ANTARA - Peristiwa |
Kapal bermuatan kendaraan ilegal eks Singapura ditangkap Posted: 30 Sep 2011 08:21 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat TNI Angkatan Laut berhasil menangkap kapal bermuatan kendaraan ilegal eks Singapura saat memasuki wilayah Sabang, Aceh, Jumat. Komandan KRI Silas Papare - 386 Letkol Laut (P) Dovian Syafril saat dikonfirmasi dari Jakarta mengatakan, Kapal Motor (KM) Demonah bermuatan mobil dan motor besar eks Singapura tanpa dokumen di sekitar perairan Sabang, Aceh. Ia menuturkan, KRI Silas Papare - 386 yang sedang melaksanakan patroli keamanan laut di perairan Sabang telah mendeteksi kapal Demonah yang mencurigakan karena kapal tersebut berusaha melakukan manuver menghindar dan melakukan penggelapan atau pemadaman lampu penerangan untuk mengelabui. "Melihat gelagat itu, dilakukan pengejaran, penangkapan dan penyelidikan," katanya menjelaskan. Berdasar penyelidikan diketahui kapal dinahkodai Mahadi dengan anak buah kapal (ABK) empat orang. KM Demonah yang berlayar dari Selat Benggala Sabang menuju Ulelheue, Banda Aceh, dan berbendera Indonesia itu ternyata bermuatan satu unit mobil Jeep Land Rover eks Singapura BL 361 XA warna coklat dan satu motor besar merk Pan European eks Singapura BL 1111 XS tanpa dilengkapi surat-surat yang sah, ungkap Dovian. KRI Silas Papare merupakan salah satu unsur Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang tergabung dalam Patroli Terkoordinasi India dan Indonesia (Patkor Indindo) 2011 di wilayah perairan perbatasan India dan Indonesia meliputi Lautan Hindia, Selat Malaka dan perairan Pulau Rondo. Saat melakukan patroli tersebut ditemukan kapal Demonah yang bermuatan kendaraan bermotor ilegal eks Singpura Selanjutnya kapal dan seluruh muatannya dikawal menuju Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Sabang untuk diserahkan kepada Komandan Lanal Sabang guna proses penyelidikan lebih lanjut. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
Kasad: kewaspadaan terhadap komunis harus tetap dijaga Posted: 30 Sep 2011 08:19 AM PDT Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, kewaspadaan terhadap komunis harus tetap dijaga agar peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh PKI tidak terulang kembali. "Acara tahlilan dan doa bersama yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Darat dalam mendoakan para pahlawan revolusi bukan untuk memperpanjang dendam, tetapi kita harus mengerti bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi. Kita sebagai penerus bangsa harus tetap waspada, jangan sampai terulang kembali," kata Kasad usai melaksanakan tahlilan dan doa bersama di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat. Menurut dia, pihaknya tetap memelihara hubungan dengan keluarga pelaku untuk membangun bangsa ini secara bersama-sama. Dalam acara tahlilan yang diikuti oleh anggota TNI AD dari kesatuan Kodam Jaya juga dihadiri oleh keluarga korban yang juga pahlawan revolusi. Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Waris mengatakan, kegiatan tahlilan dan doa bersama ini dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, sekaligus mendoakan para pahlawan revolusi yang telah gugur. Selain dilihat dari aspek religius, kata dia, kegiatan itu dilaksanakan agar generasi penerus bangsa berkewajiban menghargai dan menghormati jasa para pahlawan revolusi. Tantangan besar saat ini, kata Waris, mengimpelementasikan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. "Pancasila dapat memberikan jawaban atas keresahan yang terjadi saat ini, seperti maraknya kekerasan, melemahnya kesadaran persatuan bangsa, dan merosotnya nilai moral," ucapnya. Pangdam Jaya menilai, kegagalan terhadap pelaksanaan Pancasila akan membuka pintu ancaman terhadap Pancasila, yakni dengan melemahnya persatuan bangsa. "Kita harus berupaya mengimplementasikan Pancasila dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang tidak senang terhadap idelogi bangsa Indonesia itu. Oleh karenanya, kita perlu memperkokoh semangat persatuan," katanya. Di tempat yang sama, anak dari Pahlawan Revolusi Mayor Jenderal (Purn) Sutoyo Siswohardjo, Letjen (Purn) Agus Widjojo, meminta kepada penerus bangsa agar membangun bangsa ini dengan lebih baik lagi. "Kita harus berpikir bagi masa depan bangsa. Kita harus mencapai titik kesepakatan dari anak bangsa terlepas dari mana mereka saat terjadi konflik agar masa lalu tidak terbebani. Mari kita menyosong masa depan untuk membangun bangsa ini bersama-sama," katanya. Ia pun berterima kasih kepada jajaran Kodam Jaya yang setiap tahunnya menggelar acara tahlilan dan doa bersama untuk mengenang pahlawan revolusi. Dalam acara itu juga dihadiri Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Asmyn Yusri Nasution serta Danjen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan