KOMPAS.com - Internasional |
Raja Saudi Berbesan Raja Bahrain Posted: 18 Jun 2011 03:29 AM PDT ROYAL WEDDING Raja Saudi Berbesan Raja Bahrain Kistyarini | Sabtu, 18 Juni 2011 | 10:29 WIB MANAMA, KOMPAS.com - Inilah royal wedding yang sebenarnya karena yang berbesan adalah dua raja, yakni Raja Abdullah dari Arab Saudi dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa. Keduanya disebut sudah "menandatangani kontrak pernikahan". Putra raja Bahrain, Sheikh Khalid bin Haman bin Isa Al Khalifa akan menikahi putri Raja Abdullah, seperti dilaporkan kantor berita Bahrain, Jumat (17/6/2011). Sayangnya, nama calon pengantin perempuan tidak disebutkan. Begitu juga dengan kapan dan di mana pernikahan itu bakal dilangsungkan. Kantor berita AP menyebut, keduanya sudah "menandatangani kontrak pernikahan" pada Kamis (16/6/2011). Pernikahan itu dinilai sebagai pertalian strategis untuk memperkuat ikatan antara dua kerajaan Arab itu. Kabar pernikahan kerajaan itu diumumkan di tengah krisis politik yang melanda Bahrain sejak pertengahan Februari 2011. Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan secara rutin untuk menuntut melepas kekuasaan. Atas permintaan pemerintah Bahrain, Saudi mengirim pasukan ke negara itu untuk membantu meredam demonstrasi. Dilaporkan, ratusan orang ditangkap selama gelombang demonstrasi berlangsung. Amnesti Internasional dan Human Right Watch mengkritik tindakan brutal rezim Bahrain terhadap peserta demonstrasi damai itu.
|
Perempuan Saudi Mengemudi Bareng Posted: 18 Jun 2011 01:45 AM PDT RIYADH, KOMPAS.com - Kaum perempuan Arab Saudi benar-benar serius dengan tantangan mereka melawan larangan mengemudi. Secara serentak puluhan perempuan duduk di balik kemudi dan mulai menjalankan mobil, Jumat (17/6/2011). Didorong kampanye Women2Drive, banyak perempuan Saudi bertekad menentang larangan mengemudi. Melalui Facebook dan Twitter, mereka berjanji akan beraksi bersama pada Jumat kemarin. "Kami baru pulang dari supermarket. Istri hari memutuskan mulai hari ini dia yang mengemudi saat berangkat dan pulang," tulis kolumnis Taufik Alsaif dalam akun Twitter-nya. "Saya dan istri saya, Maha, baru dari berkendara selama 45 menit. Dia yang menyetir mobil melewati jalan-jalan di Riyadh," kata Mohammad al-Qahtani, presiden Asosiasi Hak Sipil dan Politik Saudi, juga melalui Twitter. Didorong kampanye Women2Drive, banyak perempuan Saudi bertekad menentang larangan mengemudi. Melalui Facebook dan Twitter, mereka berjanji akan beraksi bersama pada Jumat kemarin. Perempuan Saudi yang bisa mengemudikan mobil biasanya mendapat surat izin mengemudi di luar negeri. Sebab mereka tidak mungkin mendapatkannya di Saudi. Veteran aktivis hak-hak perempuan Wajha al-Huwaider mengatakan, dia tidak berharap kampanye itu diikuti banyak perempuan mengingat respons keras pemerintah terhadap para penganjur kampanye itu. Meskipun dukungan dari luar negeri terhadap gerakan itu sangat besar. "Saya tidak mengharapkan sesuatu yang besar seperti yang diharapkan orang di luar Saudi," katanya. Ditambahkannya, penahanan Manal al-Sharif, serta sejumlah perempuan lain cukup membuat takut kaum perempuan. Sharif, seorang ilmuwan komputer 32 tahun, dijebloskan dalam penjara selama dua minggu bulan lalu setelah mengemudi dan mengunggah posting rekaman tindakannya di Internet. Enam perempuan lainnya juga sempat ditahan karena belajar mengemudi di sebuah tanah kosong di utara Riyadh. Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan