KOMPAS.com - Regional |
Kesal Jalan Rusak, Pot Ditaruh di Jalan Posted: 12 Aug 2011 08:14 AM PDT Kesal Jalan Rusak, Pot Ditaruh di Jalan Kris R Mada | Robert Adhi Kusumaputra | Jumat, 12 Agustus 2011 | 15:14 WIB PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga Bukit Merapen, Pangkal Pinang menaruh pot di Jalan Pahlawan 12. Aksi itu sebagai protes atas kerusakan jalan di depan rumah mereka. Kalau musim kemarau begini, debu semakin banyak. Apalagi, kalau ada kendaraan ngebut. -- Razak Warga kesal sudah berbulan-bulan jalan rusak. Sebagian besar aspal jalan terkelupas dan tanah merah terlihat. Namun, tidak ada tanda-tanda perbaikan akan dilakukan. Warga juga terganggu dengan debu dari jalan. "Kalau musim kemarau begini, debu semakin banyak. Apalagi, kalau ada kendaraan ngebut," ujar salah seorang warga, Razak, di Pangkal Pinang, Jumat (12/8/2011). Warga menyusun pot dari halaman rumah mereka ke badan jalan. Sebagian menjejerkan lebih dari tiga pot ke badan jalan. Akibatnya, hanya sebagian badan jalan bisa dilewati. Kendaraan harus berkecepatan rendah dan bergantian melewati bagian yang dipasangi pot oleh warga. "Dengan begini debu berkurang," tuturnya. |
Penjualan Lampu Tumbilotohe Marak Posted: 12 Aug 2011 08:05 AM PDT JELANG LEBARAN Penjualan Lampu Tumbilotohe Marak Aris Prasetyo | Marcus Suprihadi | Jumat, 12 Agustus 2011 | 15:05 WIB KOMPAS/ARIS PRASETYO Saiful Hasan, penjual lampu untuk adat tumbilotohe, tengah menjajakan dagangan lampunya di komplek Pasar Sentral, Kota Gorontalo, Jumat (12/8/2011). Ia menjual seharga Rp 2.000 untuk tiga botol lampu. Ada tumbilotohe adalah adat pemasangan lampu minyak di sepanjang jalan di Gorontalo tiga hari menjelang Lebaran. Dahulu, pelaksanaan tumbilotohe dimaksudkan untuk memudahkan pembagian zakat di malam hari karena belum ada penerangan li strik. TERKAIT: GORONTALO, KOMPAS.com- Penjualan lampu minyak untuk adat tumbilotohe di Gorontalo mulai marak. Di beberapa ruas jalan di Kota Gorontalo terlihat penjual lampu itu memamerkan dagangannya. Tumbilotohe adalah adat Gorontalo berupa pemasangan lampu minyak di tepian jalan dimulai tiga hari sebelum Lebaran. Salah satu penjual lampu tumbilotohe, Saiful Hasan (38), memasang lapak dagangan lampunya di komplek Pasar Sentral Kota Gorontalo. Ia menjual Rp 2.000 untuk tiga lampu. Lampu tersebut dibuat dari botol beling bekas minuman berenergi yang dipasangi sumbu kompor. "Saya membuat 50.000 botol lampu untuk dijual. Harganya Rp 2.000 untuk tiga lampu," ujar Saiful, Jumat (12/8/2011). Selain di komplek Pasar Sentral Kota Gorontalo, penjualan lampu tumbilotohe juga terlihat di Jalan Oemar Said Tjokroaminoto dan Jalan Sultan Botutihe. Biasanya, semakin mendekati Lebaran harga lampu turun hingga Rp 1.000 per tiga botol lampu. Dalam bahasa Gorontalo, tumbilotohe terdiri dari dua suku kata, yakni tumbilo (pasang) dan tohe (lampu). Adat tumbilotohe artinya adat memasang lampu pada malam hari di tepian jalan tiga hari sebelum Lebaran. Di masa lalu, pelaksanaan tumbilotohe bertujuan untuk memudahkan pemberian zakat di malam hari sebab saat itu tidak ada penerangan lampu listrik. Bahan bakar yang digunakan terbuat dari getah damar atau minyak kelapa.Sekarang, minyak tanah menggantikan fungsi getah damar dan minyak kelapa. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Regional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan