KOMPAS.com - Internasional |
Penipu Tawarkan Kedubes RI di Korsel ke Investor Posted: 20 Oct 2011 04:21 AM PDT Penipu Tawarkan Kedubes RI di Korsel ke Investor | Egidius Patnistik | Kamis, 20 Oktober 2011 | 11:21 WIB Indonesiaseoul Gedung Kedutaan Besar Indonesia di Yeouido, kawasan keuangan Seoul, Korea Selatan. SEOUL, KOMPAS.com - Tiga warga Korea Selatan ditangkap karena diduga telah mencoba untuk menjual lokasi kedutaan besar Indonesia di Seoul dan mengantongi uang 1,7 juta dollar AS dari calon investor, kata polisi, Rabu (19/10/2011). Kepolisian Korea Selatan (Korsel) mengatakan, ketiga orang itu bilang kepada para investor pada 2009 bahwa lokasi kedutaan yang terletak di distrik keuangan Seoul itu akan segera relokasi dan tempat itu akan dikembangkan untuk kawasan perdagangan. Salah satu dari tiga orang itu, yang diidentifikasi sebagai Kwon dan menikah dengan perempuan Indonesia, pada Januari lalu bahkan memboyong sembilan saudara ipar dan kenalannya dari Indonesia ke Seoul untuk mengaku sebagai pejabat dari Jakarta. Orang-orang Indonesia itu, termasuk, istri Kwon, kakak ipar dan bahkan sopirnya, menyelenggarakan "presentasi bisnis" di hadapan para investor. "Mereka bahkan membuat dokumen palsu yang tampaknya ditandatangani oleh wakil direktur bidang hukum dan perjanjian Kementerian Luar Negeri Indonesia, agar investor percaya," kata polisi dalam sebuah pernyataan. Ketiga orang itu berhasil mendapat uang dua milyar won (setara 1,7 juta dollar) dari tujuh investor. Mereka menjanjikan pengembalian sebasar 130 miliar won kepada para investor itu. Kedutaan itu pada kenyataannya tidak punya rencana untuk pindah. Penipuan itu terbongkar saat para investor mengirim sejumlah dokumen, yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, ke kedutaan Korea Selatan di Jakarta untuk memeriksa keasliannya. Dua dari tersangka kabur ke Indonesia tetapi tertangkap dan dikirim kembali pekan lalu. Menurut polisi, ketiganya kemungkinan akan menghadapi hukuman penjara minimal tiga tahun. |
Posted: 20 Oct 2011 03:07 AM PDT Saif Khadafy Terus Bergerak | Kistyarini | Kamis, 20 Oktober 2011 | 10:07 WIB TRIPOLI, KOMPAS.com - Para pejuang Dewan Transisi Nasional (NTC) yang berkuasa di Libya, Rabu (19/10/2011), mengatakan mereka melihat konvoi sekitar 30 mobil di selatan Bani Walid, yang mereka yakini iring-iringan Saif al-Islam, putra kedua Moammar Khadafy. Mahmoud Taufik, juru bicara NTC untuk pasukan garis depan selatan Bani Walid, mengatakan kepada Xinhua bahwa para pejuang mereka akan terus memantau dan mengikuti pergerakan konvoi, dan berkoordinasi dengan para pejuang di daerah-daerah lain tempat perjalanan konvoi. Saif al-Islam diduga disertai sejumlah anggota senior rezim ayahnya. Di medan perang Bani Walid, sekitar 180 kilometer tenggara ibu kota Tripoli, Taufik mengatakan NTC telah melanjutkan operasi pembersihan mereka di semua sudut kota, dan mampu menangkap sekitar 300 tentara dan tentara bayaran pro-Khadafy. Sementara itu, di kubu pro-Khadafy, bentrokan kekerasan menyeret antara pasukan NTC dan pejuang pro-Khadafy pada Rabu (19/10/2011), di daerah terbatas di Sirte, kampung halaman Khadafy, sekitar 450 kilometer sebelah timur ibu kota. Tapi para pejuang NTC telah berhasil mengontrol pintu masuk ke lingkungan yang disebut Nomor Dua di mana kantong terakhir basis loyalis Khadafy berada, dan menangkap sejumlah tentara bayaran Afrika, kata sumber dekat NTC yang tak bersedia disebut namanya kepada Xinhua. Sumber itu menambahkan bahwa dua pejuang NTC tewas dan sekitar 40 terluka dalam bentrokan pada Rabu di Sirte itu. Sumber : Ant, Xinhua, Oana |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan