Jumaat, 10 Jun 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Tujuh Tewas Dalam Bakutembak di Kaukasus Utara

Posted: 10 Jun 2011 07:02 PM PDT

Moskow  (ANTARA News) - Enam gerilyawan dan satu anggota pasukan keamanan Rusia tewas dalam tembak-menembak Jumat di sebuah lereng gunung berhutan dekat tempat wisata ski yang sangat terkenal di Kaukasus Utara, Gunung Elbrus di Kabardino Balkaria, demikian menurut pihak berwenang.

Rusia sedang berjuang untuk mengekang pemberontakan kelompok Islam garis keras di pinggiran selatannya yang bergunung-gunung, tempat pemboman bunuh diri dan pembunuhan yang ditargetkan telah menjadi terjadi hampir tiap hari.

Kekerasan itu meluas dalam beberapa tahun belakangan ini dari Chechnya, tempat Kremlin telah melancarkan dua perang terhadap gerilyawan separatis sejak 1994, ke wilayah yang sebagian besar warganya Muslim seperti Kabardino Balkaria -- yang menampung puncak tertinggi di Eropa tersebut.

Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia dikutip oleh kantor-kantor berita mengatakan bahwa gerilyawan-gerilyawan itu tewas dalam operasi keamanan di sebuah hutan yang dilalui oleh jalan raya. Di tempat itu, tiga wisatawan Moskow telah ditembak oleh yang diduga gerilyawan dalam perjalanan ke Elbrus pada Februari lalu.

Penembakan itu telah mengejutkan warga Rusia biasa dan sejumlah pejabat yang sama yang melihat Elbrus sebagai oasis yang tenang di Kaukasus Utara.

Serangan itu juga menekankan masalah keamanan yang meningkat di Kabardino Balkaria, tempat lima kali jumlah serangan pada 2010 dibanding serangan pada 2009, menurut hitungan kementerian dalam negeri Rusia.

Jumlah pemboman di Kabardino Balkaria meningkat tiga kali lipat pada tahun lalu, menurut Kaukasian Knot, portal berita setempat yang mencari dan menemukan korban tewas di Kaukasus Utara. Bisa dikatakan, itu merupakan kecenderungan baru mengingat kekerasan sebelumnya lebih serang terjadi di wilayah seperti Chechnya dan Dagestan.

Sejumlah pemimpin setempat menyatakan campuran manjur dari perselisihan antarsuku, kemiskinan, gagasan Islamisme dan taktik yang canggung dikerjakan oleh badan penegak hukum telah mendorong para pemuda ke tangan gerilyawan yang ingin mencirikan negara Kaukasus raya yang merdeka dari Rusia, demikian Reuters melaporkan. (S008/AK/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

IranTangkap Mata-mata AS

Posted: 10 Jun 2011 06:55 PM PDT

Teheran (ANTARA News) - Iran telah menangkap seorang mata-mata asing yang berencana membentuk jaringan sosial untuk menciptakan kerusuhan sebelum pemilihan anggota Majelis Iran (Parlemen), demikian laporan kantor berita setengah resmi Mehr pada Jumat (10/6), tanpa menyebutkan kapan penangkapan itu dilakukan.

Tersangka tersebut, yang berasal dari salah satu permukiman di Iran, direncanakan menerima jutaan dolar AS dari Amerika Serikat untuk satu jaringan sosial, kata Mehr --yang mengutip Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah Iran telah menuduh dinas intelijen Israel dan AS memata-matai program nuklir dan militer Iran.

Kementerian Intelijen Iran mengumumkan pada 21 Mei bahwa kementerian itu telah mengidentifikasi dan melucuti banyak jaringan mata-mata yang memiliki hubungan dengan Badan Intelijen Sentral Amerika Serikat (CIA), dan menangkap 30 mata-mata yang memiliki hubungan dengan Amerika.

Beberapa pejabat nuklir Iran juga telah menuduh Amerika Serikat dan Israel melancarkan serangan maya terhadap komputer pembangkit listrik tenaga nuklir Iran, Bushehr, tapi mereka membantah bahwa telah terjadi kerusakan serius di instalasi itu.

Tiga warga negara Amerika, Josh Fattal, Sarah Shourd dan Shane Bauer, ditangkap di Iran pada 31 Juli 2009 karena secara tidak sah memasuki perbatasan Iran barat dan belakangan didakwa melakukan kegiatan mata-mata.

Pemerintah AS memandang semua tuduhan tersebut sama sekali tak berdasar.

Sarah Shourd dibebaskan oleh jaksa penuntut Teheran pada September dengan jaminan 500.000 dolar AS karena kondisi kesehatannya, sementara dua orang lagi masih ditahan di Iran.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan