Khamis, 23 Februari 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Kredit Macet, Dua Pegawai BRI Ditahan

Posted: 23 Feb 2012 12:28 PM PST

Kredit Macet, Dua Pegawai BRI Ditahan

| Tri Wahono | Jumat, 24 Februari 2012 | 03:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kejaksaan Agung mengumumkan telah menahan karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang diduga telah melakukan kejahatan perbankan. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Noor Rachmad, membeberkan bahwa penahanan dilakukan hari ini, Kamis (23/2/2012).

Adapun karyawan BRI yang dimaksud merupakan Staf Khusus di Kantor Wilayah Jakarta I bernama Hartono. Ia diduga telah lalai dalam melakukan verifikasi terhadap nasabah yang mengajukan pinjaman kredit kepada bank milik pemerintah tersebut.

Noor bilang, kejadian bermula ketika Hartono masih menjabat sebagai Account Officer BRI di Kantor Wilayah Jawa Timur. "Saat itu, Hartono menyetujui permohonan kredit PT I-One sebesar Rp 33,5 miliar," terang Noor. PT I-One mengajukan permohonan kredit itu melalui direktur utamanya, Setiawan Irwanto.

Diduga, persetujuan kredit itu dilakukan Hartono tanpa melalui proses yang seharusnya. Hingga kemudian PT I-One tidak sanggup membayar tunggakan pinjamannya.

Pihak kejaksaan menduga, Hartono tidak melakukan analisis yang benar dalam pemberian kredit tersebut. "Kami masih dalami, apakah yang bersangkutan mendapatkan keuntungan dari kredit ini atau tidak," ujar Noor.

Pasalnya, setelah ditelusuri oleh penyidik, dana yang seharusnya dipakai buat modal usaha itu ternyata digunakan untuk kepentingan Setyawan. Akibatnya, BRI dirugikan hingga mencapai Rp 33,5 miliar.

Atas perbuatannya, baik Hartono maupun Setiawan akan dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 UU No 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Terhitung Kamis hari ini, keduanya akan menjalani masa tahanan selama 20 hari di Rutan Salemba, cabang Kejaksaan Agung. (Kontan/Asep Munazat Zatnika)

Sumber :

KONTAN

Kontras: Jangan Lupakan Sejarah Gelap Prabowo

Posted: 23 Feb 2012 11:56 AM PST

Calon Presiden

Kontras: Jangan Lupakan Sejarah Gelap Prabowo

Ilham Khoiri | Agus Mulyadi | Kamis, 23 Februari 2012 | 22:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat Indonesia diminta untuk menjaga ingatan sejarah agar tidak melupakan rekam jejak gelap Prabowo Subianto pada masa lalu, terutama terkait dengan penculikan aktivis, kerusuhan Semanggi, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Kita perlu ingatkan publik akan rekam jejak itu dengan bertanya pada korban atau keluarga yang kehilangan anak-anaknya pada masa lalu.

-- Usman Hamid

Ingatan itu penting sebagai bahan pertimbangan agar tak keliru dalam memilih pemimpin nasional pada Pemilu 2014 nanti.

Ajakan itu diungkapkan Ketua Badan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Usman Hamid, di Jakarta, Kamis (23/2/2012).

Respons Usman itu disampaikan terkait hasil survei "Mencari Calon Presiden 2014" oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Jajak pendapat itu menunjukkan Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), punya peluang besar untuk memenangi Pemilu Presiden 2014.

Prabowo terpilih dengan mengalahkan sejumlah tokoh yang telah melakukan sosialisasi dan diusung partainya, seperti Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa.

Usman Hamid menilai, hasil survei ini memperlihatkan masyarakat mudah lupa pada rekam jejak Probowo. Saat masih aktif di militer, sosok itu dikaitkan dengan penculikan para aktivis demokrasi, penembakan mahasiswa, dan pelanggaran HAM. "Kita harus menjaga ingatan atas sejarah ini," katanya.

"Kita perlu ingatkan publik akan rekam jejak itu dengan bertanya pada korban atau keluarga yang kehilangan anak-anaknya pada masa lalu. Jangan sampai republik ini dipegang oleh sosok yang keliru," tambah Usman Hamid.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan