adiksi pornografi terhadap anak?

Menurut Elly, kultur yang abai atau kultur pingsan (absentism) mendorong adiksi pornografi pada anak. "Orang tua saat ini banyak abai terhadap pola pengasuhan," ujar Elly.

Kemajuan teknologi yang ada saat ini, selain memberi dampak positif, juga memberi dampak negatif. Orang tua terlalu berprasangka baik terhadap kemajuan teknologi. "Mereka tidak sadar akan dampak negatif kemajuan teknologi yang menyebarkan pornografi kepada anak dengan mudahnya," tutur Elly.  

Penelitian yang dilakukan Yayasan Kita dan Buah Hati oleh konselor remaja periode Januari 2008 hingga Februari 2010 memaparkan fakta bahwa banyak anak sudah terpapar pornografi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dari responden berjumlah 2.818 anak kelas 4, 5, dan 6 SD, 67 persen sudah pernah mengakses situs porno. 

Elly menjelaskan, dari seluruh responden, fakta yang juga menyedihkan adalah 24 persen dari anak-anak itu merasa biasa saja melihat pornografi. "Jadi, bisa ditanyakan sejak usia berapa anak-anak itu mulai melihat pornografi," tutur dia. 

Dia menjelaskan, responden paling banyak melihat pornografi karena iseng angkanya mencapai 21 persen. Kebanyakan mereka atau 48 persen melihat pornografi di rumah. Yang berasal dari komik sebanyak 24 persen dan 22 persen dari internet. "Anak-anak terkepung oleh pornografi. Ini sangat berbahaya," tutur Elly. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan