KOMPAS.com - Nasional |
Pemerintah: Besok 1 Ramadhan 1432 H Posted: 31 Jul 2011 12:45 PM PDT JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1432 Hijriah jatuh pada Senin, 1 Agustus 2011. Keputusan tersebut diambil setelah Kementerian Agama menjalani sidang isbat penetapan awal bulan Ramadhan 1432 H di Gedung Kementerian Agama, Minggu (31/7/2011) malam. "Setelah mendengar laporan Ketua Badan Hisab dan Rukyat (BHR) serta pandangan ormas Islam dan ulama, di antara kami sudah sepakat bahwa 1 Agustus adalah tanggal 1 Ramadhan 1432 H. Oleh karena itu, saya menyatakan dan menetapkan 1 Ramadhan 1432 Hijriah jatuh pada 1 Agustus 2011," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali disusul ketukan palu saat menutup sidang tersebut di Operatian Room, Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu malam. Sidang penetapan awal Ramadhan yang dipimpin Menteri Agama Suryadharma Ali dihadiri juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin, Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU), Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, pimpinan ormas-ormas Islam, perwakilan negara sahabat, serta anggota Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Suryadharma mengatakan, sebelum menetapkan I Ramadhan 1431 H, pihaknya telah melakukan pengamatan rukyatul hilal (penampakan bulan di titik awal) di tiga tempat. Adapun tiga tempat itu adalah Makasar, Bukit Condro-Gresik, dan Bangkalan-Jawa Timur. Sementara itu, rukyat dilakukan bersama-sama mahkamah syariah dan ormas-ormas Islam. "Dari tiga tempat tersebut, hilal sudah diatas ufuk, hilal berhasil dirukyah. Jadi, untuk awal puasa mulai Senin, 1 Agustus, dapat kami setujui," katanya. Suryadharma menegaskan, sidang itsbat tersebut telah mengambil keputusan secara mufakat, tanpa perbedaan yang berarti dari beberapa pihak yang melakukan hilal dan rukyat. "Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah melakukan rukyat di seluruh titik di Indonesia, semoga apa yang dilakukan oleh kita mendapat berkah dari Yang Maha Kuasa. Dan, kami mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi seluruh masyarakat Indonesia, semoga ibadah kita diterima," ujarnya. Sebelumnya, berdasarkan laporan anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya, data hisab yang dihimpun dari berbagai sumber menunjukkan bahwa ijtimak terjadi pada Minggu, 31 Juli 2011, sekitar pukul 01.40 WIB. Pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dengan ketinggian 6,36 derajat dengan umur kekuatan selama 16 jam 11 menit 8 detik. "Jadi, dari data itu dapat kita simpulkan akhir Syaban jatuh pada Minggu, 31 Agustus (29 syaban), 1 Ramadhan 1432 Hijriah jatuh 1 Agustus 2011," kata Cecep. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
Kontras: Kekerasan di Aceh Masih Tinggi Posted: 31 Jul 2011 07:13 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengungkapkan, tingkat kekerasan di Aceh pasca Perjanjian Damai Helsinki 15 Agustus 2011 hingga saat ini masih tinggi. Koordinator Kontras Haris Azhar mengatakan, tinggi kekerasan tersebut terkait dengan momentum peristiwa politik lokal dalam agenda Pemilukada Aceh. "Melihat lebih jauh pola-pola praktik kekerasan di Aceh, kondisi ini tentu saja menimbulkan kecemasan dan sekaligus meningkatkan pesimisme warga Aceh pada kembalinya kekerasan di Aceh, kegagalan perdamaian dan molornya Pemilukada (Gubernur) Aceh," ujar Haris di kantor Kontras, Jakarta, Minggu (31/7/2011). Haris mengungkapkan, praktik kekerasan yang terjadi terakhir menimpa pada mantan kombatan, bekas Panglima GAM wilayah Batee Iliek, Saiful Cage pada 22 Juli 2011, di Bireun, Aceh. Ia tewas seketika. Aparat keamanan hingga kini masih belum dapat mengidentifikasi pelaku penembakan. "Saiful Cage, ditengah sengketa Pemilukada ini menjadi korban pertama. Tapi model kekerasan ini, sudah seringkali terjadi. Jadi model kekerasannya sifatnya tertutup seperti sabotase, pembunuhan, penembakan, dan sebagainya," kata Haris. Dalam catatan Kontras, sejak 2005 fluktuasi tingkat kekerasan di Aceh naik dan turun. Angka kekerasan meningkat drastis di tahun 2009, dengan 25 kasus kekerasan, di antaranya pemboman, pembakaran, pengerusakan atribut partai, intimidasi, penyiksaan, penembakan dan pembunuhan. Setidaknya tercatat tujuh orang korban penembakan dan 25 orang korban pembunuhan pada tahun tersebut. Adapun, pada 2010, angka kekerasan masih berada pada kisaran jumlah yang tidak jauh berubah. Pada tahun tersebut setidaknya masih terdapat 16 orang korban penembakan dan dua orang korban pembunuhan di Aceh. "Kami melihat apa yang terjadi di Aceh tak beda jauh dengan situasi yang terjadi di Poso pasca-Perjanjian Malino. Dari sisi pelaku sebagian besar melibatkan banyak pelaku yang didefinisikan sebagai orang tak dikenal (OTK). Dan sampai saat ini, meski pun kekerasan mereda di Poso, namun hak-hak masyarakat korban konflik masih belum tunai tuntas terpenuhi," jelasnya. Oleh karena itu, lanjut Haris, pihaknya mendorong agar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, beserta jajaran aparat keamanan di tingkat lokal melakukan evaluasi kondisi keamanan dalam menanggapi maraknya praktik kekerasan. Menurutnya, hal tersebut mutlak dilakukan, mengingat potensi kekerasan menjelang atau disaat perdebatan Pemilukada 2011 bisa terjadi sewaktu-waktu. "Dalam soal debat sengketa Pemilukada, kita juga merekomendasikan agar pemerintah pusat untuk memfasilitasi proses dialog antara DPR Aceh dan parpol-parpol di Aceh yang menolak calon Independen dengan Komite Independen Pemilihan (KIP) yang membolehkan calon Independen untuk maju dalam pemilihan Gubernur Aceh 2011-2016. Dan Evaluasi ini menjadi penting dilakukan untuk meredam lahirnya kelompok-kelompok kekerasan yang mampu memicu konflik baru," papar Haris. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan