Ahad, 31 Julai 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Parlemen Baru Thailand Gelar Sidang Perdana

Posted: 31 Jul 2011 08:31 PM PDT

Bangkok (ANTARA News/AFP) - Sidang Parlemen baru Thailand secara resmi dibuka, Senin, namun dihadapkan dengan tantangan berat membawa kestabilan di kerajaan itu setelah lima tahun kekacauan politik.

Pangeran Mahkota Maha Vajiralongkorn dijadwalkan memimpin upacara pembukaan sidang di ibu kota negeri itu, Bangkok, Senin petang waktu setempat, yang memungkinkan majelis rendah yang terdiri atas 500 kursi mulai bekerja pada akhir pekan ini, kata pihak istana.

Dalam beberapa hari, para anggota parlemen diharapkan untuk mensahkan wanita perdana menteri pertama negara itu, Yingluck Shinawatra, dari Partai Puea Thai, yang pada 3 Juli menang dalam pemilu secara meyakinkan di banyak elektoral untuk merebut kekuasaan dari Demokrat pro-kemapanan.

Yingluck akan mengambil pimpinan hampir lima tahun setelah kakaknya, Thaksin Shinawatra --yang dianggap sebagai pemecah belah-- digulingkan sebagai perdana menteri dalam kudeta militer.

Dia kini tinggal di luar negeri untuk menghindari hukuman penjara karena korupsi.

Akademikus Thailand Pavin Chachavalpongpun mengatakan Yingluck, yang secara luas dipandang sebagai wakil kakaknya, telah menunjukkan kharisma mengejutkan karena pemilihannya yang sukses dan bisa menjadi "perdana menteri sangat mampu".

Namun dia mengatakan tantangan yang dihadapi perdana menteri mendatang, sebagai politisi pemula, sangat berat.

"Saya pikir masa bulan madu Yingluck akan sangat singkat. Dia telah begitu banyak hambatan menghadang di depannya," kata Pavin dari Studi Asia Tenggara Institut Singapura.

Lanskap politik Thailand menjadi semakin terpolarisasi setelah kudeta 2006, dengan sekutu-sekutu Thaksin lainnya dicoret dari kekuasaan oleh pengadilan dan melumpuhkan demonstrasi oleh kedua kubu pro-dan anti-Thaksin.

Mereka memuncak dalam demonstrasi massa oleh pengikutnya "Baju Merah" di Bangkok terakhir pada April dan Mei, yang berakhir dengan serangan militer dan lebih dari 90 orang tewas.

Thaksin dicari atas tuduhan terorisme terkait dengan kerusuhan itu.

Yingluck diperkirakan akan menghadapi tekanan dari Baju Merah, yang banyak di antara mereka pendukung kebijakan populis Thaksin selama pemerintahannya 2001-2006.

Mereka mungkin menuntut keadilan atas kekerasan tahun lalu dan mendorong para pemimpin mereka diberi posisi kunci.

Pemerintah baru juga akan perlu bertindak untuk menenangkan mereka, di antaranya para elit yang berbasis di Bangkok yang mendukung penggulingan Thaksin dan percaya bahwa gaya kepemimpinannya otoriter dan korup.

Masalah ekonomi juga telah bertumpuk lebih dari dampak potensial suara tagin janji Yingluck, seperti kenaikan upah minimum yang telah diperingatkan oleh Bank of Thailand (Bank Sentral) bisa memicu inflasi.

Pada pekan lalu, Komisi Pemilu mendukung puluhan calon pemenang dari pemilu nasional, sehingga total yang telah disetujui mencapai 496 - melewati ambang 95 persen yang dibutuhkan oleh undang-undang untuk parlemen bisa bersidang.

Yingluck telah membentuk koalisi enam partai yang akan memegang sekitar tiga perlima dari kursi di majelis rendah, di mana tugas pertama anggota parlemen akan memilih ketua majelis. (C003)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Pelat Beton Ambruk, Terowongan Montreal Ditutup

Posted: 31 Jul 2011 08:03 PM PDT

Ottawa (ANTARA News) - Satu pelat beton sepanjang 15 meter ambruk Ahad pagi (31/7) di terowongan jalan bebas hambatan di pusat kota terbesar kedua di Kanada, Montreal. Akibatnya, terowongan itu ditutup, dan tak ada korban jiwa.

Media setempat melaporkan pelat beton yang jatuh itu di terowongan Ville-Marie di dekat pintu ke luar City Hall telah memaksa penutupan jalan raya tersebut di kedua arah.

Bagian yang jatuh itu adalah pelat beton seperti layar yang dimaksudkan untuk menghalangi cahaya, sehingga pengemudi yang masuk dan keluar terowongan tidak silau terkena sinar Matahari, demikian laporan Xinhua, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin.

Penyelidik dan polisi Montreal dari Transport Quebec berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan.

Pada 30 September 2006, pelat beton raksasa dan beberapa kendaraan jatuh di jalan raya yang sibuk di Montreal, setelah satu jembatan susun ambruk, menimpa dua mobil di bawahnya dan melukai enam orang.
(*)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan