Rabu, 29 Jun 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Sekjen OKI: Mari Akui Negara Palestina

Posted: 30 Jun 2011 03:21 AM PDT

Sekjen OKI: Mari Akui Negara Palestina

Imam Prihadiyoko | Heru Margianto | Kamis, 30 Juni 2011 | 10:21 WIB

ASTANA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (sebelumnya Organisasi Negara-negara Islam/OKI) Ekmeleddin Ihsanoglu mengadakan sejumlah pertemuan bilateral sepanjang hari kedua Sidang ke-38 Dewan Menteri Luar Negeri (CFM) anggota OKI di Astana, Kazakhstan, dan mengajak masyarakat internasional memberikan pengakuan Negara Palestina.

Pertemuan yang dilakukan antara lain dengan kepala delegasi dari anggota dan bukan anggota OKI seperti Maroko, Sierra Leone, Suriname, Somalia dan Kirgistan di samping Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd, Baroness Warsi Sayeda dari Inggris, dan Utusan Khusus AS untuk OKI Rasyad Hussein.

"Pembicaraan bilateral tersebut difokuskan untuk mendukung program OKI dan memobilisasi dukungan untuk pengakuan Negara Palestina di Majelis Umum PBB pada bulan September mendatang," ujar Ihsanoglu di Astana, Kamis (30/6/2011).

Pembicaraan lainnya, dilakukan untuk meningkatkan kerjasama bilateral antara OKI dan negara masing-masing. Sidang ke-38 Dewan Menteri Luar Negeri OKI yang dibuka 28 Juni 2011 di Astana, ibukota Republik Kazakhstan, akan ditutup hari ini.

Pertemuan ke-38 menteri luar negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) dimulai di Astana, ibu kota Kazakhstan Selasa (28/6/2011) pagi dengan partisipasi Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.

Perwakilan dari sejumlah negara Arab, negara-negara Afrika dan Asia dalam pidato pembukaan menyerukan persatuan di antara negara-negara anggota OKI dalam memecahkan masalah yang mengganggu dunia Islam dan komunitas Muslim.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Yaman Kehilangan Lima Provinsi

Posted: 30 Jun 2011 02:15 AM PDT

SANAA, KOMPAS.com  — Pemerintah Yaman kehilangan kendali atas lima provinsi dan keamanan negara itu terus memburuk, kata penjabat presiden Yaman dalam sebuah wawancara dengan televisi CNN, Rabu (29/6/2011).

Wakil Presiden Yaman Abdu Rabu Mansur Hadi,  dalam wawancara pertamanya dengan jaringan TV Barat, juga merinci bagaimana pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat menggunakan pengenal suara untuk menyasar para pemimpin Al Qaeda dan membantu pemerintah merebut kembali kontrol atas daerah yang lepas dari kekuasaan negara itu. Hadi telah menjadi presiden sementara Yaman sejak 3 Juni ketika Presiden Ali Abdullah Saleh terluka dalam sebuah serangan di masjid di istana presiden negara itu.

Dalam wawancara panjang Rabu itu, Hadi menggambarkan luka Saleh sebagai akibat dari  sebuah percobaan pembunuhan parah. Ia mengaku tidak tahu kapan Presiden Yaman itu akan kembali dari perawatan medis di Arab Saudi. Hadi mengatakan, ia melihat Saleh segera setelah serangan bom itu. Dada penguasa berusia 68 tahun itu tertembus potongan kayu dan wajah, lengan, serta tubuh bagian atasnya terbakar, kata Hadi. Namun, ia menambahkan, kondisi kesehatan Saleh membaik setiap hari.

Wawancara yang dilakukan di kantor kementerian pertahanan yang dijaga ketat itu menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Hadi, yang oleh banyak pihak di kubu oposisi dilihat sebagai pengganti yang lemah. Dia mengakui, rumahnya dikelilingi oleh kekuatan-kekekuatan yang berlawanan. Namun, dia menantang klaim bahwa ia tidak dapat menggunakan istana presiden. Hadi mengatakan, ia memanggil putra Saleh, komandan Garda Republik ke istana itu, setiap kali dia ingin memberikan perintah.

Dia membantah tuduhan oposisi bahwa ia tidak punya kuasa, dengan mengatakan ia telah diberi kewenangan penuh untuk menandatangani usulan perdamaian baru yang  disponsori PBB. Dia menguraikan rencana-rencana yang bahkan kurang menguntungkan lawan-lawan Saleh ketimbang inisiatif dari Dewan Kerja Sama Teluk yang dia ditolak.

Hadi mengatakan, kesepakatan soal Saleh mundur hanya akan terjadi ketika seorang presiden baru terpilih. Penegasan Hadi itu melenceng jauh dari usulan Dewan Teluk yang menyatakan Saleh menyerahkan kekuasaan kepada Hadi setelah 30 hari dengan pemilu baru dalam waktu 60 hari.

Hadi menegaskan pembelaannya yang kuat terhadap Saleh. Ia menantang pandangan luas bahwa pemimpin yang sekarang merupakan bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi. "Saleh masih punya tiga juta pendukung," kata Hadi. "Dia bagian dari keseimbangan politik di Yaman. Dia ahli dalam berurusan dengan semua perbedaan, dengan semua perbedaan politik dan suku," kata Hadi.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Al Qaeda mengambil keuntungan dari kondisi keamanan yang memburuk, Hadi mengatakan, pasukan pemerintah menyerang mereka dengan agresif. Dia merinci operasi yang sedang berlangsung di Provinsi Abyan Selatan, yang ibu kotanya jatuh ke tangan Al Qaeda  baru-baru ini.

Dia juga menjelaskan bagaimana pesawat mata-mata AS telah menguping percakapan Al Qaeda, mengerjakan analisa pengenalan suara yang kemudian dibagikan dengan pihak berwenang Yaman, CIA dan FBI, sebelum target diserang. Hadi mengatakan, ada dua jenis drone (pesawat mata-mata tak berawak). "Satu mengambil gambar dan mengumpulkan informasi dan yang lainnya membawa rudal. Drone-drone yang membawa rudal tidak bisa menembakkan rudalnya kecuali suara musuh telah terekam," katanya. Seringkali, kata dia, AS menyediakan informasi tentang sasaran dan pasukan militer Yaman yang melakukan serangan.

Hadi menawarkan beberapa gagasan tentang bagaimana ia berencana untuk mengakhiri kelumpuhan ekonomi Yaman, peningkatan harga minyak dan kekurangan listrik, serta kenaikan harga pangan. Isu-isu telah memicu protes besar anti-pemerintah selama beberapa bulan terakhir dan kondisnya memburuk tajam sejak Presiden Saleh pergi berobat ke  Arab Saudi.

Namun, dia mengatakan, dirinya berharap Saleh akan membuat pidato kepada bangsa dalam waktu dekat yang diperkirakan akan membantu mengubah situasi. Dan ia mengatakan usulan perdamaian yang disponsori PBB akan menciptakan sebuah sistem politik parlemen baru di Yaman, "sehingga akan menghapus atau menghilang setiap keberatan, setiap keluhan'.

Saleh berangkat ke Arab Saudi untuk berobat setelah para dokter Yaman angkat tangan dalam menangani luka-lukanya akibat serangan di awal Juni ini. Mereka merekomendasikan dia mendapatkan perhatian dari spesialis, termasuk dari dokter mata. Sejak tiba di sana, kata  Hadi, kondisi Saleh membaik dan ingin kembali.

Akan tetapi, ketika ditanya kapan Saleh akan kembali, Hadi bilang dia tidak tahu. "Bisa jadi beberapa bulan lagi. Ini tergantung keputusan dokter.. ... Saya tidak tahu tentang tanggal pasti ia akan kembali," kata Hadi.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan