Isnin, 9 Mei 2011

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


"Thailand-Kamboja Ingin Damai"

Posted: 09 May 2011 07:44 AM PDT

JAKARTA - Usai pertemuan trilateral antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Menteri Luar Negeri Thailand dan Menteri Luar Negeri Kamboja, memastikan bahwa Thailand dan Kamboja memastikan untuk tetap menyelesaikan masalah konflik mereka dengan cara damai.


Menlu RI Marty Natalagewa menunjukan bahwa pertemuan yang diikuti Menlu Thailand Kasit Piromya dan Menlu Kamboja Hor Namhong ini, menggaris bawahi bahwa kedua pihak benar ingin damai. 


"Pendekatan kami, menegaskan kedua pihak tetap ingin menyelesaikan masalah ini dengan damai, pertanyaan sederhana, tapi prinsipil, digarisbawahi kedua belah pihak, benar mereka ingin damai," menurut Menlu Natalegawa di Jakarta, Senin (9/5/2011).


"Setelah itu kita memetakan permasalahan apa yang dihadapi saat ini, mulai dari MoU, TOR, dan tanpa ingin menampilkan dalam suatu dokumen yang resmi, kami mengidentifikasi, seperti ini permasalahannya, dan bagaimana ini bisa dirancang dalam satu kesatuan program yang bisa diimplementasikan ke depan," lanjutnya.


Suasana negosiasi tersebut menurut menlu berlangsung dengan dinamis. Dirinya menggambarkan bahwa pertemuan memang sempat memanas. Namun Indonesia yang saat ini bertindak sebagai fasilitator, dapat mencairkan suasana pertemuan.


"Suasana sempat kaku, masih dalam posisi dasar masing-masing. Indonesia pun menampilkan konsepnya, kami pun pindah ke ruangan lain, ditambah lapis legit dan teh. Alhamdullilah, hasil yang dicapai lebih baik dari yang diharapkan. Kita lihat perkembangannya dalam satu-dua hari ke depan," tutur menlu.


Saat ditanya apa antisipasi untuk skenario terburuk bila negosiasi gagal, menlu melihat dinamika di dalam negeri masing-masing bisa membawa dampak pada proses ini. Namun dirinya diberikan penegasan dari kedua negara, bahwa mereka akan menyelesaikan masalah dengan damai.


"Menurut saya, tidak ada sub region yang kebal dari masalah bahkan negara yang paling maju, demokratis, bahkan di negara-negara eropa. Tapi kita berusaha sebaik-baiknya, diplomasi tidak hanya soal sanksi atau tekanan, tapi juga dorongan," tegas mantan Duta Besar Indonesia untuk Inggris tersebut.


Menlu pun memastikan bahwa telah dicapai konsensus antara para menteri, intinya menentukan bagaimana pihak yang bertikai bisa menggulirkan proses ke depan termasuk juga proses penggelaran peninjau Indonesia. 


"Ada tiga tahap, persetujuan dari General Border Committte, pertemuan GBC pelaksanaan itu sendiri dan hasil-hasil serta deployment dari tim peninjau Indonesia," ucap menlu. 


Ketika dikaitkan mengenai konflik ini dapat mengganggu proses komunitas ASEAN 2015, menlu mengatakan masalah ini sudah ada sejak dahulu jauh sebelum ASEAN ada. Namun bila ASEAN tidak bertindak justru akan mengukuhkan sebagai organisasi tidak relevan. 

(faj) Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Wanita Asia Tenggara Tuntut Persamaan Hak

Posted: 09 May 2011 04:07 AM PDT

JAKARTA – Banyak wanita di Asia Tenggara menghadapi diskriminasi dan ketidaksamaan dalam hak. Hal ini disebabkan masih adanya sistem patriarki dalam keluarga, masyarakat dan negara yang menghadang wanita mendapat persamaan hak.
 
Hak asasi bagi wanita Asia Tenggara juga terkait dengan kurangnya pengakuan atas hak asasi mereka untuk persamaan dan tidak didiskriminasi, bebas dari kekerasan dan paksaan, memiliki hak untuk mengatur hidup mereka, dan diakui sebagai pemimpin perubahan dalam masyarakat.
 
Oleh karena itu, dalam pernyataan tertulis yang diterima okezone, Senin (9/5/2011), Southeast Asia Women's Caucus meminta partisipasi dan representasi substantif dan berarti dari seluruh proses dan struktur ASEAN, khususnya Komisi ASEAN untuk Peningkatan dan Perlindungan Hak Asasi Wanita dan Anak-anak, juga Komisi Antar-Pemerintahan ASEAN untuk Hak Asasi Manusia.
 
Mereka juga mendesak komitmen dari negara-negara anggota ASEAN untuk mengakhiri impunitas dan menjunjung tinggi hak asasi bagi semua pembela hak asasi manusia, khususnya pembela hak asasi wanita.
 
Selain itu, mereka juga meminta perlindungan hak bagi kaum lesbian, biseksual, dan transgender. Mereka juga mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk memastikan perlindungan pekerja domestik dan migran di wilayah ASEAN, khususnya wanita yang menjadi mayoritas dalam pekerja ini.
(rhs)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan