KOMPAS.com - Internasional |
Ratusan Penjahat Internet Dibekuk Posted: 11 Jun 2011 03:36 AM PDT JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara RI sepanjang hari Kamis (9/6/2011) menangkap 177 warga China dan Taiwan, yang diduga melakukan berbagai modus kejahatan transnasional melalui internet. Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi internasional serentak di enam negara. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat sore, mengatakan, para tersangka ditangkap di 15 titik tempat operasi mereka di sekitar Jakarta dan Tangerang. Mereka menyewa rumah yang dilengkapi jaringan internet pita lebar di berbagai kompleks perumahan mewah, seperti Pondok Indah dan Permata Hijau di Jakarta Selatan, Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara, serta Lippo Karawaci di Tangerang. Penangkapan serupa juga terjadi di Malaysia, Kamboja, Thailand, China, dan Taiwan. Kepala Kepolisian Taiwan Wang Cho Chiun mengatakan, operasi serentak yang dilaksanakan dengan ekstrahati-hati tersebut berhasil menangkap 598 tersangka, yang terdiri atas 410 warga Taiwan, 181 warga China, 3 warga Thailand, 2 warga Korea Selatan, serta masing-masing 1 warga Kamboja dan Vietnam. Semua negara mendapat informasi dari kepolisian China dan Taiwan tentang jaringan penipu yang beroperasi di negara masing-masing. Polri sendiri pertama kali mendapat informasi dari Departemen Investigasi Kriminal Kementerian Keamanan Publik China melalui Kedutaan Besar China di Jakarta, 19 Mei. Menurut Boy, polisi sudah mulai bergerak menggerebek tempat-tempat operasi para penjahat ini pada 31 Mei, tetapi dihentikan atas permintaan kepolisian China. Pihak China menginginkan operasi di semua negara berlangsung serentak sehingga tidak ada risiko kebocoran yang bisa membuat para penjahat melarikan diri. "Ini untuk pertama kali kepolisian Taiwan dan China menggelar penyelidikan bersama terhadap kasus-kasus di negara ketiga. Kami yakin ini akan menjadi contoh kerja sama pemberantasan kejahatan (antarnegara)," tutur Wang, yang mengatakan pihaknya mengerahkan tak kurang dari 800 polisi untuk menjalankan operasi ini. Modus berbeda-beda Para penjahat tersebut memanfaatkan jaringan internet dan telepon di negara tempat operasi mereka untuk menipu orang-orang di China, Taiwan, Filipina, dan Vietnam. Modusnya berbeda di setiap negara. Kelompok di Malaysia menipu korbannya dengan mengatakan mereka telah melanggar rambu lalu lintas dan harus membayar tilang ke suatu rekening di internet atau menghadapi pengadilan. Di Thailand, para penipu menggunakan dua taktik, yakni memberikan kejutan kepada korban dengan mengatakan mereka telah menang lotre atau menakut-nakuti mereka dengan mengatakan rekening bank atau kartu kredit mereka telah ditutup. Menurut Boy, mereka memanfaatkan panggilan telepon melalui jaringan internet (VOIP) untuk menipu korban. "Mereka berpura-pura dari perusahaan dan menawarkan jasa investasi. Orang yang tertarik kemudian mengirim uang," kata Boy. Dalam laporan Kementerian Keamanan Publik China yang dikirimkan kepada Polri tercatat tak kurang dari 300.000 kasus penipuan telah dilakukan sindikat penipu di Taiwan dan China ini dalam tiga tahun terakhir. Total uang hasil penipuan ini mencapai enam miliar yuan (sekitar Rp 7,9 triliun). Pindah ke Asia Tenggara Para pemimpin sindikat ini, yang berasal dari Taiwan, merekrut warga China untuk melakukan penipuan lewat telepon di daratan China dan Hongkong. Setelah operasi mereka disikat kepolisian China dan Taiwan, sindikat ini mulai memindahkan pusat operasi mereka ke kawasan Asia Tenggara sejak tahun lalu. Menurut laporan China, pusat operasi sindikat itu saat ini diduga berada di Indonesia dan Kamboja. Sementara menurut laporan Taiwan, pusat operasi ada di Indonesia dan Malaysia. "Di Indonesia, kami menemukan 106 kasus dengan nilai kerugian 7 juta yuan, sedangkan di Kamboja terdapat 84 kasus dengan nilai kerugian 14,4 juta yuan," ungkap laporan China. Boy mengatakan, sejauh ini belum ada laporan warga Indonesia yang menjadi korban penipuan sindikat ini. "Kalau ada masyarakat Indonesia yang menjadi korban, diharapkan melapor," katanya. Sebanyak 76 warga negara China yang ditangkap di Indonesia akan dideportasi ke China, Sabtu ini. Mereka akan dijemput pesawat khusus yang dicarter kepolisian China di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sementara 101 tersangka asal Taiwan masih ditahan dan diperiksa di Jakarta. Semua tersangka masuk ke Indonesia menggunakan visa turis. (WIN/FER/AP/AFP/DHF) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price. |
Penumpang Lucuti Baju, Pesawat Dialihkan Posted: 11 Jun 2011 01:25 AM PDT Diturunkan di Madrid Penumpang Lucuti Baju, Pesawat Dialihkan Inggried | Sabtu, 11 Juni 2011 | 08:25 WIB MADRID, KOMPAS.com - Peristiwa ini terjadi di sebuah pesawat dalam penerbangan dari Madrid menuju Frankfurt. Seorang pria, penumpang pesawat Iberia, tiba-tiba melucuti pakaian hingga tak ada yang menutupi bagian tubuhnya. Kejadian ini akhirnya memaksa pilot mengalihkan pesawat sehingga pria itu dapat diturunkan. "Seorang penumpang berkebangsaan Jerman melucuti semua pakaiannya di dalam pesawat pada Kamis malam," kata wanita juru bicara perusahaan penerbangan Iberia, sepert dikutip AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat (10/6/2011). Juru bicara itu mengatakan, staf yang bertugas di pesawat berusaha membujuk pria tersebut. "Tapi ia malah jadi agresif dan akhirnya mengunci diri di dalam toilet. Pilot memutuskan untuk membelokkan pesawat dan mendarat di Madrid," ujarnya. Sesaat setelah mendarat, pihak kepolisian naik ke dalam pesawat dan membawa pria itu pergi. Ia mengatakan perusahaan penerbangan tak mengetahui alasan pria yang tak disebutkan identitasnya itu, hingga melucuti pakaiannya. Di bandara, petugas polisi langsung mengamankannya. Sementara itu, pilot pesawat Iberia mengajukan keluhan dan mengatakan bahwa penumpang tersebut tak mematuhi instruksi awak kabin untuk duduk selama penerbangan, tetapi malah berteriak-teriak. Namun, keluhan sang pilot tak menyebutkan bahwa pria itu melepas seluruh pakaiannya. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian setempat, tak ada indikasi pria itu dalam keadaan mabuk. Tak ada keterangan mengenai tingkah lakunya sebelum melakukan aksi buka baju. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan