Sabtu, 28 Januari 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Deplu AS: presiden Yaman tiba di Amerika Serikat

Posted: 28 Jan 2012 06:16 PM PST

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh ( FOTO ANTARA/REUTERS/Yemen TV via Reuters TV)

Berita Terkait

Washington (ANTARA News) - Presiden nonaktif Yaman Ali Abdullah tiba di Amerika Serikat untuk pengobatan medis Sabtu (28/1), satu pekan setelah meninggalkan Yaman menuju Oman berdasarkan rencana dia melepaskan jabatan guna mengakhiri satu tahun protes guna menentang kekuasaannya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Noel Clay mengkonfirmasi kedatangannya.

"Kami menduga ia akan menetap di sini selama masa yang berkaitan dengan pengobatannya," kata Clay sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad. Namun ia tak bersedia memberi perincian lebih lanjut.

Di London, seorang pejabat Kantor Urusan Luar Negeri Inggris mengatakan pesawat Saleh telah singgah di satu bandar udara Inggris dalam penerbangan ke Amerika Serikat.

Kantor berita resmi Yaman melaporkan Saleh telah meninggalkan ibu kota Oman, Muskat, tempat dia menetap selama satu pekan belakangan, untuk menjalani pengobatan.

Saleh telah menyerahkan sebagian kekuasaan kepada wakilnya dan memperoleh kekebalan dari hukuman berdasarkan kesepakatan guna mengakhiri meningkatnya ketidakstabilan di Yaman.

Kesepakatan tersebut juga menetapkan pemerintah peralihan yang meliputi oposisi dan gagasan penataan kembali Angkatan Bersenjata Yaman. Kesatuan penting pasukan itu dipimpin oleh keluarga Saleh.

Amerika Serikat, yang mensahkan rencana guna membujuk Saleh agar meletakkan jabatan dengan memberi dia kekebalan dari hukuman sehubungan dengan kematian banyak pemrotes, telah mempertahankan keputusannya untuk memberi Saleh visa, kendati ada kecaman bahwa negara adi daya tersebut bisa dipandang menampung Saleh.

Saleh menjadi sasaran upaya pembunuhan pada Juni tahun lalu. Pemboman terhadap kompleks kepresidenannya membuat dia menderita luka parah parah dan dipaksa berobat ke negara tetangga Yaman, Arab Saudi.

Saleh kembali ke Yaman pada September 2011. (C003/A011)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

KJRI layani WNI di kota berjarak 1.100 km dari Jeddah

Posted: 28 Jan 2012 04:53 AM PST

Sejumlah warga negara Indonesia di Hotel Al-Hamdan, Kota Tabuk, yang berjarak kurang lebih 1.100 km dari Jeddah, Kamis (26/1) waktu setempat, sedang mengurus dokumen keimigrasian. KJRI Jeddah yang menggelar kegiatan Yandu mulai pukul 10.00 hingga sore melayani kurang dari 125 orang WNI. (Foto Istimewa)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah pada bulan Januari 2012 ini telah kali kedua melaksanakan kegiatan  "Yandu" di Kota Tabuk yang berjarak kurang lebih 1.100 km dari Jeddah.

Kegiatan pertama pada tanggal 12 Januari, dan yang terakhir pada tanggal 26 Januari lalu, kata Pejabat Fungsi Pensosbud II KJRI Jeddah, Nur Ibrahim, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Sabtu malam.  

Dijelaskan, tim Yandu terdiri atas sembilan orang yang meliputi para pejabat dan staf fungsi Konsuler, Pensosbud, Imigrasi, dan tenaga kerja KJRI Jeddah.   

Yandu ini, kata dia, merupakan pelayanan "jemput bola" oleh KJRI Jeddah. Dan, pelaksanaannya secara kontinu atau setiap dua minggu sekali dalam sebulan.

Dalam kegiatan itu, tim Yandu memberikan pelayanan kekonsuleran, keimigrasian, ketenagakerjaan sekaligus pembinaan kepada masyarakat Indonesia di berbagai kota yang berada di wilayah kerja KJRI Jeddah. Pada tahun ini, pihaknya berencana melaksanakan 24 kali kegiatan Yandu.

Karena tidak mendapatkan tiket pesawat udara, lanjut Ibrahim, tim harus menempuh perjalanan darat, menyusuri jalur pantai barat, dan melewati beberapa kota lainnya, seperti Thuwal, Umm Lajj, Yanbu, Al Wajh, dan Duba, kemudian baru di Kota Tabuk.

Tim berangkat dari Jeddah  pada sore hari dan tiba di Tabuk pukul 04.00 waktu setempat. Total waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi pelayanan sekitar 11 jam perjalanan.

Kegiatan Yandu dilaksanakan di Hotel Al-Hamdan mulai pukul 10.00 pagi hingga sore hari dan dihadiri tidak kurang dari 125 orang WNI yang datang ke lokasi kegiatan, baik sendiri maupun diantar oleh majikan masing-masing.

Sebagian besar WNI/TKI, kata Ibrahim, datang untuk melakukan perpanjangan/penggantian paspor yang akan dan/atau telah habis masa berlakunya. Namun, ada pula yang membutuhkan layanan penerjemahan dokumen sertifikat pelatihan, akta lahir anak maupun penerbitan surat keterangan cuti kerja.

Di samping itu, mereka juga memanfaatkan kunjungan pejabat KJRI ke Tabuk untuk melapor dan berkonsultasi seputar masalah ketenagakerjaan yang dihadapi serta meminta tanggapan maupun klarifikasi berbagai isu yang menyangkut kepentingan mereka.

Dikatakan, permohonan layanan di luar penggantian paspor akan dipenuhi langsung on the spot oleh tim. Khusus, layanan penggantian paspor memakan waktu satu minggu setelah pemohon menyerahkan dokumen berisi seluruh persyaratan yang dibutuhkan.

Hal itu, kata Ibrahim, mesin cetak paspor yang dimiliki KJRI sangat sensitif dan bobotnya cukup berat sehingga tidak mungkin dapat dibawa langsung ke lokasi pelayanan.

"Selanjutnya paspor baru yang telah dicetak akan dikirim ke Tabuk dan dibagikan oleh staf KJRI yang ditugaskan," katanya.

Ia mengemukakan tidak hanya memberikan pelayanan kepada WNI/TKI yang ada di Tabuk, tim Yandu turut mempromosikan pariwisata Indonesia dengan cara membagi-bagikan 100 eksemplar buku berbahasa Arab berjudul Indonesia: "Kesaksian Sang Pelancong" kepada warga Arab Saudi dan warga negara asing lainnya yang berada di lokasi Yandu dan Tabuk.

Buku tersebut ditulis oleh seorang wartawan senior Saudi Bakheet Thole' Al-Zahrani dan berisi catatan perjalanan dan kesan-kesannya saat mengikuti familiarization trip (fam trip) ke beberapa tempat di Indonesia beberapa waktu lalu.

Pejabat KJRI Jeddah yang hadir juga memanfaatkan pertemuan tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan dari masyarakat Indonesia mengenai moratorium pengiriman TKI sektor domestik dan KTKLN.

Pejabat KJRI mengimbau mereka untuk melaporkan masalah yang mereka alami ke KJRI Jeddah, baik melalui telepon, surat, maupun surat elektronik (e-mail), serta tidak melakukan hal-hal yang justru dapat merugikan diri mereka.

Saat dimintai tanggapannya atas kegiatan Yandu, masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di Tabuk menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada KJRI Jeddah atas perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada WNI di sana. Bagi mereka, kegiatan ini sangat membantu dari segi biaya, waktu, dan tenaga.
 
Pelaksanaan Yandu ke berbagai kota yang terbentang luas di wilayah Barat Arab Saudi, kata dia, bukan tanpa risiko. Ketidaktersediaan tiket pesawat udara dari Jeddah menuju lokasi Yandu sering kali memaksa tim untuk menggunakan jalur darat menggunakan kendaraan yang dimiliki KJRI, termasuk saat pelaksanaan Yandu di Tabuk dua hari lalu.

Risiko kecelakaan maupun kerusakan kendaraan yang ditumpangi dalam perjalanan senantiasa mengintai tim, mengingat medan dan iklim di sebagian besar wilayah kerja KJRI yang terbilang cukup ekstrim.

"Waktu akhir pekan (Kamis dan Jumat) yang diperuntukkan bagi pelaksanaan Yandu merupakan salah satu bentuk pengorbanan lain oleh pejabat dan staf KJRI demi memberikan pelayanan bagi WNI/TKI di wilayah," demikian siaran pers dari KJRI Jeddah yang disampaikan Nur Ibrahim.

(D007)

Editor: Kliwon

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan