KOMPAS.com - Nasional |
Posted: 08 Sep 2011 10:58 AM PDT Dugaan Korupsi Menteri Masa Sulit Pemerintahan SBY Suhartono | Agus Mulyadi | Jumat, 9 September 2011 | 00:13 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Tuduhan terhadap beberapa menteri terkait dengan dugaan skandal suap dan korupsi sekarang ini adalah masa sulit kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski demikian, pemerintah tidak punya pilihan lain selain memastikan bahwa semua menteri patuh dan bekerja sama secara penuh pada proses hukum yang harus dijalani. Demikian disampaikan sosiolog, yang kini menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Politik, Daniel Sparingga, kepada Kompas di Jakarta, Kamis (8/9/2011) malam. "Kita memang belum punya gambaran yang lengkap, utuh, dan final tentang dugaan kasus tersebut. Walau begitu, kami tidak punya pilihan lain selain memastikan bahwa semua menteri patuh dan bekerja sama secara penuh pada proses hukum yang mungkin mereka harus hadapi," tambah Daniel. Daniel mengatakan, para menteri maklum dengan konsekuensi tersebut. "Dan, kabar baiknya adalah tidak ada satu pun dari mereka yang menghindar atau menyingkir dari kewajiban itu. Tidak ada kebijakan khusus dalam masalah ini, selain memastikan bahwa transparansi dalam proses itu berlaku untuk siapa pun," jelas Daniel. "Meskipun terasa pahit, proses yang harus dilewati semua orang, termasuk menteri dan pejabat tinggi negara, mendemonstrasikan satu hal, yaitu dalam pemerintahan Presiden Yudhoyono tidak seorang pun dikecualikan dari kewajiban hukum," tambahnya. Daniel mengaku, korupsi memang aib bagi bangsa ini, tetapi proses hukumnya yang transparan dan berlaku bagi semua adalah capaian yang membesarkan hati. |
1.018 Kasus Kecelakaan karena Pengemudi Mengantuk Posted: 08 Sep 2011 10:58 AM PDT 1.018 Kasus Kecelakaan karena Pengemudi Mengantuk Maria Natalia | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Jumat, 9 September 2011 | 00:28 WIB JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengungkapkan, selama arus mudik Lebaran, kecelakaan lalu lintas karena pengemudi mengantuk mencapai 1.018 kasus. Data ini tercatat dalam Data Operasi Ketupat sejak 23 Agustus hingga 7 September 2011. "Kecelakaan akibat pengemudi yang mengantuk sebanyak 1.018 kasus, kemudian karena kelayakan kendaraan sebanyak 449 kasus, dan kelayakan jalan sebanyak 387 kasus," ujar Anton dalam pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/9/2011). Sementara itu, data lainnya berupa kecelakaan akibat pengemudi yang melanggar marka jalan sebanyak 340 kasus. Kecelakaan karena kecepatan kendaraan yang melewati batas sebanyak 155 kasus. Selain akibat teknis, kata Anton, kecelakaan juga terjadi karena para pengguna kendaraan menggunakan telepon genggam saat mengemudi. Jumlah kecelakaan akibat telepon genggam ini sebesar 73 kasus. "Kecelakaan karena pengemudi mabuk sebanyak 18 kasus. Sementara itu, karena pengemudinya sakit sebanyak 7 kasus," tuturnya. Info lainnya seputar jumlah kendaraan arus mudik Lebaran, para pengguna sepeda motor sebanyak 4.482 unit. Pemudik yang membawa mobil berpenumpang sebanyak 865 unit. Sementara jumlah bus sebanyak 254 unit dan mobil barang sebanyak 546 unit. Jumlah kendaraan secara keseluruhan ditambah dengan 17 unit dan 116 kendaraan khusus mencapai 6.280 unit. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan